31

143 8 0
                                    

Part ini sedikit mendapat inspirasi dari cerita 3600 detik.

Ririn dan Selena telah resmi menjadi teman. Ririn sangat menyukai sikap Selena yang sekarang, ia menjadi lebih perhatian. Ketika ada yang mengganggu Ririn, Selena lah yang memberikan pelajaran kepada orang itu.

Waktu telah berlalu dan rambut Ririn pun telah tiada. Ririn terpaksa menggunakan topi di kelasnya.

Awalnya, teman sekelas Ririn menertawakannya. Tetapi setelah di marahi oleh Selena (ketua kelas mereka), tidak ada yang berani mengejek Ririn lagi.

Ririn telah melakukan kemoterapi 3 kali. Sekarang kondisi Ririn sudah semakin memburuk. Ia bahkan sangat sering tidak masuk sekolah, karena harus di rawat di rumah sakit.

Ririn selalu berfikir bahwa hidupnya hanya tinggal beberapa bulan lagi. Itulah yang membuatnya selalu menangis sendirian.

John yang mengetahui itu, tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya bisa meneteskan matanya ketika melihat Ririn kesakitan.

Teresa yang biasanya sangat bawel, akhir-akhir ini menjadi pendiam. Ia sangat sedih melihat kakaknya sering kali terbaring lemas di rumah sakit.

John memberitahu Teresa bahwa Ririn akan baik-baik saja. Tetapi Teresa tidak bodoh, ia tau kondisi kakaknya.

Sejak dua minggu lalu, Jenich sering kali duduk di sofa dengan pandangan kosong. Ketika Willy menenangkannya, ia hanya bisa terdiam.

Rumah menjadi sangat sunyi. Mereka sangat terpukul melihat keadaan Ririn. Willy pun berharap anaknya bisa sembuh, namun harapan itu tidak bisa terkabul.

Ririn menghapus air matanya, lalu mengangkat sambungan hpnya yang berdering sejak tadi.

"Ya?", ucap Ririn dengan suara parau.

"Ini Roy. Kau ada waktu luang hari minggu ini?", tanya Roy.

"Ada," jawab Ririn singkat.

"Baiklah, jam 11 pagi kujemput ya. Selamat malam," ucap Roy.

Tanpa menjawab, Ririn mematikan sambungan telepon. Ririn sudah tidak bersemangat untuk melakukan apapun. Ririn pun memilih untuk tidur.

-----

Hari minggu telah tiba, Ririn berjalan keluar rumah ketika mendengar suara klakson mobil Roy.

Roy keluar dari mobil lalu membuka pintu untuk Ririn. Ririn masuk ke dalam mobil Roy, dan Roy langsung menutup pintu mobilnya.

Roy berjalan memutari sisi depan mobilnya, lalu masuk melalui pintu kemudi.

"Mau kemana?", tanya Ririn setelah beberapa menit terdiam.

"Kita pergi makan dulu, ya?" tanya Roy.

"Terserah kau saja," jawab Ririn dengan lemas.

Roy membawa mobilnya ke arah rumah makan yang tidak jauh dari rumah Ririn.

Roy memarkirkan mobilnya, lalu keluar dan membukakan pintu untuk Ririn.

Roy melihat Ririn masih terdiam dengan pandangan kosong ke depan.

"Rin," panggil Roy sambil memegang bahu Ririn.

Ririn tersentak, "Oh ya. Maaf."

Setelah Ririn keluar dari mobil, Roy menutup pintu mobil lalu menguncinya. Roy menggenggam tangan Ririn lalu membawanya masuk ke dalam restoran.

You Are My Happy EndingWhere stories live. Discover now