15

112 6 0
                                    

"Hei cabe! Kamu sengaja kan sok lemah biar bisa deket sama Moore? Biar kamu dianter jemput sama Moore? DASAR CABE!!", Selena membentakku.

Aku menebak kalau Moore itu adalah Ferdinand. Aku tidak tau dia dipanggil Moore karena selama ini aku memanggilnya Ferdi.
Aku sudah tidak bisa menahan emosi. Aku melihat mata Selena dan 'plakkk' aku menampar Selena.
Semua langsung terkejut dan kembali ketempatnya semula karena tidak ingin ikut campur.

"Apa kamu bilang? Cabe? KAMU YANG CABE TAU GAKKK!?!?"

"Heiii berani sekali kamu menampar aku dengan tangan kotormuuu!!"

"Terus kenapa? Kamu mau mengadukannya ke kepala sekolah? Ayo cepat kita kesana! Kita lihat siapa yang salah!"

"Ya jelas kamu dong yang menang, karena kamu PENYAKITAN!!"

"CABE!!"

"APAAA!?!? ULANGI SEKALI LAGI!!"

"C A B E! CABE!"

Tiba tiba, ketika Selena ingin menamparku, Ferdi menghentikan gerakan tangan Selena. Kenapa dia masih disini?

"Cukup!", kata Ferdi.

Seluruh isi sekolah melihat kejadian ini. Aku sungguh malu.

"Apa apaan sih Sel. Bisa gak sih sehari aja gak nyusahin orang?", kata Ferdi membela aku(?).

"Ee eeem eeeemmm.. So.. Sorry banget... A.. Aku.. G.. Gak.. Bermaksud buat.. Me.. Menamparnya", kata Selena.

"Jangan kamu kira aku gak tau ya! Aku lihat semuanya daritadi!"

"Sudahlah Fer. Lebih baik kamu pergi aja. Aku gakpapa. Pergilah kesekolah nanti kamu telat", kataku.

Ferdinand Moore
Karena aku tau aku bakal membuat keributan lebih dari ini, jadi aku menuruti perkataan Ririn.
Aku langsung pergi kemobil tempat supirku menunggu tanpa berkata kata lagi pada siapa pun.

Cathrine
Setelah Ferdi pergi, bel masuk kelas pun berbunyi. Ditengah tengah pelajaran, tiba tiba ada pengumuman.

"Selena dari kelas 9B dan Cathrine dari kelas 9E, mohon ke kantor TU sekarang! Saya ulangi, Selena kelas 9B dan Cathrine kelas 9E, mohon ke kantor TU sekarang! Terima Kasih"

"Huhh.. Kenapa ini bisa terjadi padaku.. Padahal tadi pagi aku sudah senang.. Dasar perusak kebahagiaan orang!!", kataku dalam hati.

Aku langsung meminta ijin kepada guru yang saat ini sedang mengajarku. Setelah di ijinkan, aku langsung pergi ke kantor TU. Didepan kantor aku sudah mendengar suara Selena yang besar itu. Aku langsung saja kedalam kantor.

"Dia yang salah pak! Bapak harus percaya padaku!", teriak Selena.

"Kita bahas setelah Cathrine datang dulu."

"Permisi pak", kataku mencairkan suasana.

"Ya silahkan duduk Cathrine."

Aku duduk disebelah Selena.

"Tadi saya dengar, katanya sampai ada anak murid sekolah lain yang ikut campur ya karena pertengkaran kalian? Sekarang coba kalian jelaskan apa yang terjadi. Selena kamu duluan yang jelaskan.", kata pak guru.

"Gini lohh pakkk.. Dia itu tadi pagi sombong banget pak karena dianter sama pangeranku.. Ya jelas dong aku marah sama dia."

You Are My Happy EndingWhere stories live. Discover now