7

285 19 2
                                    

Sesampaiku ditaman.. Tanpa kuduga aku beneran bertemu dengan Roy. Sungguh sebuah keajaiban.

Aku melihatnya sedang duduk dikursi taman dan tiba tiba dia melihat kearahku. Dia pun tersenyum.

"Cathrine ya? Sudah 2 minggu lebih kita tidak bertemu. Apakah balon itu sudah pecah?", kata Roy sambil melihat kearahku.

Aku pun mendekatinya.

"Iya aku Cathrine. Balon itu barusan saja pecah dan aku beneran bertemu denganmu. Kau pesulap?", kataku heran.

Dia pun tertawa.

"Itu hanya keajaiban. Keajaiban bisa datang dan pergi kapan saja. Dan aku percaya adanya sebuah keajaiban yang membuat kita bisa bertemu lagi disini. Kau kenapa bisa disini? Kau sakit apa?", katanya.

"Aku tidak percaya adanya keajaiban. Jika benar adanya sebuah keajaiban, kenapa keajaiban itu tidak membuatku sembuh dari penyakitku sejak dulu. Aku punya penyakit kanker otak. Dokter bilang dalam beberapa hari ini rambutku akan rontok. Aku tidak tau harus berbuat apa. Aku seperti sudah dekat dengan kematian", kataku hingga meneteskan air mata.

Dia menyuruhku duduk disampingnya. Aku pun duduk dan menangis.

"Kau harus percaya adanya keajaiban. Kau harus yakin kalau kau akan sembuh", katanya.

Aku pun menghapus air mataku.

"Tanganmu kenapa? Apakah tanganmu patah?", tanyaku padanya.

"Tanganku tidak patah. Hanya saja terkilir pada saat aku jatuh dari motor. Kata dokter untung aku cepat dibawa kerumah sakit. Kalau tidak mungkin tanganku sudah patah. Aku percaya aku akan sembuh. Keajaiban pasti akan datang", katanya.

"Ya iyalah tanganmu hanya terkilir, yah pasti akan sembuh. Itu bukan keajaiban.. Aku mulai sedikit percaya adanya keajaiban. 5 hari yang lalu aku berulang tahun. Papaku pulang. Sudah cukup lama aku tidak melihat Papaku lagi dan dia datang dihari ulang tahunku. Aku senang sekali. Aku kira Papa tidak akan pulang. Setiap kali aku menelepon, selalu alasannya Papa sibuk. Apakah itu keajaiban? Aku rasa iya. Itu ajaib. Papa diizinkan pulang padahal biasanya tidak. Bagiku, Keajaiban itu hanya datang sekali seumur hidup", kataku.

"Keajaiban bisa datang kapan saja jika kau benar benar percaya", katanya sambil tersenyum kearahku.

Didalam hati aku bertanya tanya kenapa aku bisa sedekat ini dengan laki-laki. Dan tanpa kusadari aku bertanya pertanyaan aneh.

"Apakah dekat dengan lawan jenis itu keajaiban?"

"Tidak Rin. Itu banyak terjadi dan bukanlah keajaiban. Jika kau merasa nyaman bersama seseorang lawan jenis, itu adalah perasaan cinta. Kau percaya dengan adanya cinta?", katanya.

"Aku tidak percaya. Itu omong kosong. Aku sangat membenci laki-laki", kataku.

"Kenapa kau membenci laki-laki? Mereka tidak bersalah, hanya beberapa orang laki-laki yang tidak gentle, dan kekanakan yang akan menyakitimu", katanya.

Aku menceritakan soal XX pada Roy. (Lihat yang ke 4!)

"Dia hanya anak kecil pada saat itu. Dia yang belum mengerti cinta mengatakan seperti dia mengerti apa yang dimaksud. Cinta itu tidak saling menyakiti. Dia hanya senang melihatmu dan salah mengartikan kalau itu cinta. Itu hanya perasaan suka. Suka bisa berubah menjadi tidak suka, tetapi cinta tidak akan pernah bisa berubah", katanya.

Aku bingung kenapa dia bisa bijak sekali.

"Aku tidak percaya adanya cinta. Laki-laki tidak ada yang setia. Mereka sama saja seperti sampah yang tidak digunakan lagi", kataku.

"Kau tau.. Sejak kelas6 SD, baru kali ini aku dekat dengan laki-laki", lanjutku.

"Itu hanya instingmu. Kau cantik dan hatimu juga cantik. Mungkin akan banyak laki-laki yang akan mendekatimu jika kau tidak membuat dinding pemisah dengan mereka", katanya.

Aku terkejut ada laki-laki yang bilang kalau aku cantik.

"Apa kau mempunyai teman?", tanyanya.

"Aku tidak mempunyai teman", kataku.

"Apakah aku boleh menjadi temanmu?", tanyanya sambil melihat kearahku.

Entah kenapa aku jadi ingin berteman dengannya juga.

"Ya. Kau teman pertamaku sejak kelas 6SD. Terima kasih sudah mau menjadi temanku", kataku.

"Sama sama Rin. Aku juga tidak punya teman", katanya.

"Kau kelas berapa? Sekolah dimana?", tanyaku lagi.

"Aku kelas 10 di SMA Cendrawasih. Kalau kau?", katanya.

"Aku kelas 8 di SMP Melati", jawabku.

"Btw aku ke dalam dulu ya, sepertinya kakak mencariku. Duluan ya", kataku sambil melambaikan tangan.

"Iya...", katanya sambil melambaikan tangan juga.

*****

Akan di revisi kalau sempat :v

Btw baca ceritaku yuk. Cerita fantasi (on going - update setiap hari). JUDULNYA The Destiny of Photographer. Butuh saran dan kritiknya ya, jangan lupa vote :)

Thanks❤

You Are My Happy EndingHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin