22

74 6 0
                                    

Aku berjalan ke arah pintu ruangan tempat Roy dirawat. Kubuka pintu itu tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Mohon maaf, saya Ferdinand. Apakah ibu ini adalah ibu dari Roy?", ucapku langsung setelah aku masuk ke ruangan Roy.

"Ya. Dengan saya sendiri. Ada urusan apa anda memanggil suami saya?", ibu Roy terlihat tidak senang.

"Saya tidak ada maksud apapun. Bisakah ibu ikut saya?", tanyaku langsung.

"Kamu mau bawa saya kemana? Saya tidak ada waktu untuk main2 nak."

"Saya mohon, bu" kataku memohon.

"Baiklah. Tapi saya tidak bisa lama. Saya harus menjaga Roy," ibu Roy berdiri dan mengikutiku keluar kamar.

Tiba2 ayah dari Roy dan Ririn masuk ke dalam ruangan, dan ia bilang bahwa ia ingin berbicara sebentar dengan ibu Roy. Aku disuruh untuk keluar dari ruangan itu menunggu mereka.

Willy (Ayah Roy & Ririn)
Setelah Ferdinand keluar dari ruangan, aku mengajak Ibu Roy untuk berbicara.

"Ririn sudah tau," itulah kalimat pertama setelah kami berdiam diri selama 2 menit.

"Maksud kamu tau apa?"

"Tentu saja tentang hubungan kita," kataku geram.

Jujur aku tidak mencintai istri mudaku ini. Aku hanya ingin bertanggung jawab soal Roy.

Ibu Roy terdiam sebentar, "Kau tau dari mana?"

"Dari Ferdinand."

"Siapa dia?", Ibu Roy terlihat berpikir sebentar lalu menjawab, "Oh iya. Anak yang di luar itu kan? Kamu percaya sama dia?"

"Tentu saja. Aku ingat bahwa Ferdinand pernah mendekati Ririn pada saat masih SD. Yahhh.. walaupun tidak berakhir baik. Tapi aku merasa akhir2 ini, Ririn mulai dekat lagi dengan Ferdinand."

"Jadi kita harus bagaimana? Kamu tentu saja tidak ingin bercerai dengan istri mu itu kan? Tenang saja, aku yang akan menjelaskannya pada ibu Ririn."

"Aku tidak yakin bahwa ibu Ririn akan menerima ini. Di pikiran ku, ibu Ririn akan marah besar padaku. Jika ia meminta cerai, aku akan melakukannya. Walaupun aku sangat mencintai dia. Sungguh."

"Aku tau bagaimana perasaanmu. Aku minta maaf telah menghancurkan rumah tanggamu, Ly."

"Itu bukan salahmu," kupegang tangan Dessie. Ia tersenyum padaku. "Baiklah, sekarang kita harus bagaimana Des?"

"Kita harus menemui Jenich (Ibu Ririn) sekarang, bersama Ferdinand."

----------

Ferdinand Moore
Sekitar 10 menit, akhirnya ibu Roy keluar dari ruangan. Tetapi ia bilang bahwa suaminya mau ikut menemui ibu Ririn.

Sebelumnya aku telah meminta mama untuk mencari data2 dari ibu Roy. Tapi sebelumnya aku harus mengetahui nama ibu Roy terlebih dahulu.

"Mari ikut dengan saya," ucapku lalu membimbing mereka ke ruangan Ririn.

Jujur aku tidak ingin ini terjadi disaat seperti ini. Aku yakin nanti akan ada kemarahan dari pihak Ririn.

Setelah sampai di depan ruangannya. Aku bertanya apakah mereka sudah siap masuk ke dalam ruangan Ririn. Dan mereka menjawab dengan menganggukkan kepala.

Ku ketuk pintu ruangan tersebut.

"Masuk!", terdengar suara dari Ibu Ririn.

Aku membuka pintu ruangan tersebut, dan disana ada Ririn yang sedang makan. Aku yakin ia tidak akan berselera setelah melihat dengan siapa aku kemari.
Ibu Ririn terlihat menilai penampilan dari Ibu Roy. Lalu kemudian ia tertawa dengan sangat keras.

You Are My Happy EndingOn viuen les histories. Descobreix ara