32

238 10 0
                                    

Willy mendorong hospital bed yang ditempati oleh Ririn.

Jenich, Teresa, dan John berjalan dengan cepat mengikuti kemana suster dan dokter membawa Ririn.

John sangat terkejut ketika tiba-tiba Ririn pingsan di depannya setelah ia pulang. John tidak tau Ririn sedang pergi kemana tadi, tetapi John melihat Ririn tersenyum setelah pulang.

John senang Ririn bisa tertawa seperti biasa, namun yang membuatnya sangat tidak senang yaitu saat Ririn pingsan. John sangat khawatir dengan keadaan Ririn.

Tadi saat Ririn pingsan, ia langsung memanggil ayah dan ibunya. Lalu ayahnya menghidupkan mobil dan membawa Ririn ke rumah sakit.

Sekarang Ririn sedang di tangani di ruangan UGD. Tadi saat baru 5 menit di dalam, Ririn sempat drop. John waktu itu melihat garis lurus di layar yang menunjukkan hembusan nafas Ririn. Jenich langsung menangis saat itu, namun dokter berhasil mengembalikan detak jantung Ririn.

John sudah menelepon Ferdinand dan Roy untuk segera datang ke rumah sakit, tetapi sampai sekarang mereka belum juga menampakkan batang hidungnya.

Tak beberapa lama kemudian, seorang dokter dan dua orang suster keluar dari ruangan UGD. Dokter mengatakan bahwa Ririn hanya akan bertahan selama 4 atau 5 hari.

Willy pergi untuk mengurus administrasi. John, Teresa, dan Jenich masuk ke dalam ruangan Ririn di rawat.

Jenich terlihat sangat terpukul mengetahui umur anaknya hanya tinggal 4 hari. Jenich sangat ingin menukar posisinya dengan Ririn. Ia tidak ingin anaknya kesakitan.

Lima menit kemudian, datanglah Willy bersama Ferdinand dan Roy. Roy dan Ferdinand langsung mendekati Ririn.

Mata Roy memerah menahan nangisnya. Ferdi melihat keadaan Ririn dengan kecewa. Mereka berdua sangat berharap Ririn dapat terbangun sekarang.

Roy terkejut saat mengetahui bahwa Ririn pingsan setelah ia mengantarnya ke rumah. Padahal tadi, Ririn masih bisa bercanda bersamanya.

John memberitahu kepada Teresa dan mamanya untuk tidur di rumah malam ini. John dan papanya yang akan menjaganya.

Jenich terlihat tidak rela, Willy membujuk-bujuk istrinya dengan sangat sabar. Akhirnya Jenich dan Teresa pun pulang dengan Willy.

Di ruangan hanya tinggal John, Roy, dan Ferdinand. Roy dan Ferdinand masih berada di sebelah Ririn setelah John kembali masuk ruangan.

John melihat muka Ririn yang sangat tenang. Ia tidak suka melihat kondisi Ririn, akhirnya John memutuskan untuk ke kantin dan membelikan minuman untuk Roy dan Ferdi.

-----

"Padahal tadi kami baru saja bermain di taman bermain," ucap Roy dengan lesu kepada Ferdi.

"Lalu kenapa ia bisa seperti ini?", tanya Ferdi penasaran.

Roy meneteskan air matanya, "A-Aku tidak tau. Tadi siang Ririn sudah tertawa seperti biasa. Ia sangat bahagia. Tetapi kenapa dia seperti ini sekarang," ucap Roy patah semangat.

Ferdi memegang bahu Roy, "Kita doakan saja agar Ririn cepat sembuh."

Tiba-tiba masuk seorang perempuan dengan pakaian bewarna kuning redup, ia adalah Selena.

"Ririn!", panggil Selena.

"Kenapa ia bisa seperti ini?", ucap Selena lalu menangis.

Ferdi memegang bahu Selena, "Aku tidak tau. Kata Roy ia sudah tertawa seperti biasanya tadi siang."

Selena menutup muka dengan kedua tangannya, "Jangan seperti ini," ucap Selena lemas.

You Are My Happy EndingWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu