9

176 15 7
                                    

"Kamu lagi?"

"Wahh kita ketemu lagi nih.. Jangan jangan kita jodoh? Hahaha"

"Stop deh Fer! I hate u so much u know?"

"Ahh kamu mahhh. Benci benci nanti jadi cinta lohhh hahahaha"

"Apa sih? Sudah deh aku mau kembali kerumah aja"

"Rumah? Ini rumah mu? Kukira kamu sedang jalan jalan nyari aku hahaha"

"Ihh kegeeran banget. Aku sedang nyari Roy bukan kamu."

"Roy? Wahhh.. Pacarmu? Kamu kok berpaling dari aku sihhh??"

"Ihh kamu mahh gak selevel dengan aku! Dan lagi, Roy bukan pacarku! Dia orang gila yang memberikan aku balon. Pliss deh kamu pergi aja."

"Wahh kamu cari orang gila? Hahaha. Nanti kamu juga gila lohhh"

"Bisa diam gak si? Kamu pergi deh cepat sebelum aku lemparin sepatu nihh!"

"Yaudah deh. Kamu kejam amat deh pake acara lempar sepatu segala. Sampai ketemu lagi yaa. Bye!"

"Ya. Semoga aku gak ketemu kamu lagi. BYE!!"

Btw kenapa aku ketemu dia bukan ketemu Roy? Hahaha. Sudah kubilang keajaiban itu tidak pernah ada.

"Gimana Rin? Ketemu?", kata kak John.

"Gak! Dan aku malah bertemu dengan Ferdinand. Menyebalkan!"

"Hahahaha mungkin sebentar lagi kalian akan bertemu."

"I don't know and I don't care!"

"Ririn jadi jutek dehh gara gara ketemu Ferdi hahahaha"

"Diam deh kak! Lagi bete nihh."

Aku pun masuk kekamarku lagi dan aku melihat ternyata balon yang diberikan Roy tidak pecah. Kenapa bisa begitu? Apa dia benar pesulap? Tadi jelas jelas aku melihat balonnya pecah. Abaikan deh.

Ketika aku mau naik ke tempat tidur, Mama memanggilku untuk makan. Dan aku baru ingat kalau aku belum makan. Aku ke meja makan. Kami akhirnya makan bersama lagi. Aku, Teresa, kak John, Mama, dan Papa. Setelah makan siang papa akan pergi. Kami sekeluarga akan pergi ke bandara bersama untuk mengantar Papa.

Setelah makan, Papa dan Mama ke kamar untuk membereskan barang yang perlu Papa bawa. Aku, Teresa, dan kak John duduk di ruang tamu. Setelah membereskan barang bawaan Papa, kami pun pergi kebandara.
Ketika sampai disana, aku menangis karena aku tau Papa akan sangat lama pulang kerumah lagi. Papa sudah berada didalam pesawat. Aku hanya bisa mengeluarkan air mata dan berkata, "Jaga kesehatan ya Pa!"

Kami pun kembali kerumah. Karena aku bosan dan aku tau aku bakal menangis kalau dirumah, aku pun pergi ke mall. Karena jarak rumahku kesana tidak terlalu jauh, aku pergi jalan kaki.

Ketika sampai disana, aku mendengar teleponku bergetar. Ternyata kak John yang menelepon.

"Hallo? Ada apa kak?"

"Balon yang diberikan Roy itu pecah saat aku melewati kamarmu. Kata Ririn balonnya sudah pecah? Tapi baru saja pecah kok.."

"Apa? Yang benar?"

"Iya.. Buat apa kakak bohongi Ririn?"

"Oke deh kak. Sudah dulu ya. Aku akan melihat apakah keajaiban itu beneran ada hahaha. Bye kak."

"Oke Rin. Salam buat pacarmu ya. Bye."

"Hey dia bukan pacarku kak!", teleponnya dimatikan oleh kak John.

Terserah deh.. Aku mau cari dia aja. Tapiii.... Disini banyak orang. Gimana aku bisa mencarinya?
Aku duduk dibangku depan toko roti. Tiba tiba ada cowok duduk disebelahku..

"Haii.. Apa kabar?"

"ROY!?"

"Ya?"

"Oh My God. Kenapa keajaiban benar benar ada?"

"Hahaha. Kan sudah kubilang kalau keajaiban itu benar benar ada."

"Sesuai janjinya. Apa alamat emailmu?"

"Huhh.. Aku masih tidak percaya bisa bertemu denganmu."

"Ayolah cepat, apa alamat emailmu?"

"cthrntan111@gmail.com"

"Ok.. Makasih ya. Mulai sekarang kita bisa ketemuan terus. Kalau kamu mau ketemu aku, kamu bisa email aku. roy200400@gmail.com"

"Makasih."

"Kamu ada waktu luang? Mau kerumahku? Akan kuperkenalkan dengan orang tua ku, 'Temanku satu satunya' hahahahaha"

"Hmm okedeh. Rumahmu dimana Roy? Jauh? Aku gak bawa kendaraan nihh"

"Aku bawa mobil kok. Kamu ikut aku aja, nanti pulangnya aku antar."

"Okedeh aku ikut aja"

Aku pun masuk ke mobil Roy. Ketika sampai dirumah Roy, aku terkejut karena rumahnya sangat besar. Seperti istana.

"Mamaaaaa....???"

"Ya Royyy?? Tungguuuu!!", kata Mama Roy.

"Ma.. Kenalkan ini Cathrine. Dipanggil Ririn."

"Cathrine tante."

"Ooo iyaaa silahkan masuk."

"Makasih tante."

"Ayo Rin duduk disini", kata Roy.

"Ya makasih Roy", kataku.

"Kamu temannya Roy ya? Baru kali ini tante lihat dia bawa teman kerumah", kata Mama Roy.

"Oh ya tante? Selama ini Roy tidak punya teman?"

"Ya. Dia selalu merasa tidak cocok dengan temannya"

Kami pun saling bercerita.

"Hmm.. Tante?"

"Ya? Ada apa?"

"Ini sudah sore. Aku mau pulang kerumah. Aku takut nanti Mama mengkhawatirkanku."

"Oo gitu. Iyadeh. Lain kali datang lagi ya! Roy. Antar dia!"

"Ya tante makasih"

"Aku pulang dulu ya tante."

"Iya. Hati hati dijalan ya."

"Iyaa."

Aku pun naik kemobil Roy lagi. Ketika sampai dirumah..

"Makasih ya Roy. Mamamu baik sekali"

"Iya sama sama. Mama mungkin senang melihatmu."

"Hahaha. Aku masuk ya. Kamu hati hati dijalan!"

"Ya makasih. Aku pergi dulu ya. Bye"

"Bye"

Aku pun masuk kedalam rumah. Ketika aku ada diruang tamu, Mama melihatku dan aku pun dimarahi.

"Kemana saja kamu!?"

"Aku kerumah temanku ma."

"Pergi dari tadi siang dan baru pulang!? Kamu kira kamu sehat sehat saja!? Pikir kondisimu gimana! Kalau kamu sakit lagi, mama yang repot!! Jangan pergi pergi lagi tanpa seijin mama! Bilangnya mau pergi ke mall tapi malah pergi kerumah teman. Lebih baik kamu belajar dari pada main sama temanmu!"

"Mama selalu saja begitu. Aku cuma pergi sebentar Mama bilangnya lama. Aku hanya ingin mencari hiburan Mama marah. Kirain aku gak keluar, Mama suruh aku cari kegiatan biar banyak gerak. Mau Mama aku gimana sih? Aku sudah besar ma, aku bisa jaga diriku sendiri!"

"Wahh kamu sudah hebat? Sudah berani melawan Mama?"

"Terserah Mama deh. Ririn mau kekamar aja"

Aku menangis didalam kamar. Aku tidak tau harus berbuat apa, tadi aku hanya ingin mencari hiburan saja agar aku tidak menangis didalam rumah.

*****

Akan di revisi kalau sempat :v

Btw baca ceritaku yuk. Cerita fantasi (on going - update setiap hari). JUDULNYA The Destiny of Photographer. Butuh saran dan kritiknya ya, jangan lupa vote :)

Thanks❤

You Are My Happy EndingWhere stories live. Discover now