11

122 12 1
                                    

Tiba tiba mataku sakit. Mungkin hanya debu. Aku langsung mengusap, dan mengerjap-ngerjap mataku. Samar samar aku melihat Roy bersama seorang cewek(?) Yaa Tuhannnnnn.... Roy bersama seorang cewek? Haha ternyata dia dan mama nya berbohong padaku. Bilangnya aku teman satu satunya, teman pertamanya, tau taunya? Dasar! Semua cowok sama saja. Pembohong! Dasar brengsek!

"Fer.."

"Ya?"

"Pulang yuk. Aku capek"

"Tapi kan belum jam 8 Rin, katanya sampai jam 8. Makananmu juga belum kamu sentuh"

Tanpa kusadari air mata mengalir dipipiku.

"Heii Rinnnn.. Kamu kenapa?? Ada yang salah?? Sorry aku memaksamu. Iya iya kita pulang ya"

Ferdinand Moore
Aduh gimana nih. Kenapa Ririn tiba tiba menangis? Aku jadi merasa bersalah karena memaksanya makan malam bersamaku.

"Sebentar ya Rin, aku mau bayar dulu"

"Ya", Ririn menjawab sambil terisak.

Cathrine
"Sudah Rin, ayo kita pulang"

Aku dan Ferdi pun melangkah keluar berjalan menuju parkiran mobil. Saat aku sedang membuka pintu mobil, kulihat Roy sedang berdiri di depan pintu resto. Lalu kulihat Roy melangkah dengan cepat ke arahku.

"Cepat Fer", kataku ke Ferdi

"Baiklah"

Supir kami baru menghidupkan mobil. Roy pun mengetuk-ngetuk kaca jendela mobil Ferdi di sebelahku.

"Ririn!! Ririn!! Cepat buka dulu aku bisa jelaskan semuanya", teriak Roy sambil mengetuk kaca jendela terus menerus saat melihat aku menangis.

"Jalan pak", kataku ke pak supir.

"Tapi neng..."

"Sudah jalan saja pak", kata Ferdi membelaku.

"Baiklah tuan"

Setelah mobil berjalan, kulihat Roy hanya berdiri diam sambil melihat mobil Ferdi pergi. Aku hanya diam saja sambil menghapus air mataku.

"Dia siapa? Pacarmu?", kata Ferdi.

"Dia bukan siapa siapa."

"Kamu bisa cerita padaku kalau kamu punya masalah."

"Hmm.. Aku pernah bilang padamu bukan, kalau saat itu aku sedang mencari orang gila yang memberiku balon?"

"Ya pernah. Saat aku bertemu denganmu didepan rumahmu itu kan?"

"Ya. Dan cowok yang tadi itu orangnya"

"Hahhh?? Terus kenapa dia bilang kalau dia bisa jelaskan semuanya?"

"Dia bilang padaku kalau aku teman pertamanya, maksudnya teman satu satunya yang dia punya. Tapi kulihat tadi dia bersama seorang perempuan cantik. Aku tidak tau apa yang akan dia jelaskan. Intinya aku sudah tidak percaya lagi sama yang namanya cowok"

"Tapi kulihat kamu sudah mulai percaya sama cowok"

"Maksudnya?"

"Buktinya kamu percaya sama aku kan? Makanya kamu mau menceritakan soal dia ke aku", kata Ferdi sambil sedikit tersenyum.

"Sudah sampai neng", kata pak supir.

"Tidak. Aku masih tidak percaya sama cowok. Tapi, terima kasih untuk hari ini", kataku lalu membuka pintu mobil Ferdi.

"Heii.. Tungguuuu"

"Ya?"

"Aku sudah jadi temanmu bukan?"

You Are My Happy EndingWhere stories live. Discover now