Aku tersenyum pada mereka, "Oh... Baiklah, aku pergi dulu ya."

Roy cemberut lagi, "Kenapa cepat sekali?"

Aku berpikir sejenak, "Aku kesini sekalian untuk mengecek kondisiku. Aku sudah lama tidak mengeceknya dengan dokter pribadiku."

Ani terkejut, "Wah, kau sakit apa?"

Aku terdiam sejenak, "Hmm.. Sejak kecelakaan, kepalaku sering sakit" aku berbohong.

"Oh ya? Hmm.. Baiklah, kau harus menemuinya kan?"

Aku tersenyum pada Ani, "Ya, aku permisi dulu. Semoga cepat sembuh Roy."

Roy menarik ujung bajuku, "Apakah kau akan kesini lagi besok?"

Aku berpikir sejenak, "Bukankah ada Ani yang menjagamu?"

"Hmm.. Aku ingin kau yang menjagaku besok. Gimana? Kau mau?", tanya Roy sedikit memaksa.

Aku menghela nafas, "Baiklah, aku akan kesini besok pagi."

Mata Roy terlihat berbinar bahagia, "Baiklah, terima kasih. Hati2 dijalan, ya!"

Ani mendengus kesal, "Kau tidak ingin aku yang menjagamu?"

Roy menoleh kearah Ani, "Bukan begitu, aku hanya ingin waktu bersama Ririn. Tidak apa kan? Kau kan akan menjagaku hari ini."

Ani menghela nafas, "Baiklah. Ririn pasti bisa menjaga sikapnya karena tau kita akan menikah. Bukankah begitu Rin?"

Kulihat Ani tersenyum sinis kepadaku. Ada apa dengannya? Apakah dia cemburu?

"Tentu saja. Aku tidak mungkin menggodanya setelah tau bahwa kalian akan menikah. Aku hanya menganggap Roy teman. By the way, kapan kalian akan menikah? "

Ani tersenyum miring, "Setelah kami lulus SMA, kami akan sama2 kuliah di Amerika. Lalu setelah kuliah, kami akan menikah disana."

Aku terkejut mendengar informasi itu, "Pindah ke Amerika? Kenapa?"

"Ibuku ingin kembali ke Amerika," kali ini Roy yang menjawab.

Ani menatapku, "Aku akan mengundangmu ke acara pernikahan kami nanti. Jangan dipikirkan, masih lama."

"Baiklah, aku harap kalian bahagia."

Setelah mengucapkan itu dan bilang bahwa aku ingin bertemu dokter, aku keluar dari ruangan Roy.

Aku melangkahkan kakiku keluar rumah sakit untuk mencari kak John.

"Kak John. Ayo! Sorry kakak jadi menunggu lama."

Kak John memegang kedua bahuku, "Tidak apa2. Bagaimana? Kau telah memberi tau Roy?"

Aku menghela nafas, "Belum, Ani ada disana tadi."

Kak John mengeraskan rahangnya, "Dia ada disana? Uhhh aku sangat ingin membunuhnya sekarang."

Aku tersenyum pada kak John, "Tenanglah kak. Ayo kita ke ruangan dokter Selyna."

Kak John menghela nafas, "Baiklah, ayo!"

Kami berjalan beriringan ke ruangan dokter Selyna. Kami menaiki lift karena ruangannya ada di lantai 3.

Setelah berada di depan pintu ruangan dokter Selyna, kak John mengetuk pintu tersebut.

Tok.. Tok.. Tok..

Dokter Selyna membukakan pintu untuk kami.

"Oh kalian sudah datang. Silahkan masuk!"

Kami memasuki ruangan dokter Selyna. Ruangannya bercat putih kekuningan. Di sebelah kanan ruangan ada sofa, tempat aku biasanya mengeluh soal penyakitku.

You Are My Happy EndingWhere stories live. Discover now