Sparkling Strawberry (1)

748 87 0
                                    

Akhir pekan, waktu yang dikatakan Angel pada Becca beberapa hari lalu. Waktu yang akan digunakan Angel untuk membuang bayi mereka. Sejak pagi suasana hatinya memburuk. Elliot terus mondar-mandir mengelilingi ruangan. Berhenti sesaat jika pikirannya kembali penuh.

"Apa yang harus kulakukan?" gumamnya berulang-ulang.

"Kamu tinggal datangi dia!" Becca tiba-tiba bersuara. Jelas sekali tampak lelah sejak tadi memandanginya yang terus aja mondar-mandir. "Memang apalagi yang bisa kamu lakukan?"

"Dia tidak akan mau menemuiku." Elliot kembali beralasan. "Aku bahkan gagal menarik minatnya setelah menyetujui untuk menjadikan Kiandra jadi supplier dessert sampai enam bulan ke depan di hotelku."

"Kok dibahas lagi? Bukannya kamu bilang kamu tulus melakukannya, untuk menebus rasa bersalah dan merasa Kiandra juga berharga?"

"Iya sih."

"Nah, lupakan soal itu dan lakukan hal yang perlu kamu lakuin, El."

"Iya, aku tahu. Tapi, apa yang harus kulakukan, Be? Apa aku harus menyerah?"

"Temui saja dia. Setidaknya kamu berusaha, Sir!" Becca mengangkat bahu dengan gemas.

"Apa yang harus kuusahakan, semua hal yang kuinginkan itu menyangkut hidup Angel. Tapi, aku enggak mau mencampuri hidupnya, mengaturnya lalu mendikte." Elliot kembali beralasan.

"Meski begitu, kamu berhak pada kehidupan lain yang kini masih tumbuh di dalam tubuh Angel. Meski Angel menolakmu, tapi kamu ayah bayi itu, El."

"Tapi, aku akan jadi orang yang egois."

"Lalu kamu pusing sendiri sekarang? Kalau genting begini untuk apa kamu berpuisi, memangnya kamu pujangga? Kamu ini pengusaha jadi usahakan hal yang kamu inginkan."

"Ini namanya pengertian." Elliot mendengkus sebal mendengar cibiran yang dilontarkan Becca

"Kalau Angel mengerti, kalian juga saling sepakat, maka itu namanya pengertian." Becca mengibaskan rambut pendeknya lalu kembali menatap layar kaca.

"Lalu aku harus bilang apa padanya? Tolong lahirkan anakku, begitu?"

"Ya."

"Konyol! Itu sama saja dengan memintanya bunuh diri. Dia akan melalui banyak kesulitan jika mengikuti kemauanku," tukas Elliot.

"Terus kamu mau apa? Tetap berpuisi dan jadi lelaki melankolis?"

"Be, dia bisa mati."

"Kalau kamu takut dia bunuh diri, ya sudah duduk saja. Jangan lakukan apa pun!"

"Becca!"

"Tidak usah memekik, suaramu kurang melengking!" cibir Becca kejam.

"Aku serius, Becca!"

"Tolong dicatat, aku juga serius dari tadi!"

"Kalau begitu apa yang harus kulakukan?"

"Ya, bilang padanya kalau kamu menginginkan anak itu. Biarkan dia menunggu setidaknya tujuh bulan ke depan. Soalnya kan bayi tidak bisa keluar dari rahim sebelum waktunya lalu kita tanam di dalam pot hingga bertunas, kan? Angel pasti mengerti, kan dia wanita."

"Tapi, dia yang akan menderita. Apa adil menurutmu kalau aku melakukan semua ini demi anakku?" Elliot masih bimbang.

"Hei, itu anak kalian, terlepas kamu memperkosanya atau tidak malam itu, toh sekarang sudah jadi seorang anak, kan? Anak tidak akan terbentuk tanpa penyatuan sel sperma milikmu dan sel telur miliknya. Oke, kamu bersalah sudah melecehkannya malam itu, tapi menyalahkanmu sepenuhnya soal kehamilan itu juga agak aneh. Kenapa Angel tidak menyalahkan sel telurnya saja, kan sebagian juga salah rahimnya."

Better Than Almost AnythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang