S'More Bark

710 100 0
                                    


Angel terpaku di tempat saat bibir Elliot memulas pipinya. Rasa hangat itu masih terasa di sana. Menjalarkan rasa hangat yang lain. Hangat yang berubah menjadi panas hingga ke telinga. Dia menoleh dan memelototkan mata. Menatap Elliot dengan kemarahan yang mungkin terlihat akan meletup di dalam kedua bola matanya.

"Apa yang—"

"Kalian sudah masukkin kuenya ke dalam oven?" Suara Becca terdengar mendekat.

Suara itu memecah kemarahan yang nyaris saja terlontar dari bibir Angel. Sementara itu, Elliot berdeham pelan memalingkan wajah menatap langit-langit. Sepertinya sedang berpura-pura tidak mengingat kejadian barusan.

"Sudah. Apalagi yang akan kita kerjakan?" Angel berbalik menatap Becca.

"Menurutmu kalau ini bagaimana?" Becca mendorong buku resep ke arah Angel.

"S'More Bark?" Angel mengerutkan kening.

"Ini sepertinya mudah."

"Manis juga kalau dikemas di dalam cup." Becca menunjuk cup hijau yang berjajar di meja.

Angel menarik napas pelan. "Kalian memang ingin membuat ini, bukan? Jujur sajalah!"

Becca terkekeh. "Kamu cepat tanggap, ya."

Angel melirik arloji di tangannya. Belum terlalu sore dan malam belum akan turun kalau mereka mengerjakan kue ini. Dia menarik buku resep itu mendekat. Jemarinya menelusuri setiap tahap pembuatan.

"Kamu belum pernah membuat ini sebelumnya?" tanya Becca sambil menyiapkan bahan yang diperlukan.

"Belum."

"Kue ini tampaknya enak dan cantik."

Suara Elliot terdengar dari atas. Elliot memang tinggi, kalau berdiri berdampingan, tinggi Angel hanya mencapai bahunya. Napasnya berembus hangat di puncak kepalanya hingga membuat Angel setengah mati menahan dorongan untuk menyerang dagu Elliot dengan kepalanya.

"Kenapa kalian bersikeras untuk membuat kue ini sendiri?"

"Kenapa? Mengherankan?" tanya Elliot.

"Iya. Jadi apa alasannya?"

"Alasan, ya. Itu hanya alasan...ouch!" Kalimat Becca terputus seketika saat gadis itu mengangkat kaki kanannya. "El!"

"Aku lihat ada nyamuk menempel di celanamu," sahut Elliot santai.

"Nyamuk sekarang menjadi alasan untuk menendang orang. Jenius sekali!"

"Alasan mudah dicari bahkan dari hal yang paling kecil." Elliot mengulum senyum sementara Becca masih terus menggerutu sambil mengusap kakinya.

Saat Angel menoleh, Becca hanya berdeham pelan. Gadis itu sekarang kembali sibuk menatap bahan di meja seolah bahan itu kini bahkan bisa berbincang-bincang. Tidak lama setelahnya, Becca mulai mematahkan batangan-batangan cokelat lalu memasukannya ke dalam wadah. Elliot sibuk membantu temannya itu untuk membuka kemasan cokelat.

"Berapa banyak?"

"Apa?"

"Jumlah yang mau kita buat."

"Dua puluh tujuh, mungkin."

"Sebanyak itu?" Angel kini sibuk membuka kemasan cokelat putih lalu memasukannya ke wadah yang lain. "Untuk apa?"

"Hanya ingin bersamamu lebih lama, Angel." Elliot mengangkat bahu dengan cuek.

Angel menunduk lagi, dia seharusnya sudah terbiasa dengan semua ini. Elliot memang tipe yang akan melancarkan rayuan secara langsung. Berkali-kali dia menjadi korban rayuan maut pria ini. Tapi, ternyata dia tetap tidak kebal rayuan semacam itu. Entah kenapa kata-kata manis yang dilontarkan Elliot padanya selalu bisa membangunkan kupu-kupu bahkan mungkin lebah di dalam perutnya.

Better Than Almost AnythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang