Death By Chocolate

792 100 2
                                    


Elliot menatap sekeliling dengan pandangan seksama. Beberapa wanita tampak mendorong troli dengan berbagai barang di dalam keranjangnya. Dia kemudian mendorong trolinya yang masih kosong melewati bagian sayuran segar dan daging lalu berbelok menuju deretan rak besi yang berisi kardus-kardus bahan untuk membuat kue dan es krim. Dia menghentikan langkah. Menyentuh beberapa barang lalu menaruhnya lagi. Keningnya berkerut, dia tidak mengerti sama sekali. Meski begitu, jemarinya menarik satu kemasan kotak cokelat bubuk setelah memilih dari berbagai merk yang terjajar di rak. Namun, Elliot masih ragu untuk memasukkan kotak itu ke dalam keranjang.

"Belajar memasak?"

Elliot terkesiap ketika mendengar suara seseorang di dekatnya. Meski tidak sepenuhnya yakin kalau dirinya yang dianyai, dia berbalik untuk mencari arah datangnya suara. Wanita berwajah oriental itu kini tertawa di belakangnya sembari melambaikan tangan. Matanya hilang dan tenggelam saat tertawa.

"Martha!"

"Memangnya Anda sesenang itu ketemu sama saya?"

"Tentu saja."

"Tapi, kenapa mata Anda ke mana-mana?"

"Apa?"

"Mata." Martha menunjuk ke arah matanya sendiri lalu jemarinya kini mengarah pada keranjang belanjaan. "Keranjang!"

"Maksudmu?"

"Mata keranjang, Sir. Belajarlah budaya serta kata-kata negara lain."

"Belajarlah budaya lebih banyak daripada kata-kata aneh yang kamu dapatkan sehabis liburan!"

"Hidup itu ada untuk dinikmati." Tawa Martha pecah setelahnya seolah-olah sangat puas karena sudah berhasil mengejeknya.

Elliot mendengkus, wanita itu memang benar-benar sedang mengejeknya. Namun, dia sama sekali tidak keberatan. Martha yang ceria selalu bisa menyuguhkan komedi garing yang menyebalkan sekaligus mudah ditertawakan.

"Kamu sendirian?"

Martha melipat bibir, menahan tawa lain yang mengancam untuk keluar. Dia memposisikan diri di samping pria itu, memilih kotak-kotak kemasan cokelat bubuk lalu memasukkannya ke dalam keranjang. "Mencari Angel?"

"Kenapa kamu jadi bahas soal Angel?"

"Itu bukan jawaban, Sir!"

"Itu menurutmu."

"Ini aku beri jawaban yang benar. Angel tidak ada di sini." Martha bergeser ke rak lain, mungkin sedang mencari bahan untuk kue.

"Aku tahu, lagi pula aku memang tidak mencarinya di sini," kilahnya sembari berdeham pelan.

"Oh iya?"

"Iya."

"Masa sih?"

Elliot diam saja dan mengabaikan ejekan Martha. Dia juga memilih untuk mengekor di samping Martha dan ikut mengambil apa pun yang wanita itu ambil. Dia memang tidak berharap Angel ada di sini. Adanya Martha bukan berarti Angel turut serta. Hanya saja, harapannya sempat melambung tadi dan dia jadi ingin melihat wajah gadis itu. Sayangnya harapan itu hancur beberapa menit setelahnya. Lalu, entah kenapa dia kecewa.

"Anda mau buka usaha toko kue?" Martha terkikik pelan.

"Apa?"

"Lihat belanjaan di keranjang Anda, Sir!" Wanita itu kemudian menunjuk keranjang belanja Elliot yang menggunung, penuh dengan semua bahan untuk membuat kue, sama seperti milik Martha.

"Ah, aku ingin belajar memasak." Elliot kembali mencari alasan.

"Anda? Memasak? Kiandra di ambang kebangkrutan kalau Anda melakukan itu." Martha memasang wajah lesu. "Bagaimana nasib kami? Pegawai saya juga perlu makan."

Better Than Almost AnythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang