Tangan Kanan Pemburu Underworld

Start bij het begin
                                    

Aku tersenyum kecil dan mengangguk, kembali melihat keempat laki-laki itu yang sedang berputar-putar entah melakukan apa. "kemarin benar-benar melelahkan."

Suara bergemerisik ketika Melly duduk di sampingku sambil menyapu rumput. "kau baik-baik saja, Pira?"

Aku menatapnya sekilas, mencoba tersenyum sebaik mungkin. "ya, sudah lebih baik."

"aku harap yang lain juga baik-baik saja." kaat Melly, memeluk lututnya. Wajahnya berkerut. "entah dimana mereka terdampar, mungkinkan di Underworld?"

Aku menatap Melly, mengernyit. "Melly, apakah kau meramal sesuatu?"

Melly menatap ku dengan kedua alis terangkat, tiba-tiba dia tertawa kecil yang membuatku mengeryitkan dahi. "aku bukan peramal, Pira."

Wajahku terasa memanas, sayangnya aku tidak menemukan kata yang lebih tepat untuk menggambarkan kekuatannya. "maaf, maksudku—"

Melly menggeleng, senyumnya tampak lebih legah dari sebelumnya. "semalam aku bermimpi, mereka baik-baik saja. terlempar ke suatu tempat, yang kulihat seperti di tengah hutan, tapi tidak jauh dari sana ada sebuah desa."

"mengapa sebelumnya kau pikir itu Underworld?" tanya ku.

"mungkin karena suasana yang tidak biasa?" Melly mengernyit sambil mendongak, mengetuk dagunya. "aku tidak terlalu ingat bagaimana bentuk tempat itu. tapi jika dipikir-pikir, aneh saja jika Dea melemparkan mereka ke negara lain. jadi ku pikir dunia lain."

Oh, gadis yang cerdas! "jika mereka benar-benar terjebak di Underworld, mereka pasti akan baik-baik saja. kita akan segera bertemu kembali."

"Underworld sepertinya bukan tempat seramah itu." Zaki datang bersama anak laki-laki lain ke arah kami. Dio dan David segera mengambil posisi duduk, Jeriko sesaat tampak kebingungan hingga David menarik tangannya untuk duduk. "kalian tahukan, tempat itu dunia lain!"

"maksudmu tempat itu ada monster, penduduk yang memakan manusia, pulau kura-kura?" kata ku, setengah mengejeknya.

Zaki duduk sambil berdecak. "maksud ku, kita belum tahu apa yang menghuni dunia itu! kita tidak bisa berharap yang lain selamat setelah terlempar!"

"bagaimana menurun penglihatan mu, Melly?" tanya ku, agak kesal. "bagaimana keadaan mereka?"

"aku tidak yakin," kata gadis itu sambil mengangkat pundak kaku. "aku tidak melihat bagaimana keadaan mereka."

"nah! kita tidak tahu!" seru Zaki lagi, mendengus. "Faradiba sudah tiada, Rey entah bagaimana keadaannya. Egi, Valery, Ryoko, Sarah, Sirti, Alva, Dini, Ilyas, dan Sapta terjebak di Underworld. Rasanya berdiam diri di sini tanpa melakukan apa pun, menyebalkan!"

"jangan begitu!" kata David, menopang tubuh dengan kedua tangan di belakang badan. "Sora sedang mengambil data-data yang telah ditemukan, bukan? Dengan begitu kita memegang informasi penting, jika teman-teman yang lain mungkin tertangkap di dunia itu. kita bisa pergi ke orang yang di bantu bosnya Sora untuk mendapatkan bantuan, aku yakin kita bisa membuat kerja sama!"

"oh, ide yang bagus!" seru Dio, mengacungkan jempolnya.

"tapi sebelum itu, dimana Jordi?" cicit Jeriko. Aku tidak tahu, memang sifatnya yang pemalu dan kaku atau dia merasa segan sekarang?

"dia sibuk dengan paman-paman itu!" kata Zaki, terdengar kesal. "dia tampak sangat santai setelah malam itu, bahkan sempat-sempatnya ingin mencoba beberapa senjata."

"apa?! Senjata?! Aku juga ingin coba!" seru David cepat.

"kita tidak di sini untuk bermain-main, teman-teman!" peringat Melly cepat, tersenyum kecut, dia menatapku. "Pira, apakah kau tidak ingin mengunjungi keluargamu?"

WIZARD (Broken Butterfly) ENDWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu