"Aku gak mau ke Dufan aku pengen ke kota tua aja!"

"Tapi..."

"Kalau gak mau yah udah!" Gue memotong ucapan Byan.

"Ya udah." Kata Byan pasrah.

Sesampainya di kota tua Byan menyewa sepeda, kita menaiki sepeda dengan Byan yang membonceng gue, setelah itu kita foto-foto mengabadikan momen terindah.

"Akh lucu!" Teriak Byan sambil memandang handponenya.

Gue menghampiri Byan dan langsung merebut handponenya itu dan gue lihat di handponenya ada foto gue yang lagi mengerucutkan bibir dengan mimik wajah yang super duper gak bagus.

"Hapus!" Kata gue sambil mencari menu hapus di hendponenya Byan.

"Gak mau!" Byan langung merebut handponenya di tangan gue sebelum gue berhasil menghapusnya, lalu Byan memeletkan lidahnya dan berlari menjauhi gue, gue langsung mengejar Byan yang semakin berlari menjauh.

"Byan awas yah!"

"Kejar aku kalau bisa!" Byan tertawa lepas begitu saja.

"Akh kamu rese Byan!" Gue berhenti berlari menundukkan badan gue dengan tangan yang memegang lutut dan nafas yang terengah-engah karena berlari.

Byan menghampiri gue dan menempelkan sebotol minuman dingin ke pipi gue, kapan dia beli? Akh sudahlah gue langsung merebut minum itu dan meminumnya. Gue melihat Byan tersenyum ke arah gue.

"Kita cari tempat duduk yuk?" ajak Byan.

Gue menganggukan kepala gue dan mengikuti langkah Byan, ternyata Byan mengajak gue ke cafe.

Kita pesan makanan dan Byan malah terus memainkan handponenya membuat gue kesal.

"Cantik." Kata Byan sambil melihat fotonya.

"Cantik siapa?" Kata gue jutek.

"Kamu."

"Gombal!"

"Ya udah cepat makanya kita ke Dufan sebentar terus nanti kita ke pantai sorenya!"

"Bener?"

"Iya."

Gue secepatnya menghabiskan makanan gue dan setelah itu kita pergi ke dufan.

Di Dufan kita berdua naik power surge, tornado, bianglala dan masih banyak lagi.

Setelah lelah gue duduk di salah satu tempat duduk di sekitar wahana dan Byan entahlah dia Kemana.

Gue menatap semua orang yang berlalu lalang di hadapan gue mereka tampak bahagia sekali.

"Nih!" Byan duduk di sebelah gue dan memberikan gue es kirim.

Gue memakan es kirim dan menatap orang yang berlalu lalang.

Cekrek

"Byannnn!" Gue teriak karena dia hobi banget poto maling.

"Makan es kirim kok kayak anak kecil gitu!" Kata Byan sambil menunjuk sudut bibir gue, gue langsung mengambil tisu di dalam tas dan membersihkan bagian bibir gue dari bekas es krim.

"Masih ada gak?"

"Masih."

"Di mana?"

Byan mengambil tisu dari tangan gue dan membersihkan wajah gue dari bekas es krim. Gue hanya melongo saja melihat perlakuan Byan.

"Gemes!" Byan mencubit ke dua pipi gue.

"Sakit!" Kata gue kesal.

"Ya udah kita pergi aja yuk udah sore nih!"

"Tapi jadikan kita ke pantainya?"

"Jadi yuk!"

Byan menautkan jarinya ke jari gue dengan senyum manis yang tak luntur dari sudut bibirnya. Gue dan Byan berjalan bersama ke parkiran di area dufan.

Byan memutar lagu di mobilnya dimulai lagu seluruh napas ini dan masih banyak lagi. Gue heran selera lagunya kok lagu jadul semua sih yah?.

Sesampainya di pantai Byan menautkan jarinya ke jari gue, berjalan di atas pasir tanpa memakai alas kaki.

Kita menghadap ke lautan luas, debur ombak dan juga angin menemani kita sore ini.

Langit mulai berubah menjadi oranye dan tak lama matahari tenggelam. Sanset yang sangat indah menurut gue, apalagi ditemani orang yang gue cintai.

Setelah puas berada di pantai Byan mengajak gue makan malam di sebuah restoran yang tidak terlalu mewah di dekat pantai.

"Mau pesen apa?" Kata Byan

"Samain aja kaya kamu."

Tak lama pesanan datang dan kita makan dalam keheningan. Setelah makan kita pulang ke rumah karena malam semakin larut.

Bersambung....

Love and PromiseHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin