*1 | Planning

1.3K 63 11
                                    

"Rencana memang menyenangkan, namun kenyataan kadang membuatnya menjadi hal yang tak terduga."

***

Hari ini adalah awal liburanku setelah melaksanakan ujian akhir, Sebelum nantinya memasuki Universitas. Malas, begitulah yang aku rasakan saat membuka mataku dan mendapati diriku ada di dalam kamar berukuran besar. Seperti biasa, Hanya aku sendiri yang berada di sini sedangkan orangtuaku sedang berada di luar negri mengurus urusan pekerjaan mereka yang tiada ujungnya.

Namun, entah kenapa sebuah ide tiba-tiba bersarang di otakku.

"Liburan... LIBURAN !!!" gumamku sambil menjentikan Jari.

Aku mulai menjamah ponsel yang tergeletak di atas nakas tepat di sebelah ranjangku. Aku langsung mengirim pesan untuk sahabatku, Taerin dan menyuruhnya bertemu di sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari rumah kami.

Aku pun bersiap-siap menemuinya di tempat yang sudah di janjikan. Tak butuh waktu lama untuk datang ke cafe itu. Taerin sampai lebih dulu. Tak usah heran, karena rumahnya memang dekat dengan Cafe. Hanya sekitar lima menit waktu yang dibutuhkan untuk sampai disana. Saat aku datang, ia terlihat sibuk dengan buku tebal dan juga mochacino di tangannya.

"Annyeong...!" Sapaku seraya duduk di hadapannya.

"Hmmh... seperti biasa kau ini memang selalu terlambat," gerutunya sambil menyeruput mochacino yang sudah setengah gelas.

"Rumahku kan jauh... tidak sepertimu yang hanya lima menit langsung sampai," balasku sembari menyambar Mochacino dan meminumnya sampai habis.

"Hei, itu minumanku !" Ujar Taerin kesal melihatku menghabiskan minumannya.

"Aku haus... nanti aku pesankan lagi." Taerin hanya mendengus pelan.

Aku beranjak dari dudukku dan segera menghampiri meja pelayanan untuk memesan minuman.

"Selamat datang, mau pesan apa ?" Tanya seorang pelayan dengan sopan.

"Saya pesan satu hot chocolate dan segelas air mineral," balasku tak kalah sopan.

"Baiklah, mohon tunggu sebentar."

Aku menuruti ucapan pelayan itu untuk menunggunya menyelesaikan pesananku. Tak lama kemudian, sampailah pesananku. Aku segera membawanya ke tempat dudukku.

"Ini untukmu, sebagai pengganti minuman tadi," aku memberikan segelas air mineral di hadapannya. Ia terlihat bingung.

"Apa ini ? Mana mochacinoKu ?!" Tanyanya bingung.

"Ini air mineral, ini lebih sehat dibanding mochacino-mu," jawabku santai tanpa rasa bersalah karena telah menghabiskan minumannya.

Mau tak mau akhirnya Taerin menerima segelas air mineral yang aku berikan. Aku menyeruput Hot Chocolate-ku sedikit demi sedikit. Setelah itu, Aku mulai menyampaikan maksud tujuanku menyuruhnya bertemu.

"Taerin-ah...Bagaimana kalau kita pergi berlibur ?" usulku yang langsung mendapat tatapan tajam dari Taerin. Ia tak lagi fokus dengan bukunya, kini ia hanya terfokus dengan wajahku juga dengan apa yang ku katakan tadi.

"Kau serius ?" tanya Taerin dengan ekspresi terkejutnya.

"Iya aku serius," jawabku sambil memberikan senyum manisku.

"Kau yakin ?" tanyanya lagi yang masih tak percaya.

"Iya aku yakin, memangnya kenapa ?" aku balik bertanya pada Taerin yang sepertinya belum yakin dengan ide liburanku.

"Kau lupa, bukannya kau tak Pernah ingin pergi berlibur karena kau Selalu tersesat dimana pun kau berada."

"Aku yakin liburan kali ini berbeda, aku punya firasat bagus. Dan aku janji aku tak akan tersesat lagi," Ujarku.

"Memangnya kita akan berlibur kemana ?" tanya Taerin ingin tahu.

"Itu dia masalahnya, aku juga tidak tahu kita akan kemana," jawabku lemas.

"Bagaimana kalau Kita pergi ke pantai ?" usulnya membuatku berpikir sejenak.

"Aah... Aku punya ide bagus, bagaimana jika kita berlibur ke sebuah pulau milik ayahku," usulku kini membuat matanya tertuju padaku lagi. Taerin benar-benar tak percaya dengan ide ku ini.

"Bagaimana jika nanti kita tersesat ?" tanya Taerin.

"Tidak mungkin, pulau yang ayahku beli tidak terlalu luas. Kalau pun kita tersesat tak butuh waktu lama untuk kembali lagi," jawabku santai.

"Jadi, kapan kita berangkat ?" tanya Taerin setelah lama berpikir.

"Yeay!!!... bagaimana kalau Besok ?" kataku dengan suara cukup keras. Lagi-lagi matanya terbelalak setelah mendengar ucapanku.

"Besok, apa tidak terlalu mendadak ?" tanya Taerin kearah ku. "Lagi pula kita belum Mempersiapkan apapun," lanjutnya.

"Sepertinya banyak sekali Pertimbangan mu Taerin-ssi," ujarku kesal. "Lagi pula kita hanya liburan beberapa hari jadi tak perlu Membawa banyak barang."

"Coba kau pikirkan lagi, besok itu terlalu mendadak. Kita bahkan belum menyiapkan apapun."

Aku terdiam beberapa saat untuk berpikir. Kalau dipikir-pikir memang benar apa yang dikatakan Taerin. Terlalu memaksakan jika aku tetap ingin pergi besok. Mungkin aku harus mengikuti sarannya.

"Apa kau punya saran ?"

"Bagaimana jika lusa kita berangkat ?" usul Taerin setelah meneguk habis minumannya.

Aku memandanginya sejenak, lalu berkata dengan riang, "SETUJU !!!" sambil mengacungkan kedua ibu jari kearahnya.

****

Annyeong guys 🙌🙌🙌...

Ini ff pertamaku, hasil pemikiran ku setelah cukup lama semedi di EXOPLANET.

Untuk kalian para readers jangan berhenti baca sampai disini ya... karena di part-part selanjutnya EXOPLANET membutuhkan khayalan kalian untuk singgah sejenak dengan di temani 12 cowok super ganteng. 😉

Oke cukup sekian... See you next chapter🙌🙌... Please vote and comment...

Gomawo...
H.k.

Lost in EXOplanet ✔Where stories live. Discover now