27. Eluci(date)

688 73 23
                                    

Selamat hari raya nyepi🙏

Budayakan vote sebelum baca:p

Btw di part ini ada adegan 18++ nya tapi cuma dikit. Yang masi dedek dedek emes mohon bijak ya.

***

Isabella menatap pantulan dirinya pada cermin kamarnya. Berusaha mencari apa yang kurang dari penampilannya. Tapi sepertinya penampilannya sudah sempurna.

Isabella sudah mengenakan pakaian black or white seperti yang diperintahkan oleh Arvin. Isabella mengenakan t-shirt putih, dan jeans berwarna hitam. Ia mengenakan wedges putih. Rambut pirangnya dibiarkan tergerai. Untuk wajah, Isabella memilih make up natural.

Setelah menunggu sekitar lima belas menit, akhirnya terdengar suara Arvin yang menggedor pintu apartemennya. Lantas Isabella langsung membukakan pintu apartemennya.

"Gimana? Udah mantep belom gue?" ujar Isabella sambil tersenyum puas pada Arvin.

"B aja sih."

"Ihh najis lo padahal gue udah—"

"Jangan berisik ah, lo selalu perfect di mata gue." potong Arvin seraya merangkul Isabella.

"Najis, kenyang banget gue sama gombalan lo." tukas Isabella seraya mengunci pintu apartemennya.

Arvin hanya terkekeh lalu mengusap puncak kepala Isabella dan setelahnya mereka berjalan memasuki lift apartemen.

***

Isabella dan Arvin masih menunggu dalam ruangan karaoke. Sudah lima belas menit berlalu, namun yang ditunggu masih belum juga datang.

Refleks hal tersebut membuat mereka gelisah menunggu, apalagi Isabella, ia sudah terlalu penasaran bagaimana sosok kakak Arvin.

"Nyasar kemana sih abang gue, lama banget," keluh Arvin sambil menatap jam di sudut ruangan.

"Ceweknya kali yang lama." tukas Isabella seraya menyesap jus alpukatnya.

"Iya kayaknya. Lo nyanyi kek Bel, daripada gabut kayak gini." kata Arvin sambil mengulurkan remote tv karaoke-nya kepada Isabella.

"Hmm, boleh-boleh." Isabella menganggut-anggut, "Nyanyi apaan ya yang enak?"

"Bebas, lagu yang lo suka aja."

"Kenapa nggak lo aja yang nyanyi?"

Isabella beranjak bangun dari sofanya, mengambil sebuah mic yang tergeletak di meja.

"Yaudah ayo berdua deh," Arvin mengambil mic yang lain.

Isabella mulai memilah-milah lagu dengan remote-nya, hingga pilihannya jatuh pada lagu milik Once sang musisi legendaris, yang berjudul Dealova.

Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
Aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu
Karena langkah merapuh tanpa dirimu
Oh karena hati tlah letih

Isabella selesai menyanyikan bait tersebut, kemudian ia melirik Arvin untuk menyanyikan bait selanjutnya.

Aku ingin menjadi sesuatu yang slalu bisa kau sentuh
Aku ingin kau tahu bahwa ku selalu memujamu
Tanpamu sepinya waktu merantai hati
Oh bayangmu seakan-akan

Arvin pun selesai, kemudian keduanya menyanyikannya bersama.

Kau seperti nyanyian dalam hatiku yang memanggil rinduku padamu oooh
Seperti udara yang ku hela kau selalu ada

Uncontrollable FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang