14. Seorang Laki-Laki Yang Menangis

991 123 16
                                    

Dave dan Isabella turun di sebuah gang yang terletak di pinggir jalan, gang yang menjadi tempat pemberhentian mereka adalah gang yang ditunjukan oleh Riko, si pengamen cilik yang pernah bermain bersama mereka.

"Masuk nih ke gangnya?" tanya Isabella dengan alis yang bertaut.

Dave mengangguk. Setelahnya mereka berjalan beriringan memasuki gang tersebut.

Mereka menghentikan langkah mereka ketika mendengar samar-samar suara laki-laki yang sedang marah dan suara anak kecil yang sedang ketakutan.

Isabella dan Dave saling bertatapan, Dave mengisyaratkan pada Isabella supaya Isabella diam. Dave berjalan dengan hati-hati menuju ujung gang tersebut karena ingin melihat apa yang sedang terjadi.

Dave menempelkan kepalanya di tembok, satu matanya mengintip ke luar gang---disana dia melihat kumpulan rumah-rumah petakan yang lumayan kumuh, dan dia juga melihat seorang anak perempuan bersama dua orang pria berbadan besar, yang tampangnya seperti preman.

Pria yang satu memiliki badan yang tidak begitu besar seperti temannya, tapi ia memiliki banyak tatto di kakinya, sedangkan temannya berbadan agak gemuk dan memiliki rambut gondrong.

"Aku mohon bang kasih kakak waktu..."

"Gua udah kasih lu waktu seminggu! Tapi kakak lu masih belom bayar! Lu kira gua gak butuh uang? Hah?!"

"Makanya Nin, lu kenapa gak terima tawaran kita aja sih? Gua jamin, kalo lu mau ikut sama pak Lukman, kita gak akan terus-terusan nagih kesini lagi."

"Sampe kapanpun aku gak mau ikut sama pak Lukman! Kecuali kalo kakak juga ikut!"

Plakkk..

Dave meringis ketika melihat sang anak perempuan ditampar oleh salah satu dari pria bertubuh besar itu. Perlakuan kedua pria itu sangat tidak bisa dibiarkan. Dave sudah nggak tahan lagi melihatnya, Dave pun menghampiri mereka dengan emosi yang menggebu-gebu.

"Lepasin dia."

"Lu siapa berani-berani nyuruh kita?"

"Kalo lu gak tau permasalahannya, gak usah sok ikut campur, mau jadi pahlawan kesiangan ceritanya?" tukas pria yang bertatto, dialah orang yang barusan menampar sang anak.

"Gue emang gak tau permasalahannya, tapi gue gak suka kalian berbuat kekerasan sama anak kecil, apalagi dia anak perempuan. Lo berdua laki apa banci? Beraninya nyakitin anak kecil."

Dave menarik anak perempuan itu dari para preman. Anak perempuan itu terlihat menangis. Dia masih memegangi pipinya yang merah bekas tamparan si preman.

Bugg!

Satu bogeman mentah mendarat di wajah Dave. Preman itu telah membuat kesalahan. Dave langsung melawan preman tersebut dengan memberikan tonjokan pada perutnya. Sontak terjadilah perkelahian sengit diantara mereka, dua lawan satu.

Isabella langsung berlari ketika mendengar jeritan anak perempuan yang minta tolong dan saat sampai ditempat ia panik bukan kepalang ketika melihat Dave sedang berkelahi dengan dua orang preman.

Isabella menghampirinya dengan nekat. Isabella menarik Dave kemudian tubuhnya menghalangi Dave yang sedang baku hantam dengan si preman bertatto.

"Stoop Dave stop!" Isabella masih menarik bahu Dave dengan napas tersengal-sengal, "Gue gak mau liat lo nyakitin diri lo sendiri! Preman kayak mereka gak bisa lo lawan sendirian!"

Preman bertatto berdecak sambil memicingkan kepalanya, "Ck ck ck, liat bro. Ceritanya diselamatin ceweknya."

"Kalo gak ada ceweknya, gua yakin dia udah abis," ujar preman yang berambut gondrong, "Abisin aja lah dua duanya."

Uncontrollable FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang