20. Selangkah Lebih Dekat

678 84 7
                                    

Budayakan vote untuk menghargai :)

Btw ini part blm diedit, bikos saya mager bgt editnya:))

***

Isabella langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur king sizenya seusai mandi. Betapa nikmat rasanya ketika tulang punggungnya menyentuh kasur yang empuk.

Perlahan ia mulai mengosongkan pikirannya, memejamkan kedua matanya, membiarkan dirinya terlelap ke dalam dunia fantasi.

Isabella harus segera tidur karena nanti pada pukul 03.00 dini hari ia harus bangun untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosennya.

Tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara ketukan pada pintu apartemennya dengan keras, hal itu sontak membuatnya terkejut dan terbangun dari tidurnya—ralat, proses tidurnya.

Isabella melangkah dengan gontai menuju pintu apartemennya, dan saat membuka pintunya tubuhnya langsung disambar oleh Chelva.

"Vevaa! Gue seneng banget hari ini ya ampun! Malem ini gue tidur di kamar lo yaa! Sekalian gue mau cerita!"

Isabella berusaha membuka matanya lebih lebar, memperjelas penglihatannya.

"Gue tidur di kamar lo yaa?"

Isabella melangkah dengan gontai menyusul Chelva yang sudah merebahkan tubuhnya di kasurnya, ia mendengus kesal karena sahabatnya yang satu itu datang pada waktu yang tidak tepat, seharusnya ia sudah terlelap ke dalam mimpinya, tetapi kini ia harus mendengarkan Chelva bercerita terlebih dahulu.

"Gue mau cerita banyak nih! Dengerin yaa!"

"Hmm." gumam Isabella seraya membaringkan tubuhnya di sebelah Chelva.

"Jadiiii....." ucap Chelva sambil memanjangkan nadanya saat berbicara, namun Isabella tak menggubris perkataan Chelva, matanya saja sudah hampir terpejam saat ini.

Chelva mencubit paha Isabella karena merasa tidak di respon, dan yang dicubit akhirnya meringis kesakitan, "Makanya ih dengerin gue, gue mau cerita!"

"Aduh—iyaa ya ampun gue dengerin!"

"Nah gitu dong," ujar Chelva sambil mengelus bagian paha Isabella yang telah ia cubit, "Jadi tadi siang gue jalan sama Ivan—adiknya Rio!"

"Terus?" jawab Isabella seraya menoleh malas pada Chelva.

Chelva berdeham, "Ekhmm, jadi tadi siang itu gue ketemu sama Ivan di kampus. Awalnya gue tabrakan sama Ivan, nah dia itu mau nyari temennya di kampus, temennya dia tuh anak kelas Biologi, kayak elo. Pas kita ke kelas Biologi, ternyata anak kelas Biologi udah pulang semua tuh. Yaudah deh, akhirnya gue balik duluan kan—lo dengerin gue kan?"

Isabella manggut-manggut menanggapi Chelva, ia juga tidak begitu jelas mendengarkan apa yang diceritakan oleh Chelva karena pikirannya sedang melayang entah kemana sekarang.

"Nah pas gue udah setengah jalan, tiba-tiba mobil gue mogok, mana hujan deres lagi kan. Gue udah pasrah aja tuh tadinya, mau nunggu hujan reda terus pulang naik ojek. Tiba-tiba ada Ivan nyamperin gue dari belakang, dia pake jaket dia dijadiin payung supaya kita berdua gak kehujanan, terus gue disuruh masuk ke mobil dia dulu tuh—lo denger kan Va?"

"Hooh." gumam Isabella asal-asalan.

"Nah akhirnya dia telponin tukang bengkel langganan dia buat nge pick-up mobil gue tuh. Terus gue diajak ke Cafe sama dia, di Cafe seru banget deh soalnya temen dia asik-asik. Terus pas tadi pulang, kan kita ke bengkel dulu ngambil mobil gue, eh pas gue mau bayar sama dia gak boleh, dia yang bayar coba padahal kan itu mobil gue."

Uncontrollable FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang