Acara makan malam kami nyaris selesai saat Melly akhirnya mengakhiri kesunyian ini—oh, tidak terlalu, keadaan di sekitar kami melebihi pasar malam. "Pira, Ryoko, Al. Perkenalkan mereka teman-teman ku, dan,"

Belum sempat Melly menyelesaikan kalimatnya, gadis dengan balutan sweater merah muda yang duduk di sampingnya mengibaskan tangan setelah menelan bulat-bulat makanan terakhirnya.

"Tidak usah repot Melly, kami akan memperkenalkan diri kami." Kata gadis berambut coklat muda itu, mengusap mulutnya dengan sapu tangan kemudian menatap satu persatu dari kami bersama senyumannya yang lembut. "aku Faradiba KatSwan, aku dari Inggris dan kekuatan ku adalah Air." Oh, hebat, dia mengungkapkan semuanya.

Gadis di sebelahnya yang berambut hitam digulung tinggi dan di ikat dengan sesuatu mirip sumpit merah, kulitnya putih bersih dan memiliki wajah kecil yang membuatnya sangat imut apalagi ditambah dengan sepasang iris coklat yang semakin sipit saat dia tersenyum. "Namaku Sirti Meii Lei dari Cina dan kekuatan ku adalah Cahaya."

Gadis berambut hitam yang di kuncir dua di atas pundaknya, gadis itu manis dengan postur tubuhnya yang kecil, dari kedipan matanya yang berwarna abu-abu sedikit kebiruan, aku tahu kalau gadis itu tipe yang periang. Jika di anime, salah satu toko yang disukai pemeran utama laki-laki. "Nama ku Valery Maellka dari Rusia." Gadis itu—Valery—menelengkan kepalanya dengan tangan kanan terangkat dan jari yang membentuk V, oh, Al, kau memiliki saingan gadis manis. "dan aku bisa membuat ilusi."

Dini yang sedari tadi diam, menghela nafas dan menatap malas ke arah kami, dia melewati tatapan ku dengan cepat. "Dini Ife Khadafi dari India, kekuatan ku Badai."

"Aku Ryoko Soji dari Jepang kekuatanku Tumbuhan."

"Alva Rosaliya dari Jepang kekuatan ku—aku tidak tahu." Aku melirik Al yang duduk tepat di samping ku, gadis itu tahu kekuatannya, tapi sepertinya masih ingin menyembunyikannya. Aku tersadar saat semua tatapan tertuju kepada ku, berdehem aku melanjutkan. "Mandorva Pira Elbiral dari Jepang, kekuatanku Es."

Hanya itu, ya, aku hanya perlu menyebutkan satu kemampuan ku saja. tidak perlu semuanya termasuk kekuatan api yang masih asing dengan tubuhku, setelah kejadian di toilet sekolah aku belum pernah berniat menggunakan si Pembakar itu lagi. Ku harap tidak membutuhkannya dengan cepat.

Setelah itu suasana menjadi lebih hangat, dengan cepat kami menjadi akrab dalam beberapa pembicaraan. Kecuali Dini yang masih kukuh tidak ingin menatap ku setelahnya. Ketika jam hampir menunjukkan pukul sepuluh malam kami memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing.

Di kamar sendiri Ryoko masuk ke dalam kamar mandi, Al duduk di tempat tidurnya sambil memainkan ponsel yang dia ambil dari nakas di samping tempat tidur—tidak ada yang melarang kami membawa ponsel selama masa asrama tetapi dilarang untuk memainkannya di luar asrama—ku dengar Al menggumamkan sesuatu dalam makian dan mengembalikan ponselnya ke dalam laci, menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur dan membenamkan wajahnya di bantal.

Aku menuju lemari dan mengambil sebungkus wafer dan kembali ke tempat tidur. Ryoko keluar dari kamar mandi dan duduk di atas tempat tidurnya, dia menatapku dengan kening berkerut dan bertanya apakah aku masih lapar? Aku hanya mengidikan pundak dan menawarkan makanan ku kepadanya tetapi dia menolak.

Setelah beberapa saat sibuk dengan kegiatan masing-masing, akhirnya Al menarik diri dari kegundahannya dan duduk bersila di atas tempat tidurnya. Mengangguk-angguk beberapa kali seolah tengah memantapkan sesuatu.

"baiklah, akan ku beri tahu tentang kekuatan ku." ada jeda sebentar untuknya mengambil nafas. "ingat sebelum semua orang bubar setelah pertandingan? Dea menemui ku dan mengatakan kalau kekuatan ku, spesial, kekuatan ini bukan lah jenis, tetapi lebih ke mutasi, sekarang aku setengah vampire."

WIZARD (Broken Butterfly) ENDHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin