45 ■ quarante-cinq.

7.5K 850 16
                                    

Banyak hal yang ada di dalam kepala Joanne. Perempuan itu duduk di bagian atas sebuah cafe klasik yang eksistensinya telah ada sejak ia masih duduk di bangku sekolah menengah atasnya. Terakhir kali Joanne kemari adalah bersama dengan Harvey.

"Kamu ada dimana?"

Joanne bertanya kepada Harvey tanpa basa basi dan Joanne mendengar Harvey membalas pertanyaannya. Perempuan itu tersenyum tipis, suara itu masih selembut sebelumnya.

Itu terdengar seperti sebuah penghiburan untuk Joanne saat ini. Pada awalnya Joanne hanya menginginkan sebuah pembicaraan singkat dengan Harvey hingga Joanne terdiam saat Harvey bertanya 'ada apa' kepada dirinya.

"Aku ingin bertemu kamu."

Itu adalah kalimat yang tidak akan Joanne sangka keluar dari mulutnya, tidak setelah apa yang terjadi antara dirinya dan Harvey sebelumnya.

Namun setelah apa yang terjadi di antara dirinya dan Ezra. Itu membuat Joanne enggan kembali ke tokonya karena mungkin Ezra akan mendatanginya untuk membicarakan hal yang sebelumnya.

Joanne menarik nafas lega saat Ezra tidak mengejarnya pada saat ia meninggalkan restoran karena pada kenyataannya Joanne tahu tipikal orang seperti apa kakak sulungnya itu, Ezra tidak akan sudi mengejar adik perempuannya sendiri hanya untuk hal seperti itu.

Sejak dulu, bagi Ezra masalah Joanne adalah sebuah masalah besar jika berada di dekat Harvey dan hal terakhir yang bisa Ezra lakukan untuk Joanne adalah mendorong dari belakang agar Joanne melakukan apa yang seharus terjadi, seperti membalas apa yang terjadi dengan mengabaikan Harvey.

Itu mungkin mudah bagi Ezra, namun Joanne lelah melakukan hal itu secara terus menerus. Bersikap seakan Joanne buta, tuli, dan mati rasa. Joanne menyerah.

Hingga akhirnya Joanne memutuskan untuk mengunjungi tempat ini dan ia membutuhkan seseorang untuk berbicara dengannya dan orang pertama yang muncul di pikiran Joanne adalah Harvey. Karena sejak dulu, Harvey yang paling tahu bagaimana cara menyelamatkan Joanne.

***

Harvey menebak dengan tepat tempat yang dimaksud oleh Joanne. Itu adalah sebuah cafe bernuansa klasik dengan beberapa interior dan tata letak yang sudah berubah. Dulu mereka sering datang kemari.

Delapan tahun yang lalu tempat ini tidak terlalu ramai pada jam seperti ini, namun sekarang Harvey bisa mendengar suara riuh yang ramai dan Harvey tahu tempat kesukaan Joanne di sini, itu terletak di lantai tiga dimana para pengunjung bisa langsung menatap pada langit di atas kepala.

Harvey naik ke lantai teratas bagian cafe tersebut dan benar saja saat Harvey berhasil menemukan Joanne di sana, duduk sendirian sambil memangku dagunya dengan kedua tangannya dengan tatapannya tertuju pada langit sore yang berwarna kejinggaan.

Hingga Harvey menarik kursi yang ada di hadapan perempuan itu, Joanne buyar dari lamunannya. Masih dengan dagu di kedua tangannya, Joanne berkata kepada Harvey.

"Dulu, kamu pernah menyanyi di sana."

Sebelah tangan Joanne menunjuk pada sebuah panggung kecil dengan posisi yang masih sama persis seperti delapan tahun yang lalu.

Dimana Harvey masih aktif dengan kegiatan menyanyinya. Hingga Harvey ditawarkan untuk mengisi lagu pada malam hari cafe ini dulu.

"Itu sudah lama sekali, J," balas Harvey.

Joanne hanya tersenyum lalu sebelah tangan yang tadi menunjuk panggung kembali ke bawah dagunya. Joanne melamun menatap pada langit dengan awal menggumpal di atas sana. Harvey sendiri hanya diam, memperhatikan Joanne. Menunggu perempuan itu berbicara kepadanya. Hingga akhirnya seperti apa yang Harvey tunggu, Joanne bertanya kepada Harvey.

BLUESWhere stories live. Discover now