32 ■ trente-deux.

9K 944 9
                                    

Harvey meletakan telapak tangannya di puncak kepala Joanne, seulas senyum tampak di wajahnya kepada Joanne saat Harvey membisikan sesuatu kepada Joanne.

"Aku akan melihat kamu dari atas panggung, J."

Joanne tersenyum mendengarnya, lengsung pipinya yang dalam membuatnya tampak manis dan perempuan itu membalas meletakan telapak tangannya di puncak kepala Harvey lalu berkata, "Maka aku akan melihat kamu dari bawah. Di barisan terdepan."

Ucapan Joanne membuat Harvey mengacak rambut perempuan itu dengan gemas.

"Jangan lupa meneriaki namaku nanti."

Malam hari dimana acara puncak pada pentas seni sekolah akan segera dimulai, dimana permainan band adalah hal yang paling ditunggu dan Harvey adalah salah satu personil dari group band sekolah mereka, Harvey di posisi vokalis yang merangkap sebagai gitaris.

Dan kini Joanne melihat Harvey mengedipkan sebelah mata kepadanya dari atas panggung dan Joanne bisa mendengar suara tawa dari perempuan yang ada di sebelahnya.

"...Harvey melihat ke sini."

"...Dia berkedip kepadaku."

Joanne menahan senyum di dalam hati mendengar suara di sebelahnya lalu membalas menatap pada pria yang kini kembali menyanyikan bait lirik lagu yang tengah diputar sambil memainkan gitarnya.

Joanne melihat Harvey memejamkan matanya saat menyanyikannya, seperti apa yang selalu pria itu lakukan saat menyanyi untuknya dan terkadang itu membuat Joanne sedikit khawatir jika pria itu akan salah memainkan nada kunci gitarnya jika Harvey terlalu banyak memejamkan matanya namun sepertinya itu bukan masalah besar untuk Harvey.

Mungkin ada satu alasan yang membuat Joanne tidak pernah bisa mempercayakan segalanya kepada pria yang kini tertawa di seberang sana, di atas panggung dengan cahaya yang tampak bersinar di sekelilingnya.

Joanne mengamati betapa tulusnya tawa Harvey hingga ia ikut tersenyum di tempatnya berdiri. Perasaan bangga atas apa yang pria itu capai dan apa yang pria itu lakukan di atas membuat Joanne merasa seakan itu adalah dirinya.

Harvey adalah teman terbaik, canda terbaik, dan juga pria terbaik yang telah menjadi cinta pertama Joanne sejak lama.

Joanne masih belum sanggup membayangkan jika ia harus menjadi pacar dari pria yang bersinar itu.

Karena meski Joanne memperhatikan Harvey diam-diam, mengingat seperti apa pria itu mengeluh dan tertawa, itu membuat Joanne tidak pernah berpikir untuk menjadi lebih dari sekedar teman yang sangat baik untuk Harvey.

Joanne tidak ingin merusak apa yang sudah terjadi di antara mereka dengan kata cinta yang nantinya akan keluar dari salah satu di antara mereka.

"J, jadi pacar aku ya?"

Kalimat itu kembali mengiang di telinga Joanne, tatapan Joanne terkunci pada Harvey yang masih menyanyikan lagunya.

Waktu terasa melambat saat Joanne mulai tenggelam ke dalam pikirannya secara perlahan. Joanne masih mengamati Harvey dari bawah sementara pria itu ada di atas sana.

"Kenapa pria itu masih mencintai perempuan itu meski perempuan itu tidak bisa membalasnya?"

"Pertanyaannya sekarang adalah dia tidak bisa atau tidak mau, J?"

Percakapan itu lewat di dalam kepala Joanne, ia ingat Harvey pernah mengatakan hal itu dan sekarang perempuan itu tahu seperti apa rasanya.

Joanne takut jika ia mengatakan 'ya', maka ia akan merengut sesuatu yang sudah ada saat ini. Sesuatu yang paling Joanne inginkan.

Harvey.

Dan Joanne, tidak bisa membalas Harvey karena ia tidak ingin kehilangan pria itu.

Harvey adalah segalanya.

■ 120717 ■

BLUESWhere stories live. Discover now