12 ■ douze.

14.3K 1.6K 19
                                    

"Jika kamu datang terlalu sering maka bisa aku pastikan Darent akan mendapatimu suatu saat dan jika pada saat itu terjadi maka aku tidak akan bisa menyelamatkanmu lagi."

Harvey tertawa mendengar perkataan Joanne. Pria itu berada di depan rumah Joanne, saat Joanne keluar dari balik pagarnya. Perempuan itu langsung menyuruh Harvey untuk menjauhkan mobilnya dari depan pagar rumahnya.

Sekarang Joanne ada di dalam mobil Harvey, tidak ada pilihan selain masuk ke dalam mobil pria itu jika Joanne tidak ingin dilihat oleh siapa pun.

"Darent pulang lebih cepat dari biasanya kemarin." Kata Joanne kepada Harvey.

Ucapan Joanne membuat Harvey menjadi sedikit waspada, pria itu bertanya, "Lalu, bagaimana?"

"Untung saja, Darent tidak tahu bahwa itu adalah kamu." Kata Joanne, ada kelegaan yang terselip di dalam ucapannya.

Harvey sendiri merasa lega untuk Joanne. Hampir ia berpikir bahwa ia telah kembali mencelakakan Joanne.

"Apa Darent masih marah?" Tanya Harvey, pria itu terdengar seperti berhati-hati.

"Entahlah, kurasa ya." Balas Joanne. Meski menyadari perubahan Harvey namun ia tidak mengatakan apa pun.

"Setelah delapan tahun berlalu?" Tanya Harvey lagi.

Joanne hanya membalas dengan gerakan bahunya yang terangkat dan kemudian menghela nafas melalui mulutnya. Ini sudah larut saat Harvey lagi-lagi mendatangi rumahnya.

"Aku tidak pernah benar-benar menanyakan kepadanya tentang hal itu," Balas Joanne dengan nada acuh tak acuh. Perempuan itu melirik kepada Harvey lalu berkata, "Lagi pula itu sudah lama sekali dan juga kurasa itu bukanlah hal yang perlu untuk dibahas terus menerus."

Harvey tidak berkomentar.

"Lalu dimana Ezra sekarang?" Harvey bertanya lagi. Kali ini tentang Ezra.

Joanne menoleh kepada Harvey, tidak percaya bahwa Harvey akan menanyakan tentang Ezra dengan nada sesantai dan seringan tadi.

"Ezra tidak tinggal di Indonesia. Dia ada di Singapura, bersama dengan kedua orangtua aku." Balas Joanne.

Seperti ada selipan kelegaan di dalam kalimat itu seakan Joanne mensyukurinya. Kedua orangtuanya memang sudah tidak tinggal di Indonesia. Bersama dengan Ezra yang bekerja di sana.

Ucapan Joanne membuat Harvey memiringkan kepalanya, sedikit terkejut oleh sebuah informasi baru.

"Sejak kapan orangtua kamu pindah ke Singapura?" Tanya Harvey kepada Joanne.

"Itu sudah lama sekali sejak beberapa tahun yang lalu. Kamu sudah tidak ada di Indonesia pada saat itu." Balas Joanne acuh.

"Dan hanya kamu di sini?"

Joanne mengangguk kepada Harvey dan mengangkat bahunya pelan lalu berkata, "Ya, hanya aku dengan Darent."

Kemudian Joanne mengalihkan topik mereka kepasa pembicaraan baru.

"Aku sudah mengerjakannya. Untuk contoh rancangan model gaun seperti pada data yang sudah kamu berikan kepada aku kemarin." Kata Joanne sambil menatap kepada Harvey.

Harvey tampak sedikit terkejut, tidak menyangka Joanne akan mengerjakannya secepat itu.

"Kamu sudah mengerjakannya?"

Joanne mengangguk dan membalas Harvey.

"Ya, hampir selesai."

Jawaban yang memuaskan dari Joanne membuat Harvey tersenyum.

BLUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang