68 ■ soixante-huit.

6.8K 735 16
                                    

Joanne ada di dalam kamarnya, baru saja membersihkan diri dan juga mengganti gaun yang tadi dikenakannya menjadi pakaian tidur saat Elizabeth masuk ke dalam kamarnya.

Joanne sendiri mengeluh pada dirinya karena ia yang lupa mengunci pintu kamarnya, lupa bahwa ibunya masih akan menagih tentang cerita dari Joanne.

"Sepertinya bengkak di bawah mata kamu sudah jauh lebih baik," kata Elizabeth menyaksikan anak perempuannya dari pantulan kaca.

Joanne hanya bergumam sambil memakaikan krim ke wajahnya sementara Elizabeth mengambil tempat untuk duduk di atas tempat tidur Joanne.

"Pria tadi adalah Harvey Dominique Diyosa, bukan?"

Gerakan tangan Joanne yang tengah memakai krim ke wajahnya sontak berhenti kemudian perempuan itu menoleh dan mendapati Elizabeth yang duduk di atas tempat tidurnya. Joanne berdeham dan menarik nafas pelan sebelum mengangguk mengiyakan.

"Mama mengenalnya?" Joanne membalas bertanya kepada ibunya.

Elizabeth tersenyum tipis lalu berkata, "Mungkin."

Joanne meringis dalam hati sebelum ia meletakan krim yang ia gunakan dan mendekat ke arah tempat tidurnya. Ibunya tengah menatap kepadanya dan itu pertama kalinya Joanne merasa tidak nyaman oleh tatapan itu.

"Sepertinya kalian cukup dekat," kata Elizabeth.

Joanne tidak menyangkal, perempuan itu hanya tidak mengatakan apa-apa dan ikut duduk di atas tempat tidurnya.

"Dulu kami berada di sekolah yang sama saat aku masih di Indonesia."

Setelah ucapan Joanne, Elizabeth tersenyum dan berkata, "Mama tahu dan Mama yakin bahwa kalian lebih dari sekedar teman bukan?"

Joanne menahan diri untuk tidak menampakan keterkejutannya dan Joanne bisa melihat raut geli pada ekspresi wajah ibunya saat Joanne mencoba untuk menyembunyikan reaksinya.

Hingga Joanne bisa membuka mulutnya untuk bersuara, "Ma..."

"Apa, Joanne?" Elizabeth memotong ucapan Joanne dan perempuan paruh baya itu memiringkan kepalanya. "Apa kamu sedang mencoba untuk menyangkal sesuatu yang baru saja Mama katakan?"

"Tidak, bukan itu maksudku tapi sebenarnya..."

Namun sebelum Joanne sempat menyelesaikan kalimatnya, Elizabeth terkekeh pelan dan itu membuat Joanne menghentikan kalimatnya, menatap pada ibunya dengan tatapan bingung.

"Mama tahu, Joanne," kata Elizabeth kepada Joanne.

Terlihat kerutan yang muncul di kening Joanne dan bertanya, "Tahu apa, Ma?"

"Mama tahu bahwa dialah orangnya."

Joanne mencoba untuk tertawa seringan mungkin namun sepertinya ia benar-benar aktris yang buruk karena ia sendiri tidak bisa menyembunyikan perasaannya di dalam suara tawanya.

Elizabeth sendiri hanya tersenyum melihat putri bungsunya itu.

Joanne bisa melihat mata Elizabeth yang berbinar dan Joanne yang menjadi canggung juga tidak tahu harus berkata bahkan tidak tahu harus berbuat seperti apa.

Namun seperti biasanya, Elizabeth Tanaka tetap menjadi pribadi yang menyenangkan meski ia tahu bahwa Joanne merasa canggung karena topik pembahasan mereka, perempuan itu bersikap seakan dia tidak mengetahuinya.

Meski mereka jarang bertemu namun Joanne tetap menjadi anaknya yang paling mudah dibaca dan ditebak hanya dengan melihatnya sekali.

Joanne jauh berbeda dengan kedua kakaknya yang sedikit sulit terutama Ezra yang serius dan selalu memasang topeng kepada siapa pun ia berhadapan dan untuk beberapa kali tanpa terkecuali untuk Elizabeth.

BLUESWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu