095. Fitnah Keji -1-

4.6K 499 81
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

🍀🍀🍀🍀

Song Fic : Once More
By : Soyoo
Ost. Empress Ki

"Ano... Tenno-sama...."

Onix yang tadi terfokus guratan kuas yang tengah ia torehkan ke secarik kertas, seketika teralih, balas menatap safir biru dengan tatapan polos ke arahnya. "Sudah berapa kali ku katakan Naruto?"

Bocah laki-laki berusia sepuluh tahun yang tengah duduk disamping singgasana Kaisar itu menundukkan kepala kuningnya, menatap ubin-ubin, sebagai pengalihan rasa bersalahnya.

"Jika sedang tidak dalam rapat pemerintahan, kau boleh bebas memanggilku Oji-san." Tangan besar sang Kaisar yang begitu lembut menepuk pucuk kepala pirang bocah bernama Naruto itu.

"Hai' Te-, Oji-san..."

"Anak baik...." Tersenyum tulus, Kaisar dinasti Heian itu kembali terfokus pada kuas dan kertasnya. "Ne, Naruto, hari ini aku akan mengajarkanmu tentang Zuihitsu*) kau akan masuk perguruan Samurai sebentar lagi, jangan buat malu paman, jika kau tidak mengetahui tentang sastra Heian..." Terkekeh pelan, Hashirama mulai meraih gulungan tebal diatas mejanya.

Tanpa melihat wajah Naruto yang mendadak pucat pasi ketika di sodori gulungan tebal berupa karya sastra tersebut.

...

"Naruto!" Suara pelan namun menusuk itu seketika memenuhi telinganya. Mengumpulkan nyawa setelah seharian tertidur di perpustakaan istana, ia baru tersadar tujuannya berada di tempat membosankan ini.

"Sial, aku belum membaca satu gulunganpun, ttebayo, itu 'kan suara Oba-chan." Bergidik ngeri, bocah berusia sepuluh tahun itu, sigap langsung mengambil asal satu gulungan yang tergeletak di meja tempat ia menumpahkan air liurnya ketika puas tertidur.

Permaisuri cantik itu berdiri diambang pintu perpustakaan Istana sambil bersidekap. Manik kelabunya memandang penuh selidik pada anak lelaki pirang yang seolah tengah berkonsentrasi.

"Aku bukan paman lugumu yang bisa kau bohongi bocah!"

"Oba-chan.." Mendongakkan kepala pirangnya yang pura-pura membaca. Naruto tercengir lima jari, tanpa dosa. Menampakkan seluruh deretan gigi-gigi putihnya.

"Selesaikan membaca Makura no Sooshi dan kumpulkan rangkumannya padaku, jika tidak selesai kau hanya boleh dapat nasi putih untuk makan malam kali ini."

...

Tersenyum miris menatap dua jenazah orang yang paling berharga dalam dihadapannya. Safir birunya tak kuasa melelehkan air mata, ketika bait demi bait kenangan bersama sang Kaisar dan Permaisuri terlintas dalam otaknya. Hingga ia terkesiap dari lamunannya ketika ada tangan mungil yang menepuk pelan bahu tegapnya.

"Naruto-kun...." Bagai alunan lembut petikan dawai shamisen, suara yang amat ia rindukan itu seketika memenuhi indera pendengarannya yang sejak tadi hanya diisi oleh suara menyayat hati pengantar kematian.

Fox And FlowerWhere stories live. Discover now