092. Binasanya Para Kitsune -2-

4.1K 497 173
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

Rerumputan kering yang mulai berhiaskan salju menjadi saksi langkah perlahan wanita yang tengah mengandung itu berjuang mempertahankan buah hatinya. Berlari kecil sembari terengah, Hinata memeluk erat perut buncitnya yang terguncang akibat gerakan cepat kakinya.

"Mereka mengejar kita Sasori-san..., Hinata Nee-sama sudah tak sanggup lagi berlari... perutnya terasa kencang." Hanabi, gadis remaja itu berlari kecil sambil memapah tubuh lemah sang kakak yang tak sanggup lagi berlari. Tangannya mengelus lembut perut sang kakak yang membawa kehidupan baru.

Pria bersurai merah pendek yang berlari di belakang mereka sesekali menoleh, bersiaga pada sekelompok orang yang tengah mengejar mereka. "Beristiraharlah di pohon pinus raksasa di tepi danau, tak jauh dari sini. Aku akan menghalau mereka."

Menggeleng pelan, wanita yang tengah hamil delapan bulan itu kembali mengalirkan air mata dari pelupuknya. Bagaimana bisa ada satu nyawa lagi yang berkorban untuknya, setelah Ayame.

"Tidak, Sasori-san... tidak... Ikutlah bersama kami..."

Pria bersurai merah yang menyandang nama Uzumaki Sasori itu, tersenyum tipis. "Sudah sepatutnya saya melindungi Anda dan bayi Anda. Shogun-sama dan Kogo-sama sudah berbaik hati mengangkat derajat kami dan menganggap kami sebagai keluarga. Suatu kebanggan bagi saya bila harus mati untuk melindungi sesama kitsune keluarga Mito-sama. Hidenka-sama, terimalah penghormatan terakhir saya."

Tanah lembab dan dingin di hutan pinus itu mejadi saksi ketika lutut Uzumaki Sasori, Hakim Agung yang berkuasa di era kepemimpinan Senju Hashirama itu berlutut dihadapannya.

"Hanabi, aku titipkan Hinata-sama padamu." Bangun dari berlututnya, Sasori berbalik arah berlawanan dimana para Akatsuki kian mendekat pada mereka.

"Nee-sama ayo...!!!" Merangkul punggung kecil sang kakak yang bergetar hebat, Hanabi kini dia sendirianlah yang harus melindungi sang kakak. Kakak yang pernah ia benci karena dendam membabi butanya.

Dengan langkah-langkah kecilnya yang terengah Hinata dapat melihat Yahiko bersama kelompoknya itu kian mendekat. Hanabi menggiring Hinata bersembunyi di balik pohon besar.

"AGHHHHHHH!!!" Teriakan tercekat Sasori terdengar memilukan, menggema di seluruh pohon pinus itu.

Kelereng ungu muda Hinata melihat dengan samar, ketika ia sedang mengendap dari pohon ke pohon bersama Hanabi. Betapa tanpa belas kasihan sedikit pun Yahiko dan Kisame meremukkan tulang belulang Sasori, lehernya yang di cekik dengan rantai emas raksasa itu membuat tubuhnya menggelinjang kesakitan.

"Kita beristirahat disini Hanabi..."

Jarak mereka kini cukup jauh dari tempat para Akatsuki yang tengah mengepung Sasori, tapi masih memungkinkan untuk melihat bagaimana kebiadaban Akatsuki pada kaum siluman rubah.

...

Bagai seonggok benda tak berarti, Kisame, rekan Akatsuki Yahiko, menendang punggung Sasori, hingga pria itu jatuh tersungkur. Wajahnya yang sudah mencium tanah di buat tenggelam lebih dalam lagi saat kaki Deidara menginjak kepalanya. Sontak pria kitsune itu menggelinjang karena sesak. Puas membuat Sasori kesulitan bernafas kini giliran Yahiko, melilitkan ujung rantai ke pohon besar. Sementara ujung yang lain masih mencekik erat leher Sasori.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang