part 20

24.7K 1K 24
                                        

Sesuai janjiku kemaren, aku updet setelah UN IPA selesai. Jadi, selamat membaca!

***

"Gue ada ide. Stand C suruh tanam aja. Selain games, itu juga bermanfaat bukan? Kita bisa nyuruh mereka nanam stek, atau ga nanam tanaman apa gitu. Lagian, gue liat ada lapak kosong di ujung sekolah. Gimana?" usul Anzo.

"Ide bagus tuh. Seinget gue, Ayah emang sengaja ngosongin lapak itu buat kita tanam menanam. Lagi pula, disitu tanahnya bagus. Ada cacing juga kata Ayah," ucap Kinan.

"Boleh juga," ucap Salsa. Eza berdiri membuka loker paling bawah. Setelah itu menutupnya lagi.

"Oke itu buat stand C. Di loker masih banyak bibit cukup lah kira kira," saut Eza.

"Cuma tiga? Gue rasa waktunya ga bakal cukup. Dan mereka cukup banyak," tanya Abel.

"Bukan cukup banyak lagi Bel. Tapi emang banyak," ucap Chazia kesal. Abel menyengir polos.

"Tiga lagi aja. Jadi kita bikin enam stand. Ipa di stand ABC kalo ips stand DEF. Besoknya gantian. Jadi mos di tambah lagi," usul Salsa.

"Apa lagi? Gue keabisan ide nih," tanya Gisya.

"Heh sompret! Lo cuma nyatet doang dari tadi. Pe'a," ucap Yoshi.

"Pbb aja si. Kan panas tuh," ucap Rifa.

"Setuju. Biasanya mereka mager," saut Keo.

"Kalo pingsan atau asma?" tanya Anzo sambil melirik Abel.

"Toleransi. Tapi kalo bohong suruh lari ampe pingsan beneran," ucap Eza.

"Serahin ke gue. Gue cenayang kok," ucap Gisya yang sibuk mencatat.

"Berasa lomba tujuh belasan," ucap Athalla.

"Beda lagi itu mah. Ini itu bersifat mengerjai tapi memiliki manfaat. Gue pengen mereka ga manja lagi, jadi suka tanam menanam, kompak, ga songong, dan sebagainya. Gue juga pengen mereka kuat mental dan fisiknya," ucap Eza.

"Cacing? Yaelah itu mah bermanfaat kali. Kalo misalkan mereka bisa megang cacing, mereka jadi bisa menanam tanaman dengan tanah yang subur. Karena biasanya tanah yang subur itu ada cacingnya," saut Kinan.

"Taro bahan masakan di sebuah meja. Kayak lengkuas, jahe, kunyit, dsb. Nah mereka harus nebak. Kalo salah suruh minum jamu," ucap Adel.

"Untuk mempersingkat, kita pake lima kelas. Tiap kelas dua orang. Jadi nanti ada beberapa yang di kelas buat tes dua anak. Sisanya diluar. Bagi tugas aja," ucap Eza.

"Terakhir yang gampang aja. Gue kasian," ucap Chazia.

"Di taro koran aja. Trus mereka harus masuk ke koran sebanyak banyaknya," ucap Gisya.

"Udah diumumin kan kalo besok bawa baju olahraga?" tanya Eza. Semua mengangguk.

"Nanti pembagian tugas gue share di group. Besok kalian pake kaos hitam aja. Ga usah pake jas. Jas dibawa tapi di taruh disini aja. Jangan lupa bawa baju olah raga buat gantinya," ucap Eza. Setelah itu mereka bubar dan pulang ke rumah masing-masing.

***

Ayesha menggerai rambutnya. Tak lupa ia membawa kunciran. Setelah bersiap, dia segera mengambil tasnya beserta jas osisnya lalu turun untuk sarapan.

Selesai sarapan, Ayesha, Alesha dan Athalla segera berangkat kesekolah. Ayesha turun diikuti kedua saudaranya dan berjalan menuju ruang osis. Banyak adik kelas yang menatap mereka bertiga kagum.

'Kemaren aja ngumpat, sekarang muji. Fake friends,' batin Alesha.

Mereka duduk di kursinya masing-masing.

"Banyak yang caper njir. Ga sudi gue. Setelah ngatain kita eh sekarang caper. Najis," ucap Salsa kesal seraya duduk di kursinya diikuti Eza di belakang.

"Padahal kelas sebelas dan dua belasnya pada alim dan baik. Walau pun ga semua. Tapi kenapa mereka pada liar gitu?" tanya Kinan heran. Mereka mengangkat bahu acuh.

"Yuk ke lapangan," ajak Gisya. Mereka langsung berjalan ke lapangan. Banyak adek kelas yang memuji mereka. Ayesha, Anzo, Chazia, Abel, Keynan dan Raja satu kelompok dan mereka mendapat stand A. Kinan, Alesha, Rifa, Keo, Athalla, dan Yoshi di stand C. Oh sip. Sepertinya para pembully berkumpul. Dan mereka menggiring anak kelas X IPA 1,2,3.

"Oke semua. Silahkan ikuti kakak pembimbingnya ya," ujar Eza. Mereka langsung menggiring anak kelas sepuluh menuju lapangan samping. Untung sekolahnya luas.

"Baris yang bener," ucap Chazia dingin. Mereka sangat muak melihat anak baru yang sangat
centil.

"Game kali ini mudah. Baris yang paling depan maju buat ambil cacing di tanah. Lalu kalian oper operan sampai yang paling ujung taruh di botol. Paham?" teriak Raja. Semua membelalakan matanya. Tak jarang banyak yang mengumpat.

"Kita punya hukuman bagi yang botolnya kosong atau cacingnya kurang dari lima. Dan bagi yang dapat lebih dari lima, kalian bebas dari hukuman dan akan mendapat bonus nanti. Bel, catet" ucap Anzo.

"Mulai," teriak Ayesha. Mereka langsung mengambil cacing dengan jijik.

"AA JANGAN KASIH KE GUE"
"KAMPRET. INI GELII"
"GAMES APASIH GA GUNA"
"HUA GUE POBHIA CACING"
"ANJIR DIA UGET UGET"
"blablabla"

Ayesha menahan ketawanya melihat kejadian itu. Dia ingin mengerjai peserta mos.

"SEMUA MEGANG! SAMPE KETAUAN ADA YANG CURANG, HUKUMAN DI PERBERAT," bentak Chazia.

"Waktu habis," teriak Keynan setelah sekian lama menatap mereka semua malas.

"Kelas yang berhasil cuma kelas X IPA 1. Yang cewek berhasil mindahin tujuh sedangkan yang cowok sembilan. Lumayan. Dan sisanya ga ada. Paling bagus ya satu," ucap Abel yang membaca laporannya.

"Hukumannya gampang kok. Kalian akan dapat semur jengkol. Harus habis! Dan ga boleh dimuntahin," ujar Ayesha sinis. Semua melongo.

"Ja, bayangin satu sekolah bau jengkol," bisik Keynan.

Pletak

"Diem atau lo makan juga," ucap Ayesha dingin setelah menjitak Keynan sedangkan Keynan hanya mengerucutkan bibirnya.

"Tapi untuk yang menang, kalian tulis makanan dan minuman favorite kalian atau ga makanan dan minuman yang kalian mau. Satu macam ya. Nanti di depan bakal di kasih hadiah," ujar Raja. Anak kelas X IPA 1 bersorak riang. Dan jadilah mereka ke ruang hukuman untuk memakan jengkol didampingi Chazia dan Anzo.

***

Ada gak sih sekolah yang MOS nya kayak gitu? Atau cuma di wattpad doang yah 😂?

Unique NerdWhere stories live. Discover now