082. Racun Berwujud Kekuasaan -2-

6.1K 596 235
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Setting : Heian/Kamakura Periode

Song Fic : Love You Again
By : Yook Sung Jae
Ost. Scholar
Who Walks The Night

Isak tangis memilukan menggema di ruangan pengap yang hanya menampakkan setitik sinar mentari dari celah lubang yang menjadi satu-satunya jalan bagi udara masuk.

Wanita itu masih terus menangis dalam dekapan tubuh polos suaminya. Nagajuban putih kumal yang melekat di tubuhnya kini berganti kimono hitam yang sebelumnya dikenakan oleh suaminya.

Hinata, wanita yang masih menangisi keadaan jabang bayi dalam rahimnya yang tak kunjung bergerak. Sungguh Hinata lebih baik kehilangan nyawanya dari pada menerima kenyataan bahwa mahluk mungil yang bersemayam dalam rahimnya tak bernyawa lagi.

"Aku tak mau hidup lagi Naruto-kun, jika bayiku telah tiada..!!" Raung Hinata disela isakan memilukannya.

Naruto yang tak tahan mendengar ucapan sang istri yang terus ingin mengakhiri hidupnya, memegang kedua bahu Hinata. Menjauhkan kepala Hinata dari dada bidangnya. Hingga kepala sang istri mendongak dihadapannya. Membuat biru safir bak samudera miliknya beradu dengan mutiara lavender milik Hinata.

"Kau pikir hanya kau yang peduli padanya? Aku ayahnya Hime, darahku mengalir disini!" Tangan kecokelatan Naruto meraba sekilas permukaan perut buncit Hinata. Namun masih tak memperoleh respon dari penerusnya yang belum terlahir itu.

"Tidakkah kau pikirkan nasibku, ketika kau meninggalkanku bersamanya, masih banyak tanggung jawabku pada dinasti ini. Dan kau ingin meninggalkanku sendirian! Mana janji yang pernah kau tawarkan padaku?" Kali ini suara Naruto terdengar lebih lirih. Bukan hanya itu gendang telinga Hinata dapat mendengar suara Naruto yang bergetar menahan tangis.

"Hiks... Hiks..." Isakan kecil itu keluar dari bibir mungil Hinata. Hatinya bagai disayat-sayat dengan sembilu tajam melihat keadaan suaminya saat ini. Di tambah lagi keadaan bayinya yang tidak ia ketahui. "Bayi kita..., dia tak punya salah apapun..."

Kembali, tubuh kekar sang mantan Jenderal merengkuh lembut tubuh mungil istri tercintanya itu. Mengecup lembut pucuk kepala wanita tercintanya. Membagikan rasa aman pada orang yang telah bersedia menanggung dosa yang pernah ia perbuat. Telapak tangan besarnya meraba lembut permukaan perut buncit sang istri yang berisi benihnya.

'Bergerak lah nak, bergerak sayang..., ayah tahu kau kuat..., kau tahu... ibumu sangat mengkhawatirkanmu, kami tak dapat hidup tanpa dirimu... Bergerak nak... Bergeraklah Boruto...'

Dug.

Hinata tersentak, bangkit dari sandarannya pada dada bidang sang suami. Tendangan lembut mahluk mungil yang bersemayam dalam rahimnya membuat air mata haru menitik dari mutiara ungu pucatnya.

"Naruto-kun...." Tangan putih yang tampak pucat dan di hiasi bercak darah itu menggamit tangan kecokelatan yang di kotori bercak noda tanah liat. "Bayi kita bergerak...." Hinata menumpukan tangannya diatas tangan sang suami yang tengah membelai kandungannya. "Yokatta..., Kau merasakannya Anata.... Putera kita masih hidup...."

Safir biru bak lautan lepas miliknya mengalirkan air mata bening. Raut lega benar-benar kentara pada wajah yang dianugerahi rahang tegas itu. Puteranya, penerusnya, masih bernyawa dalam rahim sang istri. Naruto memeluk protektif perut besar dimana sang buah hati tengah bernaung. Seolah tak akan membiarkan hal buruk kembali terulang pada dua orang yang amat ia cintai.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang