073. Penyerangan Pertama, Jebakan Naniwa -3-

Start from the beginning
                                    

"Siapa...?" Tanya Hanabi setengah berbisik dengan nada ketakutan.

"Ini aku Konohamaru," Jawaban dari luar jendela membuat Hanabi menghela nafas lega. Pelan-pelan ia buka jendela kayu itu.

"Kau!, kenapa menggangguku?! Kita sudah punya kamar yang bagus masing-masing, jadi jangan mencari alasan untuk berduaan denganku!"

"Sssttttt" Konohamaru menempelkan telunjuknya pada bibir Hanabi. Ia melompat masuk kedalam kamar gadis Hyuuga itu, tanpa peduli resiko kakak laki-laki si gadis yang siap menebas lehernya jika ia tertangkap menyelinap.

"Ada apa?" Tanya Hanabi setengah berbisik ketika telunjuk Konohamaru terlepas dari bibir ranumnya. Sejujurnya jantung Hanabi berdetak cepat saat jari Konohamaru menyentuh bibirnya.

"Besok, apapun yang di perintahkan oleh kakakmu, katakan saja iya, dan menurutlah."

Hanabi bisa melihat dari onix hitam pewaris Shinto Ryu ini sedang serius. Sama seperti ketika akan membawanya kabur dari perguruan samurai itu.

Hanabi mengangguk, tapi ia tak bisa menahan rasa penasarannya. "Memangnya apa yang akan di perintahkan Neji-nii...?"

Konohamaru menghela nafas berat. "Entahlah, tapi kumohon jangan membenciku, ini hanya analisaku sebagai mantan samurai."

Kelopak mata Hanabi menyendu mendengar kata mantan samurai. Konohamaru jadi seperti itu karena dirinya.

"Dengarkan aku Hanabi." Konohamaru memegang kedua lengan Hanabi lembut. "Kakakmu memiliki keterlibatan dengan Toneri, dia adalah mantan putera mahkota yang terbuang karena diketahui bukan anak kandung Tenno-sama, dia merupakan orang yang paling berpotensi melakukan pemberontakan, selama ini Shogun-sama menaruh pengawasan lebih padanya."

"Kau mengatakan kakakku pemberontak!"

"Dengar Hanabi, Neji-san sama sepertimu waktu itu , dia diliputi dendam. Dari pasukan yang ia bawa. Baju besi yang ia pakai, dan arah perjalanannya menuju Kyoto, semua sudah mengarah ke hal itu."

Hanabi terpaku mencerna ucapan Konohamaru. Ia mendongakan kepalanya dan menampakkan mutiara lavendernya yang berkaca-kaca. "Hinata-nee...." Gumamnya lirih.

"Mungkin ini jawaban dari firasatmu..," Konohamaru menenangkan mendekap lembut gadis bersurai sama dengannya.

"Neji-nii harus tahu yang sebenarnya..."

"Kau akan dianggapnya mengkhianati klan. Untuk saat ini berpura-puralah ada di pihaknya. Begitupun aku. Dia berada di luar penginapan sekarang, aku melihatnya menemui seseorang. Dan aku mencurigai Uchiha Sasuke. Tepat dihari dimana kita meninggalkan Kyoto, Shogun-sama juga pergi ke Naniwa untuk mengejar Sasuke. Aku kira dia juga terlibat dalam rencana kakakmu."

"Nee-sama... aku tak mau dia menderita lagi...." Hanabi terisak dalam dekapan Konohamaru.

"Jangan takut aku bersamamu.." Konohamaru mengecup lembut pucuk kepala Hanabi. Memberikan ketenangan pada si bungsu Hyuuga yang diliputi kecemasan.

'Kau boleh mengeluarkanku dari Keshogunan, Shogun-sama, tapi kesetiaanku pada Heian dan Kamakura Bafuku tak akan pernah berubah. Aku akan tetap berpegang teguh pada sumpah samuraiku. Menjaga dinasti ini hingga tetes darah terakhir.'

Fox And FlowerWhere stories live. Discover now