#23

4.5K 232 16
                                    

Satu jam berlalu. Kami masih saling terdiam, masih di tempat yang sama. Gazebo. Di otakku sekarang banyak sekali tanda tanya. Ini apa? Pantas saja Helena sekesal itu setiap ada Gerry

"Masih mau disini sayang?" Aku berniat mengajaknya untuk masuk ke rumah

"Iya Nad, kalau kamu mau masuk gak papa kok"

"Emm kamu masih marah sama Mami?"

"Setahun setelah itu, aku masih sangat marah Nad. Sepeninggalan Mami, Papi makin sering keluar kota buat menenggelamkan diri sama kerjaanya. Aku? Hehehe aku mulai pergi clubbing dong, nikmatin hidup kan"

"Gak gitu juga kali! Gak! Gak boleh! Sama aku aja di rumah kalau mau minum. Lagian ngapain ke gituan? Gak ada dapat apa kan?"

"Yee.. Kamu aja yang belum pernah, makanya bilang gitu. Dapat kakak seksiiiiih sekali dong!"

"Isshhhh!!" Aku mengacak rambut Helena. Dia malah makin tertawa

"Nad, kalau kamu jadi aku gimana?"

"Emm.. Aku pasti marah, mungkin udah aku bunuh Gerry. Mana bisa aku sesabar itu"

"Hahaha... Lupa, Nadine ku ini emang ganas"
"Memangnya aku buaya!"

Helena diam lagi. Aku menungunya untuk memulai percakapan kami, aku bingung

"Awalnya aku marah banget. Tiga jam setelah Gerry di operasi, Mami ninggalin kita semua. Sempet nyesel Nad, aku gak ada saat itu. Aku gak mau nemuin Mami. Soalnya aku gak kuat Nad liat Mami kesakitan. Setiap hari Papi selalu nemenin Gerry. Om Darma sama Tante Ambar kan gak mau ngurus Gerry, mereka malu punya anak Gay"

"Papi kok bisa segitunya sama Gerry?"

"Karena Papi sayang Mami, dan juga Gerry udah dianggap anak lakinya Papi. Aku juga gak tahu jalan pikiran Papi Nad"

"Mungkin itu yang orang bilang bijak sayang"

"Haha, artinya bijak sama bodoh itu hampir sama dong kalau gitu?"

"Haha. Iya juga ya sayang" aku hanya nyengir.

"Habis Gerry sembuh, Papi bilang ke aku pengen banget bikin Gerry jadi anaknya. Sambil becanda Papi bilang gimana kalau nanti aku nikah sama Gerry. Ini aku yang over gendheng, apa Papi yang limit kewarasannya?"

"Kamu mau nikah sama dia?"

"Kalau aku mau. Aku nya gak mungkin ngejar kamu lah sekarang Nad. Udah punya anak palingan"

"Serius mau nanya. Gimana?"

"Apanya yang gimana Nad?"

"Gimana caranya kamu bisa ngelewatin semua itu?"

"Ya menurut kamu? Jelas, dihadapin aja gak usah lari. Capek lari tuh. Toh dihindari juga bakal sakit sendiri. Gerry setiap hari datang ke rumah seperti biasanya. Oh iya, kamu harus tau Nad. Dia sebenarnya baik. Sabar banget ngadepin aku yang bener-bener ngacuhin dia. Aku tau dia yang selalu nolong aku pas di klub ada yang jail. Dia jagain aku, di luar pun dia yang selalu bantu aku tiap ada kesulitan. Masih ingat pas dia tiba-tiba muncul waktu aku di bully temen-temenku di kelas 10, kayak pahlawan. Mungkin itu cara dia nunjukin pertobatannya "

"Kamu? Di bully?"

"Iya sempet Nad. ahh udah lah itu gak penting kok. Biasalah ABG labil, ngerasa paling bener"

"Terus? Kok kalian kayak musuh malahan sekarang"

"Haha, gak tau juga sayang. Gengsi kita gede kali yah? Aku gak suka dia ngerusuhin hidup aku terus"

"Mungkin karena dia ngerasa bersalah dan berterima kasih kamu udah tolong dia pas kritis. Dia mau jagain kamu gitu sebagai balasannya"

"Entah. Tapi awas ya kalo kamu mulai aneh-aneh sama dia!"

LOVE, NADINE and HELENA (REVISI)Where stories live. Discover now