Gadis kecil itu tertunduk dengan wajah memerah. Satu tangannya menutup mulutnya yang hampir terkikik dan tangannya yang lain menunjuk telinga rubah Naruto.
Tangan Naruto menyentuh bagian kepalanya yang di tunjuk gadis kecil itu. Sadar bahwa yang membuat si gadis kecil itu terkikik geli. Buru-buru Naruto memasang tudung agar telinga rubahnya tidak menjadi pusat perhatian.
Baru saja Naruto selesai memakai tudungnya. Saat dia kembali mengalihkan pandangannya pada gadis kecil itu. Tiba-tiba si gadis kecil itu sudah tidak ada lagi di hadapannya. "Gadis yang aneh, ttebayo...."
🌿🌿🌿🌿
"Hinata-sama..., anda dari mana saja, Kanshoku-sama mencari anda sejak tadi."
"A....a..ano... Ko-san..." Gadis kecil yang dipanggil Hinata itu menjawab dengan tergagap.
"Kau dari mana saja Hinata...?" Hinata mendonggakkan kepalanya. Sang ayah kini berada tepat dihadapannya.
Hinata kecil menautkan telunjuk di depan dadanya. "Bertemu seorang teman Otou-sama...." Jawab Hinata takut-takut.
Hiashi mengangguk. "Bersiaplah naik ke kereta. Acaranya segera dimulai." Hiashi membelakangi sang putri.
"Otou-sama..., boleh saya tidak ikut melihat arak-arakan terpidana mati..." Cicit Hinata ragu-ragu. Sejak awal dia memang sudah menolak sang ayah yang mengajaknya bersama sang kakak sulung untuk menonton pengarakkan eksekusi terpidana mati atas tuduhan pemberontakan.
Ia lebih memilih menemani adik perempuan kecilnya yang berusia tiga tahun itu dari pada menyaksikan hukuman mati. Hati lembutnya tidak bisa melihat penderitaan dihadapan matanya. Apalagi sejak kematian sang ibu satu tahun yang lalu, membuat Hinata harus memberi kasih sayang yang lebih banyak pada adik perempuannya itu.
"Khe..., mentalmu memang belum sekuat Neji. Ko, antarkan dia pulang saja." Perintah Hiashi sebelum berjalan menuju komplotannya, para Uchiha.
🌿🌿🌿🌿
"Mana putri mu Hiashi?" Tanta Fugaku saat melihat kroninya itu berjalan seorang diri.
"Dia pulang. Terlalu tidak tega melihat eksekusi mati." Jawab Hiashi memutar matanya bosan.
"Hah... untung kau sudah membatalkan perjodohannya dengan Sasuke. Kurasa memang putra ku lebih cocok dengan anak si Haruno itu." Ujar Fugaku sambil memandang putra bungsunya dengan si calon menantu.
YOU ARE READING
Fox And Flower
FanfictionHistorical Naruhina Fanfiction (FOR 18 +) Hidup bersama dan mengabdi dengan orang yang membatai keluarganya adalah hukuman yang lebih menyiksa dari hukuman mati, bagi Hinata. Sekalipun orang itu pernah dia harapkan menjadi suaminya. Terlebih lagi ra...
034. Terciptanya Dendam -1-
Start from the beginning