032. Awal Dari Semua Kehancuran -3-

Mulai dari awal
                                    

"Dengarkan Okaa-chan..., jaga dirimu baik-baik nak, jangan pilih-pilih makananmu.., bertemanlah dengan siapun. Tak perlu banyak, yang penting mereka mau menerimamu dan bisa diandalkan. Belajarlah dengat giat dan jadilah kebanggaan kami..., Kelak setelah dewasa, maukah kau mengabulkan satu permintaan Okaa-chan..." Suara Kushina kian melemah dan terdengar berbisik.

Naruto menganggukkan kepalanya yang bersandar di tubuh sang ibu.

"Kau lihat mutiara milik ibu yang diambil mereka...?"

Naruto mengangguk dengan lelehan air mata yang senantiasa menghiasi safir birunya. Ia lihat. Ia melihat dengan jelas bagaimana mutiara itu di keluarkan paksa dari tubuh sang ibu dengan cara mencekik kuat ibunya.

"Tolong ambil kembali mutiara Okaa-chan itu nak..., jangan biarkan mereka bertindak jahat dengan menggunakan mutiara Okaa-chan...."

Naruto lagi-lagi mengangguk cepat sambil menahan isak tangisnya. Ia tahu waktunya bersama sang ibu tercinta sudah tak lama lagi.

"Ku..Ku..Kushina....." Suara Minato bergetar ketika mendapati istrinya terbaring di genkan paviliunnya yang sudah porak poranda.

Menteri muda itu berhasil meloloskan diri dari pengawasan para bayangan Uchiha dan Hyuuga yang melakukan pemeriksaan di Chodo-in. Betapa terkejutnya dia saat kembali, paviliunnya sudah porak poranda, dan yang paling menyakitkan melihat tubuh istri tercintanya yang terbaring tak berdaya di depan pintu masuk paviliun.

Naruto mendongakkan kepalanya melihat sang ayah berjalan seolah tanpa nyawa ke arah mereka. "Otou-chan....., lihat apa yang mereka lakukan pada Okaa-chan..." Raungan sang putra menyambut kepulangan Minato ke dalam paviliun.

Kakinya lemas saat melihat dari dekat, wajah cantik sang istri yang sudah pucat pasi dan di penuhi luka. Minato berlutut dihadapan sang istri yang tengah sekarat. Air mata turun dari safir biru secerah samudra yang diwariskan pada putranya.

Minato merengkuh tubuh istrinya yang tengah di peluk oleh sang putra. Kini tubuh lemah Kushina sudah berada dalam pelukan dua orang pria yang paling dicintainya.

"Maaf..., aku tak bisa menjaga diriku sendiri..." Bisik Kushina pelan.

"Apa yang terjadi sebenarnya, kenapa-" Kushina meletakan telunjuknya di bibir sang suami.

"Diamlah sebentar..., waktu ku sudah tak banyak..., aku ingin merasakan kebersamaan ini untuk yang terakhir kalinya..."

Minato menenggelamkan wajanya di antara helaian merah istrinya. Pundak pria pirang ini bergetar hebat. Ia menangis tanpa suara. Ribuan pertanyaan muncul di benaknya, siapa yang tega melakukan hal ini pada istri tercintanya.

"Tolong jaga Naruto, Minato-kun..." Bisik Kushina lembut.

Minato tak menjawab. Ia hanya menganggukkan kepalanya yang tersembunyi diantara helaian merah istrinya.

"Obaa-chan, Ojii-chan..." Safir Naruto menangkap keberadaan kakek neneknya di ujung kaki sang ibu.

Jiraiya dan Tsunade seolah tak percaya pemandangan yang terpampang di hadapan mereka. Menantu kesayangan mereka sedang meregang nyawa.

"Okaa-san..., Otou-san..., maaf merepotkan kalian..., kutitipkan Naruto pada kalian..." Suara Kushina semakin pelan dan terdengar menyayat hati.

Tsunade mengangguk, hazelnya mengalirkan air mata, dan tangannya dengan lembut mengelus kaki Kushina yang mendingin.

"Hontou ni arigatou, Okaa-san, Otou-san... sudah mau menerimaku dalam hidup kalian..."

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang