025. Legenda Rubah Emas -8-

Start from the beginning
                                    

"Dan bergabunglah bersama kami..., di dalam oshiire*) kamarmu sudah kusiapkan beberapa helai komon*) semoga kau menyukainya." Ujar Tsunade sambil tersenyum nakal ketika melihat sang menantu hanya mengenakan nagajuban putih tipis.

"Arigatou gozaimasu Okaa-san." Kushina membungkukkan badannya sekilas lalu berlarian menuju kamarnya dan kamar sang suami juga tentunya.

oOo

Sarapan pagi yang di penuhi gelak tawa itu telah usai. Kini Kushina dan Tsunade sedang menuangkan ocha dari poci ke cawan-cawan kecil dihadapan para pria yang katanya ingin membicarakan hal serius itu.

"Begini..." Hashirama yang memang semalaman menginap di rumah sederhana sang bibi memulai pembicaraan setelah para wanita itu duduk di samping suami masing-masing dihadapannya.

Hashirama mengeluarkan sebuah gulungan dari balik haorinya. "Aku datang kemari bukan hanya untuk menghadiri pernikahan otouto tampanku ini. Tapi juga mengantar langsung surat keputusan dari perdana menteri." Hashirama menyerahkan gulungan itu pada Minato.

Dengan cekatan Minato membuka dan membaca isi gulungan itu. Sementara istri dan kedua orang tuanya menatap dengan penuh rasa penasaran. Senyum sulit diartikan terpatri di wajah tampan Minato. Sementara sang istri dan kedua orang tua sudah menatapnya dengan harap-harap cemas.

"Dan juga menjemputnya untuk bergabung mengabdi di pemerintahan dinasti Heian." Tambahan ucapan Hashirama itu membuat Jiraiya tersenyum bangga dan langsung memeluk sang putra. Begitu pula dengan Tsunade. Tapi manik madunya tiba-tiba menyendu saat melirik Kushina yang tertunduk sambil meremas bagian paha komon hijau yang dikenakannya.

Ia paham perasaan sang menantu yang baru saja mengecap indahnya pernikahan tapi harus ditinggalkan oleh sang suami.

oOo

Minato berdiri di ambang shoji kamarnya. Dia dapat melihat sang istri yang kini tengah mengemasi pakaiannya yang akan dia bawa ke Kyoto. Sepuluh hari yang lalu sepupunya sang putra mahkota telah kembali ke ibu kota setelah menyampaikan berita di terimanya ia menjadi pegawai pemerintahan di kekaisaran. Sepuluh hari pula waktu yang di berikan oleh istana untuk Minato menikmati masa-masa pernikahannya. Itupun berkat wewenang sang paman yang menjabat sebagai kaisar. Jika tidak, Minato akan meninggalkan sang istri tepat sehari setelah pernikahannya.

Tangan sewarna madu itu menyusup diantara kedua pinggang ramping berlapis obi milik istrinya. Minato memeluk sang istri dari belakang. Beberapa hari ini dia kehilangan sosok periang Kushina. Kushina menjadi pendiam semenjak mendengar berita yang di bawa oleh sang putra mahkota.

"Kau marah padaku...???" Tanya Minato sambil menumpukan dagunya di pundak Kushina.

"Baka.., kalau aku marah padamu tak kubiarkan kau meniduriku beberapa hari ini..." Kushina pura-pura marah, padahal dia sedang mengelus rahang tegas sang suami.

Minato tersenyum saat kembali mendengar omelan Kushina. Dia cium pipi putih kemerahan bak buah persik milik istrinya. "Aku senang mendengarmu mengoceh lagi..., kenapa kau diam saja beberapa hari ini...??" Minato mengeluskan rahang tegasnya dengan pipi gembul sang istri.

"Aku sedang tak enak badan, dan kemarin saat Mito-nee datang dan memeriksaku.." Kushina membawa tangan sang suami ke perut ratanya yang tertutup obi. "Ada Minato kecil di dalam disini..." Bisik Kushina sambil mengeluskan tangan sang suami di perut ratanya.

"Hontou?" Safir biru Minato membulat. Wajahnya dilingkupi aura penuh kebahagiaan. Ia kemudian beranjak ke hadapan Kushina, menjauhkan buntalan yang berisi bajunya yang baru saja di kemas oleh sang istri.

"Hontou ni arigatou, Kushina...." Minato mengecup kening Kushina dan membawa calon ibu dari anaknya itu ke dalam dekapannya.

"Tapi kau akan pergi...." Ujar Kushina lembut sambil mengeluskan tangan putih didada bidang sang suami tempat kepala merahnya bersandar.

"Kau tahu Kushina..." Minato membelai surai merah terurai Kushina. "Pemerintahan dinasti Heian sudah di penuhi dengan orang-orang kotor yang mementingkan kepentingan pribadi mereka.., tak sedikit para pejabat yang ingin menumbangkan klan Senju sebagai penguasa dinasti."

"Apa termasuk para Uchiha yang kau sebut waktu itu...???" Tanya Kushina sambil mendongakkan kepalanya. Violetnya menangkap safir biru sang suami yang kini menyendu.

Minato mengangguk pelan."Beratus tahun mereka menguasai Keshogunnan, menobatkan titah Shogun setara titah Kaisar. Tapi perilaku bejat mereka tak terbendung. Korupsi di segala sektor. Memungut pajak seenaknya pada rakyat miskin. Menjual gadis-gadis kecil dari keluarga yang tak mampu membayar pajak Ke Okiya. Pergerakkan mereka beberapa tahun ini sudah di cekal oleh Tenno-sama, tapi sekarang mereka mengincar nyawa Tenno-sama. Mereka berkomplot dengan para menteri dan Majelis hakim. Sekarang Kaisar dan Perdana menteri hampir menjadi boneka yang mengikuti keputusan mereka. Jika mereka berhasil menumbangkan Senju dan melaksanakan kudeta, maka hidup rakyat kecil akan semakin sengsara."

"Kau mau menghentikan mereka, Minato-kun....??" Tanya Kushina lirih.

"Harus ada yang menghentikan mereka, sayang..., aku harap dengan bekerja giat disana dan menjadi salah satu menteri bersih yang menolak berkomplot dengan mereka, akan membuktikan bahwa kekuasaan mereka tak selalu berpengaruh pada semua orang. Aku akan mengajak orang-orang lain di kementrian untuk berhenti berkomplot dengan mereka dan menghentikkan aksi semena-mena mereka."

"Minato-kun..., aku takut..., Kurama Ojii-san bilang bahwa mereka..."

"Ya aku tahu kabar burung itu, bahwa salah satu dari mereka adalah seorang penahluk Kitsune..." Minato mengelus sayang perut rata sang istri yang berisi buah hati mereka. "Maka dari itu kau tak usah ikut ke Kyoto..., tetaplah tinggal disini bersama Okaa-san dan Otou-san. Mereka juga enggan menginjakkan kaki mereka lagi di Kyoto yang penuh intrik."

"Aku akan merindukanmu..." Bisik Kushina lembut.

"Maafkan aku sayang... aku tak bisa berada di sampingmu saat dia sedang tumbuh..." Lirih Minato sambil membelai perut rata Kushina.

"Tidak..., kau harus berada disisiku saat aku merindukan mu..." Kushina beranjak dari pelukan sang suami.

"Kushina..., kau tahu jarak antara Kawaguchiko dengan Kyoto itu sangat jauh, aku butuh satu sampai tiga hari perjalanan kesana dengan menggunakan kuda, tidak semudah itu bolak-balik sayang." Minato membawa Kushina kembali kedalam pelukannya.

"Hei..., kau lupa aku ini bukan manusia, anata..., aku bisa dengan mudah membuatmu bolak-balik dari Kyoto ke Kawaguchiko..." Jawab Kushina sambil meletakkan telunjuk di dagu lancipnya.

Minato memandang wajah cantik sang istri penuh tanda tanya.

つづく
Tsudzuku

Washitsu : Ruang unik dan serba guna yang beralaskan tatami. Washitsu dapat bermanfaat sebagai ruang keluarga, ruang belajar, dan waktu malam berubah menjadi kamar tidur. Rumah-rumah sederhana di Jepang lebih memilih konsep ruangan seperti ini yang tidak memakan banyak ruangan.

Komon adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Ciri khas dari kimono jenis ini adalah bermotif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang.

Oshiire adalah lemari besar berpintu geser yang menyatu dengan dinding.

................

Sabar ya teman InsyaAllah Naruhina akan kembali di chap 36 ini akan jadi fict yg sangat panjang

Fox And FlowerWhere stories live. Discover now