#7

10.4K 493 9
                                    

"Jadi? Udah siap cerita? Ini udah di turutin kan malem mingguan di luar" kataku merayu Helena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi? Udah siap cerita? Ini udah di turutin kan malem mingguan di luar" kataku merayu Helena.
Iya, akhirnya aku keluar dari rumah di malam minggu. Padahal, ku tolak mentah-mentah ajakan Gerry.

"Ntar ya Nadine. Aku laper mau makan jangan di suruh ngomong. Ntar muncrat kemana-mana hehhe"

Saat ini kami berada di food court salah satu pusat perbelanjaan baru dan masuk daftar mall besar di tempat kami. Helena menikmati makannya dengan lahap. Dan aku, tentu saja lebih menikmati memandang dirinya yang dengan antusias menghabiskan pesanannya di banding menikamati makananku. Ahh, aku tidak bosan berkata, aku jatuh cinta denganya, gadis cantik di depanku ini.

"Nad, nanti kita maen di Fun****d ya. Kita naek coaster ya, huwaaa pasti seru, aku baru tau kalo ini coaster indoor pertama"

"Iya sayang, suka-suka kamulah. Terserah mau main apa aja boleh, bentar ya makanan aku masih utuh ni. Biarin aku makan dulu"

"Gimana gak utuh?? Kamu liatin aku terus, kasian banget itu makananya, kalah sama aku yang menarik ini. Ahh kalau gini bisa lama kamu tu makannya. Sini, buka mulutnya. Aku suapin aja"

Dengan semangat aku membuka mulutku, mengunyah makananku. Aku akan menikmati malam ini, bermalam minggu ternyata menyenangkan. Apa karena dengan orang yang ku inginkan? Hehehe

####################################################

Wow..... itu kata pertama yang kami ucapakan saat memasuki arena rekreasi keluarga Fun****d di mall ini. Helena semakin antusias. Tak sabar ingin mencoba semua permainan disini.

Setelah selesai dengan kartu dan saldo, kami langsung berkeliling melihat ada apa saja disini. Ternyata tak hanya untuk anak-anak saja, banyak permainan yang bisa kami nikmati. Disni selain ada Wild Coaster disini terdapat wahana lain seperti Happy Swing ayunan raksasa yang bisa dimainkan ramai-rami, Caroussel kuda putar yang canntik, Bumper Car, Mini Train, Magic Bike. Ada pula yang bisa dimainkan oleeh anak-anak, remaja, hingga dewasa di antaranya mesin Ace Angler,Maximum Tune 5, Dance Game, Pump It Up Prime, dan Small Piano.

Kami mencoba semua wahana yang memang di ijinkan untuk kami mainkan. Helena tak pernah melepas genggaman tangan kami, aku suka melihatnya tertawa selepas ini. Aku baru tahu jika Helena memang sosok yang ramah dan meyenangkan, dia selalu bisa membuat anak-anak kecil yang kami temui menjadi akrab denganya. Pantas saja Vero dekat sekali dengan Helena, haah aku ingin lebih banyak tahu tentang gadis ini.

Setelah puas disini, kami memutukan untuk pulang karena memang sudah pukul 21.15 dan pasti sebentar lagi tempat ini akan tutup. Aku memeluk pinggangnya, di sepanjang jalan ke basement Helena sibuk mengambil gambar kami dengan ponselnya.

"Seneng banget ya kamu. Baru ini aku lihat kamu antusias dan seneng gini"

"Iyaaa, aku seneeeeeng banget Nad. Makasih ya, jarang-jarang aku ke tempat kayak gitu. Soalnya gengsi kalau maen sama temen sekolah. Aku kan anak tunggal, jadi gak ada alasan ke tempat bermain"

"Terus biasanya kemana? Ini kan malah deket sama rumahmu kan Len"

"Hehe, biasanya aku ke cafe jam 12 malam sampai jam 3 pagi baru balik kalo lagi bosan di rumah"

"Cafe yang mana? Cafe apaan? Li***d cafe maksudmu? Bo**e cafe? Atau yang di timur sana?" Tanyaku.

"Wah. Ternyata kamu gak sepolos kelihatannya ya hahaha. Tahu semua cafe malam disini. Ckckckck" Helena memandangku dengan muka jahil dan sok polosnya. Menggemaskan.

"Ya siapa yang gak tahu sih. Itu tempat kan yang paling terkenal di sini. Udahalah, gak usah kesana-sana lagi. Gak ada untungnya juga. Mana mahal, mending juga beli sendiri, minum di rumah" Aku tulus mengucapkannya.

"Untungnya ada kok. Banyak cewek ataupun cowok yang deketin aku hahaha"

Ku jitak kepalanya. Bukan cemburu, cuma kesal saja mendengarnya.

"Iya deh iya. Gak kesana deh malam ini. Gak tau besok-besok. Hwlleeee" Helena menjulurkan lidahnya. Lalu berlari menuju mobil, dan masuk duluan.

#################################

Dan sudah sampai di rumah. Kami menuju kamar mandi, membersihkan diri bersiap untuk tidur. Aku selesai lebih dulu, dan langsung duduk di ranjang. Memainkan ponselku. Sekedar melihat pesan-pesan dari grub yang ku buat untuk para staff cafe. Konyol sekali mereka, masih membahas tentang perkelahian mulut Helena dan Gerry.

"Lihat apasih? Senyum-senyum gitu" Helena mengambil tempat di sampingku.

"Nih anak-anak. Pada nge fans sama kamu. Katanya kamu lucu, mana cantik banget"

"Aku bukan badut. Lucu apanya. Cantikan juga kamu Nad. Kamu tu gak tahu aja, di sekolah pada nanyain nomormu. Gara-gara kamu sering nganterin sampe depan kelasku. Ada juga tu staff perpus, masih muda. Mungkin se umuranmu. Kamu 24 tahun kan"

"Hahaha. Kayaknya, aku ini idola anak-anak belasan tahun sampai yang sudah dewasa juga ya? Tapi, sorry ya. Umurku ketuaan ya buat kamu. Jadi gimana sendiri gitu Len. Aku bukan pedophile ya. Inget itu. Aku beneran tertarik sama kamu. Dan cuma kamu" Aku menyakinkannya, ada rasa bersalah dan takut yang ku rasakan.

"Hahaha, dasar tua. Aku pun bukan orang yang suka dengan yang lebih tua ya. Cuma kamu juga yang bikin aku tertarik. Jadi Nadine, jangan pernah ngerasa bersalah gini ke aku. Tapi kamu emang cantik kok. Makanya aku tertarik dari awal lihat"
"Pas waktu itu? Pas kamu malakin Vero ya? Bukannya marah ke aku, malah langsung ngenalin diri"

"Bukan, dasar sok tahu. Jauh sebelum itu. Kamu mana tahu. Orang gak peka kayak kamu mah apa, gak akan sadarlah di lihatin orang juga"
"Maksudnya? Kamu tahu aku dari lama, gitu? Kapan, dimana?" Tanyaku penasaran.

"Iya. Rahasia hahaha. Kamu sengaja ya?" Tiba-tiba raut muka Helena berubah. Menjadi nakal. Ahh itu berlebihan. Menjadi jahil dan sedikit mesum.

"Apaan? Matanya ya. Gak kemana-mana!" Kataku langsung menarik selimut menutup tubuhku.

"Sengaja kan. Dasar. Apa coba kalau gak sengaja. Pakai kaos kedodoran gitu tanpa celana"
"Enak aja. Aku make celana ya. Cuma emang lebih pendek aja dari kaosnya. Lagian ini kan rumahku, ngapa jadi aku yang gak nyaman. Kamulah yang harusnya gak nyaman" jawabku menggebu, malu dengan perkataanya.

"Kamu udah berhasil bikin aku gak nyaman kok. Gak nyaman buat diem aja dan nahan diri"

Helena menubrukku. Menggelitiki, sampai aku tak bisa berhenti tertawa. Dasar gadis gila.

"Tapi Nad. Kamu lupa ya? Aku ini dalam masa dimana sedang tumbuh"
"Maksudnya?"
"Jadi. Jangan stop in aku kalau aku kebablasan nanti. Kamu sih, cantik" gombalnya.

Helena sepertinya sangat suka dengan bibirku. Lagi, dia menciumku duluan. Tangan yang biasanya hanya diam. Kali ini bergerak kemana-mana, tidak bisa diam. Ciumannya pun berbeda.

"Ahh iya, aku lupa. Kamu gadis yang sedang di masa menggebu" kataku saat dia memberikan kesempatan untukku berbicara.

#################################

(Hi readers. Sebenarnya cerita ini sudah selesai ku tulis sampai part akhir. Namun ku tarik ulang, dan ku revisi. Semoga tetap menjadi bacaan yang menyenangkan, ya. Trims)

LOVE, NADINE and HELENA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang