Yang terakhir - 2

11.4K 744 2
                                    

Alesha POV

"Ray, aku minta maaf telat bawa makanannya, aku tadi sedang..."

"Sedang menemui prioritas pertamamu kan? Yah, harusnya aku sadar untuk tidak menuntut lebih sama kamu. Karena ada orang lain yang lebih kamu pentingkan daripada aku."

Hatiku seakan mencelos karena kalimat menyakitkan yang tidak pernah ingin aku dengar dari mulut Rayyan. Apa laki-laki itu sudah tau alasan aku telat mengantarkan makanannya. Dan rasa kecewa sekarang sedang menguasai dirinya.

"Ini yang ingin aku jelaskan Ray, sebenarnya.."

"Tidak perlu kamu jelaskan. Karena keadaan sudah menjelaskan semuanya."
Rayyan memotong pembicaraanku, memotong penjelasanku agar dia mengerti. Namun sepertinya dia tidak memberi kesempatan sedikitpun untuk itu.

"Kamu salah Ray,"

"Iya aku memang salah, karena menjatuhkan hati pada orang yang tidak bisa melupakan cinta pertamanya."

"Bukan seperti itu, tolong dengerin aku dulu. Bagaimana bisa aku menjelaskan kalo setiap pembicaraanku kamu potong seperti ini."

"Kamu juga harus tau Sha, kamu datang kesini pada jam berapa? Ini bukan waktunya istirahat lagi, dan aku harus melanjutkan pekerjaanku. Jangan ganggu aku dihari pertama kerja, jangan jadi kesan yang tidak baik didalam pekerjaanku."

Jangan ganggu? Jangan jadi kesan yang tidak baik? Apa seburuk itu aku kali ini? Baik, memang aku datang tidak pada waktu yang tepat, tapi apa Rayyan bisa berbicara lebih lembut lagi, setidaknya aku tidak terlalu terluka.
Terluka? Apa lukaku sama dengan yang dirasakan Rayyan? Ah, aku memang salah kali ini.

"Baiklah, aku akan pergi. Maaf jika aku mengganggu waktu bekerjamu, aku tunggu kamu dirumah nanti, pulanglah tepat waktu,"
Ucapku, bukan saatnya untuk tetap disini.
"Dan, ini makanan untukmu, makanlah, jangan sampai kamu sakit karena terlalu banyak kerja dengan perut kosong."

"Bawa makanan itu kembali, aku sudah makan diluar."
Jawab Rayyan dengan pandangannya yang sudah fokus kelayar komputer. Dia sama sekali tidak memperhatikanku.

"Kamu tidak menghargai usahaku mengantar makanan ini?"

"Kamupun tidak menghargai usahaku mempertahankan pernikahan ini."
Selanya yang membuatku tercekat. Ya Allah, laki-laki itu benar-benar kecewa, dan itu membuat hatiku sakit. Untuk menjelaskannya pun kini belum waktunya. Biarlah, mungkin nanti setelah dia pulang, dan sampai dirumah, aku bisa menjelaskannya dengan keadaan tenang. Aku yakin Rayyan akan mengerti.

"Yasudah, pokoknya makanan ini aku tinggal disini. Mau kamu makan atau tidak, tapi yang aku harap kamu mau memakannya. Bukan karena menghargaiku, tapi karena seorang istri memang mempunyai kewajiban untuk melayani suaminya... Aku pamit dulu Ray, Assalamualaikum."
Aku berbalik, setelah menunggu lama untuk Rayyan sekedar memandang atau melirik sedikit kearahku, tapi nyatanya nihil, laki-laki itu masih serius berkutat dengan layar yang ada dihadapannya. Membalas salam pun terdengar lirih oleh telingaku.

Ya Rabb, sesakit ini terabaikan oleh orang yang aku sayangi. Apa aku sudah menghancurkan kepercayaannya, apa laki-laki itu sudah merasa terbohongi dan sakit oleh itu semua. Tentu, aku rasa Rayyan sedang merutuki hal itu. Namun, dia belum tau alasannya.

Aku berjalan menjauh, untuk keluar dari ruangan yang terasa panas didalamnya, bukan karena pendingin ruangan, tapi karena sikap Rayyan.

"Alesha."
Suara bariton itu terdengar seiring tanganku yang menutup pintu.
Suara yang begitu ku kenal, dan selalu membuatku merasa sejuk. Namun kali ini, aku tidak ingin menikmatinya, aku hanya ingin memeluk pemilik suara itu, menenggelamkan wajahku diantara dada bidangnya, menghabiskan setiap airmata disentuhannya mengelus puncak kepalaku. Karena yang aku rasakan saat ini tidak bisa aku elakkan rasa sakitnya, laki-laki yang sudah menjatuhkan hatinya untukku, mengorbankan setiap kesenangan duniawinya yang dulu, menjauhi cinta pertamanya, dan rasa percaya dan setianya untukku, kini malah menolakku hadir diantara waktunya, sedangkan biasanya laki-laki itu tidak mau berlama-lama jauhan denganku, dan caranya mengabaikanku, lebih menyakitkan daripada waktu dulu saat dia cari gara-gara denganku.

Bintang dibalik Senja (COMPLETE)Where stories live. Discover now