Rahasia Terindah

15.6K 1K 23
                                    

"Jadi sebenarnya Esha anak siapa? Kenapa Ayah dan Bunda tidak menceritakan hal ini?"
Tubuh gadis itu muncul diantara dua pintu yang menutupi ruangan berbentuk persegi tempat Ayah dan Bundanya tidur dengan nyaman disana. Pembicaraan yang pelan, namun penuh lirih, membuatnya penasaran dan menyadarkannya pada kenyataan bahwa dia bukanlah anak kandung dari Ilham dan juga Rumi, setelah mengalami keguguran karena kandungan lemah, perempuan itu sudah divonis tidak bisa hamil lagi, tidak bisa memberi keturunan dari rahimnya lagi.

"Alesha.."
Ucap Rumi ketika melihat gadis yang dia sayang, yang dengan segala cara apapun akan menyembunyikan hal itu padanya, mendengarkan dan mengetahui apa yang baru dia katakan pada suaminya. Sedangkan Ilham tak kalah terkejutnya seperti halnya Rumi.

"Apa ini alasan Ayah dan Bunda tidak pernah menceritakan masa lalu kalian padaku? Karena aku bukan bagian kebahagiaan dari masa lalu kalian? Karena aku tidak lahir dari rahim Bunda dan tidak diadzani oleh Ayah?"
Alesha menghapus airmatanya, berusaha tegar meski kenyataan itu masih bisa berhasil membuatnya meneteskan airmata.

Rumi bangkit dari duduknya dan beranjak untuk mendekat kearah Alesha.

"Alesha, dengarkan Bunda dulu. Bunda tidak bermaksud sama sekali untuk menyembunyikan hal ini. Bunda akan menceritakan semuanya, tapi belum saatnya."
Ucap Rumi lirih.

"Bun, satu kali Bunda menceritakan kehidupan Ayah dan Bunda, aku sangat bahagia waktu itu, karena ternyata kebahagiaan kalian dulu ada aku diantaranya. Tapi itu ternyata bohong, aku sama sekali tidak pernah dilahirkan oleh Bunda, aku sama sekali tidak pernah menjadi kado terindah yang membuat tangis pecah dikeluarga ini. Kenapa Bun? Kenapa Bunda harus bohong tentang hal ini?"
Ucap Alesha yang membuat Rumi memeluknya erat, perempuan itu takut kebohongannya saat bercerita diteras depan rumah, membuat gadis itu membencinya dan memusuhinya.

"Esha, kamu salah."
Suara bariton kini terdengar tiba-tiba seiring langkah pria tegap melangkah kearah dua perempuan yang berpelukan itu. Mata Alesha masih mengerjap, menahan airmatanya, tidak dengan Rumi, yang sudah membiarkan airmatanya keluar sesukanya.

"Kehadiranmu adalah bagian terindah yang kita dapatkan, yang keluarga kita inginkan, dan dengan kehadiranmu juga kebahagiaan kita kembali lagi. Memang kamu tidak lahir dari rahim Bundamu, dan Ayah bukanlah pria yang mengadzanimu dulu. Tapi perlu kamu tau, hidup kita menjadi lengkap karnamu Sha."
Ucap Ilham lembut, selembut hatinya yang juga menangis, sejujurnya dia juga belum siap untuk menceritakan hal itu. Dia takut, putri kesayangannya itu akan merasa bahwa dia dirawat bukan oleh orang tua kandungnya.

"Maafkan Bunda, maaf. Bunda tidak bermaksud menyembunyikan ini."
Ucap Rumi masih memeluk Alesha, tapi nadanya semakin lirih dan bergetar.

"Sejatinya sebuah rahasia pasti akan terungkap, kebohongan akan terbongkar. Tapi apa dengan menyesali adalah cara dewasa kita menyikapinya? Kita yang memilih menyembunyikan ini Rumi, kita juga yang harus menerima konsekuensinya. Setidaknya, kita sangat menyayangi Alesha, sangat.."
Pandangan Ilham tertuju langsung pada Alesha yang sedari tadi memandangnya, memandang mata yang berkaca-kaca.

"Maafkan Ayah dan Bundamu, jika kebohongan ini harus membuatmu terpuruk, maaf Sha. Ayah tidak bisa memaksamu untuk tidak membenci Ayah, karena Ayah memang salah tidak memberitahumu tentang kebenaran ini."
Ucap Ilham yang membuat Alesha meneteskan airmata, membiarkan airmata itu jatuh beriringan dengan isak tangisnya. Pelukan itu dia lepaskan.

"Dan sampai kapanpun, Alesha tidak bisa membenci Ayah dan Bunda atas kebohongan ini. Kebohongan itu tidak ada secuil pun dibanding rasa kasih sayang tulus yang telah kalian berikan sejak dulu. Alesha meminta maaf, kalau kalimat yang Esha tadi katakan menyinggung perasaan Ayah dan Bunda. Kalian adalah orangtuaku, sampai kapanpun, meskipun aku tidak benar-benar lahir dari rahim Bunda, tapi aku bersyukur mempunyai seorang ibu yang jauh menyayangiku daripada dirinya sendiri. Aku juga bersyukur mempunyai Ayah yang akan melakukan apapun untukku."
Ucap gadis itu dengan airmata yang sudah membanjiri pipinya. Kalimat Alesha adalah racun ternikmat yang kedua orang itu dapatkan, ketakutan mereka sejak dulu dengan kenyataan yang akan terbongkar, tidak ada apa-apanya dengan keikhlasan putrinya yang menerima semuanya dnegan penuh kelapangan, meski mereka tahu, itu tidak mudah bagi Alesha, putrinya.

Bintang dibalik Senja (COMPLETE)Where stories live. Discover now