K.O.S

15.6K 1K 18
                                    

"para ilmuwan menemukan bahwa bintang sirius adalah sebuah bintang ganda."
Ucap seorang wanita yang terduduk dipelatarannya, bersama seorang gadis yang berencana untuk menginap dirumahnya.

Alesha terlihat begitu antusias mendengar jawaban Nada tentang penjelasan atas jawabannya mengenai bintang Sirius, bintang yang terlihat paling terang dimalam hari. Dia tidak meragukan pengetahuan Amma-nya tentang apa yang ada dilangit dan peredarannya.

"Tapi selama ini yang aku lihat hanya ada satu bintang, Amma."
Ucap Alesha atas apa yang dia ketahui.

"Ya memang, tapi sebenarnya sirius adalah sepasang dua bintang, yang dikenal sebagai Sirius A dan Sirius B. Yang lebih besar adalah Sirius A, yang juga lebih dekat ke bumi dan bintang paling terang yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Tapi Sirus B tidak dapat dilihat tanpa teropong. Makanya kamu tidak salah kalau hanya melihat satu bintang saja. Dan bintang ganda Sirius beredar dengan lintasan berbentuk bulat telur mengelilingi satu sama lain. Masa edar Sirius A dan B mengelilingi titik pusat gravitasi mereka yang sama adalah 49,9 tahun. Angka ilmiah ini kini diterima secara bulat oleh jurusan astronomi di universitas Harvard, Ottawa dan Leicester. Hal yang perlu kamu perhatikan di sini adalah garis edar ganda berbentuk busur dari dua bintang tersebut yang mengitari satu sama lain."
Jelas Nada sampai membuat gadis itu manggut-manggut, entah dia bisa mencernanya lebih cepat atau tidak.

"Tapi harus kamu tau juga Sha, hasil ilmiah ini, ketelitiannya hanya dapat diketahui di akhir abad ke-20, namun dalam Al-Quran hal itu sudah di-isyaratkan terlebih dahulu. Ketika ayat ke-49 dan ke-9 dari surat An Najm dibaca secara bersama, keajaiban itu menjadi nyata. wa-annahu huwa rabbu alsysyi'raa. Yang artinya dan bahwasanya Dialah Tuhan yang memiliki bintang Syi'ra atau bintang sirius. fakaana qaaba qawsayni aw adnaa. maka jadilah dia dekat dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi)."
Tambah Nada.

"Bintang sirius yang terlihat begitu terang sendiri, namun nyatanya dia pun memiliki pasangan, dan pasangannya lah yang membuatnya semakin terang. begitupun semua yang diciptakan oleh Allah Sha, semua berpasang-pasangan, dan semua yang berpasangan akan saling melengkapi, bagaimana dengan Rayyan? Bagaimana dengan perjodohan kalian?"
Kalimat terakhir Amma-nya itu membuat Alesha tiba-tiba tercekat, bagaimana mungkin topik yang tidak sama sekali menjulur ke Rayyan, bisa-bisanya berakhir tepat pada nama laki-laki itu.

"Ke-kenapa jadi ke Rayyan, Amma?"
Alesha salah tingkah, gadis itu belum siap ditanyai Ammanya.

Wanita itu tersenyum sembari mengelus-elus puncak kepala Alesha, persis seperti Rumi.

"Perjodohan itu bukanlah titik dimana jodohmu sudah kamu temui Sha, karena pada hakikatnya jodoh itu Allah yang tahu, dan ikhtiar adalah cara kita untuk tau takdir itu. Tapi sebagai pasangan yang nantinya akan menjalani hidup berdua, kalian tentu harus saling melengkapi, menyemangati dan mendukung, meski hanya dari belakang, ya ibarat seperti bintang sirius, sirius B tidak terlihat namun dialah yang membuat sirius A menjadi terlihat terang dan akhirnya dikagumi. Tapi sirius A tidak pernah menjauh dari sirius B bukan? Nah, perumpamaan itu coba kamu terapkan nantinya dikeluarga kamu. Bukan saling mengekang, namun mendukung, bukan saling mencemburu namun menyemangati."
Nada tahu keponakannya itu salah tingkah, wajar saja. Gadis itu menunduk dan hanya diam.

"Amma, apa aku masih belum pantas ya untuk menikah? Saat ditanya seperti ini saja aku masih gugup dan nggak tau harus ngomong apa."
Alesha mendongakkan kepalanya, dan semu merah benar-benar terlihat dikedua pipinya. Nada tertawa geli melihat gadis kecil yang dulu selalu main dengan putrinya, sekarang malah sudah menuju masa pernikahan, sedang Aisya putrinya sendiri masih belum mau menikah, bahkan dia menolak untuk dijodohkan. entah siapa sebenarnya laki-laki yang sudah memenuhi hati Aisya, hanya saja gadis itu lebih memikirkan kuliahnya.

"Wajar sayang, siapapun akan malu-malu sepertimu kalo ditanya hal itu. Tapi bukannya apapun itu masalahnya, kamu selalu cerita dengan Amma tanpa rasa malu? Tapi kenapa sekarang jadi malu-malu begini sama Amma?"
Balas Nada sedikit menggoda gadis itu.

"Bukannya aku malu, Amma. Hanya saja aku nggak tau harus mulai darimana, ada hal yang membuatku begitu mantap dengan perjodohan ini."
Ucap Alesha dari inti jawabannya.

"Jadi sebelumnya ada hal yang membuatmu nggak mantap dengan keputusan itu?"
Tanya Nada, gadis itu mengangguk menanggapi. Sudah biasa jika Alesha menceritakan apapun yang ada dihidupnya pada Nada, karena sejak dulu, Alesha dan Aisya saling bertukar pikiran bersama wanita itu. Meski begitu, Alesha juga tidak pernah menyembunyikan apapun pada Bundanya sendiri, Rumi. Hanya saja untuk hal ini, Alesha masih enggan untuk bercerita pada Rumi, dia takut Bundanya itu akan kecewa.

"Kenapa?"
Tanya wanita itu yang mengoyak ingatannya, mengharuskannya bercerita apa yang menjadi bebannya.

"Sebelumnya aku mau tanya sama Amma, apa yang Amma ketahui tentang Kristen Ortodoks Syiria?"
Tanya Alesha yang membuat Nada tiba-tiba mengernyitkan alisnya.

"Kristen Ortodoks Syiria?"
Nada terlihat berfikir.
"Oh ya, itu semacam sekte yang kurang lebih sudah banyak menyebar di Indonesia. Tapi dalam agama kristen sendiri mereka sebut sekte Kanisah Ortodoks Syiria. Banyak teman Amma yang ikut sekte tersebut, pakaian mereka bahkan menyerupai agama islam."
Ucap Nada, Alesha tau itu, bahkan pengucapan salam serta cara beribadahnya tidak jauh beda dengan agama Islam, Alesha tau itu.

"Amma pernah mendengar asal usul munculnya sekte tersebut, Kanisah Ortodoks Syria mengklaim punya bukti sejarah, bahwa Injil yang pertama berbahasa Arab Syria. Menurut mereka pantang menyebut Nabi Isa as. dengan Yesus seperti lazimnya digunakan penganut Kristen Katholik/Protestan, tetapi lebih suka menyebutnya dengan al-Masih atau Sayyidina Isa al-Masih, berbicara dengan menggunakan bahasa Syria. Injil diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada tahun 643. Hingga sekarang, Injil yang digunakan penganut paham Ortodoks Syria, Irak, Lebanon, dan Mesir, adalah berbahasa Arab. Memang, antara bahasa Syria dan bahasa Arab terdapat kemiripan dan persamaannya."
Jelas Nada.

"Yang menarik, dalam menjalankan ibadah ritualnya, Ortodoks Syria ini menjalankan salat tujuh waktu dalam sehari semalam, dengan menggunakan bahasa Arab. Mereka juga membaca Kitab Injil -dalam bahasa Arab- mirip orang Islam sedang mengaji Al-Quran."
Tambah Nada, yang kini Alesha ketahui alasan Ayaz berbicara sholat tahajud dan dhuha adalah sholat wajib untuknya.

"Tapi konsep Kristen ini tidak terkait dengan syariah, seperti dalam Islam. Melainkan lebih berlandaskan pada keinsafan batin. Katanya menurut Presbyter Daniel Bambang, ini dilakukan bukan untuk mencari pahala. Tapi, untuk mengasihi Tuhan. Hanya itu yang aku tau sih Sha, teman-teman Amma juga sikapnya friendly sama yang lainnya, jadi susah membedakan mereka dengan yang beragama Islam seperti kita. Tapi kita juga perlu berhati-hati, kita dan mereka terlihat sama, namun Tuhan kita berbeda."
Ucap Nada. Alesha yakin apa yang dilakukannya benar, dia dan Ayaz berbeda.

"Memangnya kenapa kamu menanyakan hal ini Sha?"
Tanya Nada pada akhirnya.

Alesha tersenyum sekilas, kemudian berkata,

"Alesha salah, Alesha pernah menjatuhkan hati pada orang yang salah, meski keputusan perjodohan itu sudah Alesha setujui. Dan fatalnya, hati Alesha jatuh pada orang yang berbeda dengan Alesha."
Ucap Alesha lemah.

"Maksud kamu dia berbeda? Dia beragama Kristen Ortodoks Syiria yang kamu tanyakan tadi?"
Tanya Nada memastikan. Alesha mengangguk.

"Bagaimana bisa Sha?"
Tanya Nada, dia tidak tau kalau keponakannya bisa jatuh hati pada orang yang belum diketahui asal-usulnya, bahkan agamanya.

"Ini kesalahanku memang Amma, aku jatuh hati ketika melihatnya sering sholat dimusholla depan rumah."
Ucap Alesha.

"Apa Orangtuamu tau tentang ini?"
Tanya Nada.

"Entah, tapi Alesha yakin mereka sudah tau tentang ini."
Jawab Alesha.

"Lalu Rayyan?"

Alesha diam.

"Kamu tidak jujur dengannya?"

"Dia bahkan tau sebelum Alesha tau, dan dia juga lah yang buat Alesha sadar, perbedaan karena Tuhan, tidak akan bisa bersatu."
Jawab Alesha.

***

Regards

Umi Masrifah

Bintang dibalik Senja (COMPLETE)Where stories live. Discover now