Main-main dibalik Kebohongan

14.4K 1K 25
                                    

-Alesha POV-

Mataku terus kuedarkan kesetiap sudut ruangan yang baru aku sadari cukup besar dan mewah dengan berbagai benda-benda mahal didalamnya. Mencari sosok yang sedang kunantikan sejak tadi, sejak kedatanganku kerumah ini.

"Oh ya Sha, gimana sama ujian nasionalnya tadi, lancar?"
Suara lembut terdengar dari depanku, gadis itu mulai menyecap minuman buatannya, Bozcaada, minuman asal turki yang sengaja dibuatnya untukku. Dia berjanji kalau ujian nasionalku selesai, sepulangnya aku harus mampir kerumahnya dan menikmati minuman khas turki. Bozcaada atau yang lebih dikenal Red Poppy Sirup adalah salah satu minuman tradisional Turki yang terbuat dari kelopak poppy merah, air dan gula dengan cara alami.

Aku tersenyum membalas pertanyaannya. Gadis itu terlihat cantik ketika wajahnya terbuka sempurna, cadarnya sengaja dilepas karena sudah berada dilingkup rumah, dan hanya ada aku saja. Gadis yang aku kira akan sulit bergaul dengan orang asing yang jauh berbeda dengan orang Turki kebanyakan, bahkan hari ini membuatku tercengang, karena bukan hanya mudah bergaul, dia juga konyol dan tidak peduli apapun ketika sudah sedang beraksi, hanya saja itu akan dilakukan dengan orang yang sudah dia kenal dan dekat dengannya. Dan aku bersyukur, aku termasuk diantaranya, dia terbuka dan begitu baik denganku.

"Alhamdulillah Shena, setidaknya Allah akan mempermudah semuanya."
Jawabku.
Tapi aku melihat wajah gadis itu berubah seiring kepalanya yang mulai tertunduk. Apa ada yang salah? Aku fikir, setiap aku berbicara tentang kemudahan-kemudahan dan bukti sayang-Nya Allah padaku, gadis itu terlihat tidak suka. Padahal jika dengan Kak Ayaz, kakaknya, dia bersikap biasa saja bahkan ikut senang dan antusias.

"Kenapa She?"
Aku mulai mencoba membuka suara, rasa penasaranku berubah menjadi curiga. Apa benar, gadis sepertinya yang mau menutup semua auratnya, tidak suka dengan Tuhannya? Apa benar?

Namun kalimatku hilang seiring kepala yang tadi tertunduk, mendongak dan langsung tertuju keambang pintu masuk. Mataku yang tadinya memperhatikan dirinya, berubag mengikuti pandangannya. Dan menemukan seorang laki-laki tegap sedang berdiri diantara dua pintu.

Jadi, Kak Ayaz sejak tadi tidak ada dirumah, dan dia baru pulang? Bagaimana bisa aku menghabiskan waktu menelusuri setiap sudut rumah ini dengan mataku, kalau yang aku cari tidak ada disini.
Astaghfirullah Ya Rabb, kenapa aku terlalu merindukan seseorang yang tak pantas ku rindukan.

Laki-laki itu meneruskan langkahnya kerumah lebih dalam. Melewatiku juga Shena. Ternyata kehadiranku tidak sama sekali dia sadari. Sampai akhirnya deheman Shena menggoyahkan fokusnya dan berbalik melihat sekilas kearahku dan Shena, kemudian kembali berbalik. Namun beberapa saat kemudian laki-laki itu kembali mengulang memperhatikan kearah kita, lebih tepatnya kearahku.

"Alesha, sejak kapan kamu disini?"
Tanyanya ketika melihatku, aku hanya bisa nyengir.

"Setahun yang lalu."
Celetuk gadis didepanku. Dia terlihat kesal kepada kakaknya.
"Makanya, kalo masuk rumah, liat-liat kek ada orang nggak dirumah."
Tambah gadis itu. Kebawelannya adalah salah satu sifatnya yang bisa mudah bergaul.

"Shena, jangan mulai deh."
Peringat Ayaz.
"Yasudah, Alesha.. Aku tinggal dulu sebentar."
Tambahnya, yang kemudian bergegas masuk setelah mendapat persetujuanku dalam bentuk anggukan.

"Alesha."
Panggil Shena yang masih samar kudengar.

"Alesha."
Ulangnya lagi.

"Oh-iya, a-ada apa She?"
Jawabku, jujur selepas kepergian Ayaz, aku melamun memperhatikan punggung Ayaz yang mulai pergi dan menjauh kedalam rumah.

"Boleh aku tanya sesuatu sama kamu?"
Tanya Shena dengan mata teduhnya.

"Boleh lah She.."
Jawabku. Dengan senang hati aku mendengarkan pertanyaannya.

Bintang dibalik Senja (COMPLETE)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant