Janji untuk akhir 2

14.3K 1K 72
                                    

Alesha POV

Fikiranku memutar kejadian tadi siang, laki-laki itu datang kembali, ya dia datang dengan wajah yang baru, dengan kepercayaan yang baru, entah atas dasar apa dia benar-benar melakukannya, yang kutahu dia melakukan itu semua karena aku, karena keinginannya untuk bersatu denganku. Andai dia tau bahwa semua keinginannya akan pupus tanpa terkecuali harapannya, bukan bermaksud untuk menyakitinya, namun memang semua sudah terjadi.

Aku bisa apa jika takdir semakin menjauhkanku dengannya. Kak Ayaz, dia memang laki-laki pertama yang membuatku mengagumi sosok kaum adam, dia juga yang sudah berhasil menjatuhkan hatiku hingga membuatku meneteskan airmata ketika mengikhlaskannya. Namun, saat aku sudah mengikhlaskan, saat itu juga aku harus bangun dari keterjatuhanku.
Dulu, kepercayaan itu adalah jarak yang menjauhkanku dengannya. Tapi sekarang, saat dia mulai menghapus jarak tersebut, jarak lain telah aku ciptakan, tanpa dia ketahui.

"Esha."
Suara khas cicuit-cicuitku, yang sangat aku rindukan.

Mereka datang. Dirah, Lea, Shila, mereka baru datang setelah hampir satu jam aku menunggunya.

"Lama banget sih kalian."
Gerutuku.

"Biasalah, jam karet.. Oh ya mana Brotowali lo?"
Tanya Dirah. Ah gadis itu masih tetap sama, namun sedikit gempal, mungkin efek libur panjang setelah kelulusan.

"Brotowali apa temennya?"
Sahut Shila. Dia lagi, masih tetap sama, tidak pernah rela melihat diantara kita tentram.

"Musti deh Shila, gue serius."
Gerutu Dirah.

"Plisya, bisa nggak lebih dewasa, kita udah lulus SMA, masak sikap masih anak SMP."
Sahut gadis dipojok kiri, ah Lea, ada apa dengan dia? Kenapa sok dewasa sekali dia.

Sikapnya itu berhasil membuat kita mengernyitkan alis, bertanya-tanya apakah efek libur dan ponsel yang rusak bisa membuat Lea berubah jadi nyebelin.

"Jay."
Ucapnya lagi, dan sekarang pandanganku, Shila dan Dirah mengikuti mata Lea yang tertuju lurus kearah ambang pintu, disana sudah ada Rayyan bersama Jay dan Alfan, yang aku tau teman seperjuangannya.

"Eh, hai Leak."
Sapa laki-laki bernama Jay. Siapapun yang ada disana melongo mendengar sapaannya untuk Lea, sejak kapan mereka mengenal? Momen berkenalan pun tidak pernah aku temui diantara mereka.

"Kayaknya perlu ada penjelasan."
Bisik Shila diantara kita, dan menyadarkan Lea bahwa dirinya sedang dibicarakan.

"Apasih kalian."
Sahut Lea dengan sinis.

"Dirah, mana Umar?"
Bisik lagi Shila, kenapa gadis itu..

"Diem nggak."
Sahut Dirah juga. Mungkin hari libur ini membuat Shila bosan tidak ada yang dibully, sampai-sampai sekali ketemu waktunya dibuat untuk membuat sahabatnya kesal.

"Tau nih anak."
Tambahku, semoga saja tidak ada bahan untuk membullyku.

"Shila, ikut juga Ray?"
Suara itu samar, tapi bisa aku dengar, dan itu berasal laki-laki yang berjalan disamping Rayyan, dia Alfan.

"Eheem.."
Serempak, kedua sahabatku pun merasa senang ketika ada bahan untuk membully Shila yang suka mengerjai kita.

***

Sahabat, memang benar hanya mereka yang bisa menjadi teman disetiap masalahku, tidak hanya dalam kebahagiaanku.
Merekapun tau dengan kedatangan Ayaz dalam hidupku lagi.

"Dan lo mulai ragu lagi dengan Rayyan?"
Tanya Dirah sangsi.

Aku diam. Jujur, aku harus seperti apa? Aku harus mengakui apa? Aku pun masih belum tau bagaimana cara menilik hati yang benar, seringkali aku dibuat bingung oleh hal itu.

Bintang dibalik Senja (COMPLETE)Where stories live. Discover now