Sisi Lainnya

16.3K 1.1K 32
                                    

Hidup bercukupan dengan tinggal di luar negeri dan menempuh pendidikan S1 Ilmu Pengetahuan Bisni di Swedia, tidak membuat Hilda, putri sulung dari Ibrahim menjadi penyuka pergaulan bebas dinegeri itu, dia masih seorang perempuan yang taat beragama dan takut akan dosa. Selain tinggal di negeri orang, ditinggal ibunya sejak kecil membuat Hilda tumbuh menjadi perempuan yang mandiri. Sampai-sampai banyak orang yang mengira Ibrahim hanya mempunyai satu anak yaitu Ilham, padahal kalau mereka tahu, Hilda adalah anak sulung yang dibangga-banggakan oleh Ibrahim.

Dan karena ikhtiarnya dalam menempuh pendidikan, juga ketaatannya yang jarang sekali ditemukan dinegara yang terkenal akan kualitas lingkungan yang baik dan rendah akan pencemaran polusi udaranya itu, Hilda menemukan seorang imam yang menjadikannya bidadari syurganya, tidak lama setelah pernikahan mereka berdua tinggal bersama Ibrahim, yang pada saat itu sedang sibuk membujuk Ilham untuk mau dijodohkan dengan perempuan bernama Haida. Berita bahagia pun datang, ketika kehamilannya yang sudah tiga bulan mereka ketahui, dan suaminya yang bernama Farid itu pun memboyongnya kerumah baru yang akan mereka tempati untuk menyambut anak yang ada dikandungan Hilda.
Ibrahim sempat membujuk Hilda untuk tetap tinggal, namun kedua suami istri itu berdalih tidak ingin merepotkan ayahnya yang juga akan segera menikahkan Ilham.

Akhirnya waktu itupun tiba, dan kejadian yang tidak akan pernah bisa dilupakan oleh Hilda, kebahagiaan juga sekaligus luka yang membekas sampai sekarang. Pindahan kerumah barunya, yang hanya dibantu oleh Ibrahim juga Ilham membuat Hilda dan Farid kesulitan. Entah karena apa penyebabnya, Farid yang mengemudikan mobilnya begitu pelan, bisa oleng dan membanting setir sampai menabrak pembatas jembatan yang saat itu mereka lewati, dan seketika Farid meninggal ditempat.

Kenyataan yang diketahui oleh Hilda saat sudah ada dirumah sakit, karena dia juga tidak sadarkan diri ketika kejadian itu terjadi, membuatnya kembali kehilangan kesadaran diri, hampir berulang kali. Dia masih tidak percaya, kebahagiaan yang baru akan dia jemput bersama suaminya, malah sudah terenggut duluan. Kesedihan itu tidak berujung, sampai dia berhayal kalau Farid masih berada disampingnya, menemaninya ketika kehamilannya semakin membesar.
Begitupun ketika dia melahirkan, putri cantik yang hadir dalam hidupnya semakin membuatnya kehilangan akal, tidak lagi merasa ada Farid disampingnya, namun merasa Farid sudah meninggalkannya, sampai akhirnya perempuan itu benar-benar depresi. Putrinya tidak bisa kalau harus dirawat oleh Hilda, Ibu mertuanya meminta ijin pada Ibrahim untuk merawat cucunya itu, sampai Hilda benar-benar pulih dari depresinya.

Namun untuk Ibrahim, tidak hanya kejadian itu yang membebankan pikirannya. Kematian calon istri Ilham, juga membuatnya terbebani apalagi dia baru tahu satu kejujuran kalau perempuan itu sudah melahirkan seorang anak laki-laki lima bulan sebelumnya, seperti rencana Allah yang benar-benar tidak bisa ditebak, Ibrahim semakin terperangah ketika Ilham mengajukan satu nama perempuan yang ingin dikhitbahkan untuknya. Rumi, perempuan yang dia ketahui teman putranya, ternyata menjadi pilihannya.

Tidak hanya itu, setelah pernikahan Ilham dan Rumi, kebahagiaan pernah menyelimuti kehidupan mereka karena kedatangan anak dalam kandungan Rumi, namun kandungan itu gugur karena kandungan lemah dan terpaksa tidak bisa lagi memiliki seorang anak. Ibrahim semakin sedih, tidak karena dirinya yang ingin sekali memiliki cucu dari Ilham dan Rumi, namun melihat menantunya yang hampir putus asa dan dia tidak mau lagi apa yang dialami Hilda juga terjadi pada Rumi. Akhirnya dia mengusulkan untuk mengangkat anaknya Hilda untuk Ilham dan Rumi yang sebelumnya meminta ijin dulu pada ibu mertua Hilda yang sudah merawat.

Ilham menyetujui, begitupun Rumi. Mereka berdua mulai merawat dan mengasihi gadis kecil itu layaknya putri sendiri, Maila, Ibu dari Rumi begitu senang karena melihat putrinya bisa kembali bahagia seperti dulu.

***

"Setidaknya lo masih bisa melihat orangtua kandung lo."
Ucap laki-laki yang tadi mengantarkan Alesha ketempat orangtua kandungnya yang sekarang dia ketahui tinggal dirumah Ibu dari ayahnya. Wanita bernama Hilda, yang menjadi orangtua kandungnya sempat depresi dan sembuh total beberapa tahun yang lalu, dan begitu menyayanginya saat dia sadar Alesha lah putri yang dia sia-siakan hanya karena meratapi nasibnya yang dulu sudah terjadi. Kenapa Hilda tinggal dirumah Ibu mertuanya? Kenapa tidak tinggal dengan Eyang Ibrahimnya yang notabenenya adalah orangtua kandung ibunya? Alasannya muncul karena Ibu mertuanya hanya memiliki satu putra, dan dia adalah Farid, ayah dari Alesha, meski putranya sudah meninggal, namun dia menganggap Hilda adalah anaknya, pengganti Farid, dengan itu dia memaksa Ibrahim untuk merawat dan membantu putrinya untuk sembuh dari depresinya.

Bintang dibalik Senja (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang