Rayyan, si Zuhara

14.7K 1.1K 40
                                    

"Yasudah, biar gue anter lo pulang."
Ucap Rayyan ketika melihat langit mulai gelap, dan senja mulai datang.

"Pake apa?"
Tanya Alesha yang tidak melihat kendaraan terparkir disekitarnya.

"Jalan kaki lah, gue sebenernya dari bengkel, motor gue mau dioperasi massal . makanya gue pulang naik taksi, tau-tau liat lo jalan kaki, jadi gue berenti disini."
Jelas Rayyan.

"Oh, gue kirain lo sengaja jalan kaki buat gue."
Ucap Alesha samar.

"Apa?"
Tanya Rayyan menanyakan kejelasan suara Alesha yang samar. Alesha sendiri yang takut ketauan kePDannya, menjadi gelagapan dan berusaha menyembunyikan rasa malunya.

"Haa? Apa?"
Tanya balik Alesha, dia bsrpura-pura tidak mengatakan apapun.

"Siapa juga yang sengaja jalan kaki buat lo, kePDan."
Jawab Rayyan atas gerutuan Alesha yang samar. Sedangkan gadia itu bersikap ketar-ketir ketika kepura-puraannya malah dibalas dua kali lipat oleh Rayyan, dan berhasil membuatnya sangat-sangat malu.

"Ngeselin."
Gerutu Alesha dalam hati.

Sekilas tawa laki-laki itu pecah, namun berhenti seiring langkahnya yang mulai mendahului Alesha.

"Setidaknya dnegan jalan kaki, kita bisa menikmati bintang senja yang akan hadir setelah ini."
Ucapnya, yang menyadarkan Alesha. Bintang senja, dia juga menyukainya, selain bintang fajar yang selalu ia temui setiap shubuh seiring matanya yang terus menangkap kehadiran Ayaz di mushollanya. Dia juga menyukai bintang senja.

"Lo suka merhatiin bintang senja?"
Juga. Alesha ingin mengatakan kesamaan mereka, tapi dia terlalu naif untuk itu.

"Ya, kalo ada waktu lenggang sebelum matahari terbenam, gue lebih suka meluangkan waktu untuk melihat bintang senja itu."
Jawabnya, sembari terus berjalan. Tidak terasa cahaya senja menghiasi langit barat seiring matahari yang mulai menyusup dibawah langit.

"A-apa lo juga suka merhatiin bintang fajar?"
Tanya Alesha.

"Nggak."
Jawabnya langsung.

"Kenapa? Apa kedua bintang itu berbeda?"
Tanya Alesha penasaran.

"Nggak, nggak ada yang beda. Kedua bintang itu sama-sama adalah planet Venus. Bisa juga dikatakan bahwa setelah bulan, objek cerah berikutnya adalah venus akibat adanya magnitudo -4,6 sehingga kecerahan venus menyerupai sebuah bintang. Saat matahari akan terbit dan saat matahari tenggelam merupakan titik bintang paling cerah venus sebagai bintang bercahaya,karena planet ini biasanya terlihat di sebelah timur sebelum matahari terbit, sehingga Venus di sebut Bintang Timur atau Bintang Fajar. Kadang-kadang juga Venus terlihat di sebelah barat sebelum matahari terbenam, sehingga venus dinamakan Bintang Senja, Bintang Barat, atau Bintang Kejora. Dalam bahasa Arab sendiri planet ini dikenal dengan nama Zuhara."
Jelas Alesha. Dia terperangah ternyata laki-laki itu punya penjelasan tentang si bintang fajar dan bintang senja itu sendiri.

"Jadi kalo mereka sama-sama merupakan planet yang sama, kenapa tidak lo sukai kedua bintang itu saja, kenapa hanya bintang senja?"
Tanya Alesha.

"Karena diantara kedua bintang itu, ada jiwa yang berbeda dihati lo."
Ucap Rayyan yang membuat Alesha terperangah.
Jiwa yang berbeda? Dihati? Apa maksudnya dia sudah tau kalau penggambaran keistimewaan Ayaz adalah bintang senja.

"Jangan berfikir yang aneh-aneh, setiap orang ditakdirkan untuk memilih satu diantara dua pilihan. Begitupun elo, lo juga pasti memilih mana yang lebih lo sukai cahaya kedua bintang itu. Tapi mungkin bukan sekarang."
Jelas Rayyan.

Kalau boleh Ray, aku ingin menjadikanmu bintang senjaku, meskipun..

"Dan lo bisa mulai sekarang mempertimbangkannya. Mana bintang yang lebih lo suka."
Tambah Rayyan.

"Gue akan pilih yang paling bercahaya buat gue."
Jawab Alesha. Senyum miring terlihat menghiasi bibir laki-laki itu ketika mendengar jawaban Alesha.

"Udah mulai pinter ya."
Goda Rayyan.

"Baru sadar?"
Elak Alesha. Tapi nafas besarnya dia hembuskan dengan keras.
"Yaa Ray, ternyata selama ini persepsi gue tentang lo salah."
Tambah Alesha.

"Yaa, gue tau."
Sahut Rayyan.

"Gue kira elo adalah cowok yang paling nyebelin sejagad raya, yang suka main cewek, beganjulan gak ada seriusnya, nggak ada baiknya sama sekali. Tapi, ternyata kebaikan lo jauh dari ekspektasi gue. Bahkan gue merasa kebaikan dan kepedulian lo, nggak cukup dibalas dengan makasih."
Jelas Alesha.

"Lo nggak perlu bales apa-apa, cukup jadi istri gue."
Jawab Rayyan yang seketika membuat bundaran merah samar dipipi kanan dan kiri Alesha, rona merah karena rasa malu. Rasanya dia sudah larut dalam jagongan-jagongan yang melelehkan tubuh Alesha.

"Gue sendiri berfikir elo bukanlah cewek yang ada dalam tipe gue. Tidak ada yang menarik dari diri lo. Tapi gue baru sadar ada daya tarik sendiri yang gue rasain."
Tambah Rayyan.

"Apa?"

"Yaitu magnet yang sudah diciptakan oleh Allah didiri lo untuk menarik gue."
Jawab Rayyan.

Alesha langsung berhenti, jujur dia tidak bisa kalau terus berjalan. Bisa-bisa dia bergetar dan seketika lumer jika masih terus mendapatkan gombalan-gombalan khas Rayyan.

"Kenapa berenti?"
Tanya Rayyan.

"Nyari botol bekas, buat nimpuk lo!"
Jawab Alesha. Membuat Rayyan tidak bisa membendung tawanya. Sungguh, melihat gadis itu kelabakan oleh gombalannya, Rayyan sangatlah suka melihatnya.

"Gak perlu yang bekas, yang ada isinya juga boleh. Asal kita cepat-cepat pulang. Keburu maghrib ini."
Sahut Rayyan, yang menyadarkan Alesha kalau senja akan menghilang, gema adzan sudah saling bersahutan dimasjid satu dan lainnya.

"Baiklah, ayo cepat."
Yang tadinya berhenti, Alesha langsung berjalan dengan langkahnya yang diperlebar, melewati Rayyan yang berdecak melihat tingkah Alesha.

"Tungguu, apa lo tidak mau menunggu calon suami lo ini? Besok gue dateng buat khitbah lo, lo setuju nggak?"
Suara yang tadinya begitu dekat, kini terdengar lebih jauh. Karena laki-laki itu masih berhenti, membiarkan Alesha terus berjalan kedepan.

"Gue setuju."
Suara lirih terdengar seiring langkahnya yang mulai dia perlambat karena rumah sudah ada didepannya sekitar 1-2 m.

***

Regards 💕

Umi Masrifah

Bintang dibalik Senja (COMPLETE)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon