Yang berjanji untuk kembali

15.2K 1K 40
                                    

"Bulan depan, sebelum kalian benar-benar sudah masuk keperguruan tinggi. Acara akad nikah kalian sudah harus terlaksana."
Ucap Rumi setelah acara pertemuan yang (sedikit) menegangkan bagi kedua pemuda-pemudi yang baru saja bertemu di dapur tadi malam.
Alesha hanya mengangguk-angguk mendengar hasil keputusan yang sudah dirundingkan dari kedua keluarga itu. Hanya satu pertanyaannya, kenapa pernikahan itu terkesan begitu dipercepat?

"Bunda, bucket bunganya siapa yang bawa?"
Bukan mengalihkan pembicaraan atau menghindar, tapi Alesha sudah cukup banyak mendengar kalimat yang terus diulang-ulang oleh Bundanya itu, sedangkan mereka pagi-pagi ini sudah harus sampai dirumah Nada, membantu mempersiapkan syukuran walimatul haml-nya Nada untuk kehamilan yang kedua setelah hampir duapuluh tahun lebih tidak mempunyai anak lagi setelah Aisya.

"Duuh Esha, tenang. Kamu kira Bunda juga tidak repot membawa bunga dan makanan ini."
Ucap Rumi yang ditangannya sudah ada dua bucket bunga dan dua rantang besar, yang sekarang dialih pindahkan ketangan Alesha.

"Tapi kita naik motor Bun, gimana bisa bawanya?"
Protes Alesha. Hanya tinggal satu motor yang biasa digunakan Alesha kemana-mana, berada di garasi dan belum tersentuh tangan. Mobilnya dibawa Ilham ke kantor, dia berujar akan menemui mereka langsung dirumah Nada, padahal dia tau istrinya akan membawa bunga dan makanan yang tidak sedikit.

"Ayahmu juga sih, nggak pengertian banget. Gak peka."
Gerutu Rumi yang berjalan kearah depan rumah, menunggu putrinya mengambil motor.
Alesha hanya berdecak dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kenapa Bundanya selabil anak abg seperti dirinya, padahal seingatnya, Rumi sendiri yang menyuruh suaminya itu untuk menunggu dirumah Nada saja, daripada bolak-balik jemput dirinya lagi dirumah.

"Alesha sebentar."
Suara lembut itu kembali terdengar. Namun tak terdengar seperti gerutuan sebelumnya, lebih kearah memberhentikan langkahnya.
Gadis yang hampir mencapai garasi, segera berbalik untuk mengetahui apa yang terjadi sampai Bundanya memanggilnya.

Terlihat mobil berwarna hitam gelap, dengan kaca yang juga sengaja dibuat gelap, sampai pengemudi didalam tak bisa ditembus pandang, berhenti tepat didepan Rumi berdiri. Tiba-tiba Alesha menjadi khawatir melihat Bundanya yang tertegun dnegan kehadiran mobil yang ada didepannya. Gadis itu segera berlari kearah Rumi, mensejajarinya dan memperhatikan kaca mobil yang benar-benar tidak bisa dilihat pengemudinya, bahkan bayangan yang samar sedikitpun tidak terlihat. Alesha masih menunggu, sampai akhirnya bunyi pintu pun terdengar. Dan seolah detik yang menegangkan, yang membuat kedua perempuan itu penasaran, langkah kaki seseorang pun jatuh ditanah, dan tidak lama kemudian tubuh pemilik mobil itu dengan serta merta hambur dalam lingkup angin panas yang tiba-tiba menyelimuti seluruh udara pagi itu.

"Kak Ayaz."
Ucap Alesha lirih, yang hampir tak terdengar oleh Rumi.

"Bu Rumi maaf, Pak Ayaz ada dirumah?"
Ucap laki-laki yang beberapa hari ini tidak lagi menampakkan diri didepan Alesha, atau mungkin gadis itu menghindar. Kebiasaan mereka yang bertemu dimusholla, membuat Alesha lebih memilih melakukan ibadah dirumah, sejujurnya, gadis itu takut, apa yang dikatakan Rayyan akan terjadi jika Alesha masih berhubungan dengan Ayaz. Membiarkan perbedaan keyakinan dipertemanan mereka, namun tanpa disadari rasa lain muncul dan akhirnya membuat anggapan agama yang sakral, akan mudah diperalat karena cinta dua manusia.

Mata laki-laki itu tidak beralih dari pandnagannya ke Alesha meski dia sedang bertanya pada Rumi, Alesha yang mengetahui hal itu segera memalingkan wajah dan berpura-pura masa bodoh, dia hanya ingin semuanya kembali normal, sebelum dia mengenal bintang fajarnya, yang ternyata begitu menyakitkan.

"Pak Ilham sudah berangkat sejak tadi, Pak Ayaz. Ada yang bisa dibantu?"
Tanya Rumi begitu akrab.

"Oh tidak Bu, ada urusan sedikit dengan Pak Ilham.. Oh ya, Bu Rumi mau kemana?"
Tanya balik Ayaz.

Bintang dibalik Senja (COMPLETE)Where stories live. Discover now