Aku menemukannya

27.3K 1.2K 9
                                    

"Mas-mas itu kayak bintang fajar juga merangkap bintang senja."
Suara lembut itu muncul ketika sahabatnya Adirah mulai kepo dengan laki-laki yang berhasil membuatnya begitu mengagumi laki-laki, padahal selama ini tidak ada yang membuat dia kagum selain ke Ilham, Ayahnya yang super dingin dibalik sifatnya yang menghangatkan, mengayomi keluarganya dengan kewibawaan yang dimilikinya.

"Kenapa lo bisa gambarin cowok yang gak pernah lo kenal, seistimewa itu?"
Tanya Adirah sembari masih menjajari langkah sahabatnya. Hari ini dia harus mengantarkan Alesha ke perusahaan besar Ayahnya, sebelum kumpul dengan Azalea juga Asilah yang ada dicafetaria milik Ayah Azalea.

"Karena.. dia itu beda. Entah, apa itu. Padahal gue sendiri gak pernah kenal dia, gak pernah tau namanya, ataupun menemuinya saja, nggak pernah gue rasain."
Jelas Alesha.

"Dasar aneh. Gimana bisa kayak gitu."
Protes Adirah.

"Ah sudah deh, lo mah gak akan pernah ngerasain kayak gue. Kan cinta lo masih belum kebales sama Umar."
Seketika Adirah mendelik ke Alesha yang berani-beraninya menyebut nama laki-laki itu dengan mudah. Sedangkan Alesha sendiri sudah berlari menjauh, mengikuti ancang-ancangnya yang tahu sahabatnya itu akan segera menjitaknya.

"Lihat aja lo nanti, gue bakal ceritain tuh cowok ke depan Ammu Ilham."
Ucap Adirah yang tidak dihiraukan gadis bernama Alesha, dia memasuki gedung besar yang ada didepannya, mendapat penghormatan dari dua laki-laki berjas hitam yang berdiri di kanan dan kiri pintu.

"Lo bisa nungguin gue enggak? masih untung gue mau nganterin lo."
Gerutu Adirah yang memasuki lift bersama Alesha yang lebih dulu masuk.

"Sudahlah Dira, kenapa daritadi bawaannya ngegerutu aja sih?"

"Ini gara-gara lo juga kali."

Perdebatan itu lah yang membuat Alesha selalu ingin bersama sahabatnya. Perdebatan yang akan semakin membuatnya rindu dengan mereka saat kelulusan tiba.

Lift terbuka dan memperlihatkan pintu ruangan berwarna coklat dengan ornamen kaligrafi keemasan ditengah-tengahnya.

Kedua gadis itu melangkahkan kakinya kearah pintu tersebut, yang didalamnya sudah ada Ilham.

"Sepertinya Ayah sedang ada tamu deh.."
Alesha mendekatkan telinganya kepintu, mencoba mengecek keadaan didalam ruangan itu. Dan dia mendengar dua orang atau bahkan lebih sedang bercakap-cakap, dan dia yakin Ayahnya sedang ada tamu.

"Esha, Sha.. Udah, jangan gitu."
Adirah menarik tangan Alesha yang masih mendekatkan telinganya ke pintu.

"Bentar Dira, ini masih ngecek ada siapa didalam."
Jawab Alesha.

"Daripada menguping, lebih baik ketuk pintu dan masuk."
Suara itu membuatnya melonjak kaget. Dan mendapati ayahnya juga dua orang laki-laki dibelakangnya.

"Ayah,"
Ketahuan, dan harus berbuat apa lagi? kalau tidak menyengir, menertawakan dirinya sendiri.
"Alesha takut mengganggu."
Jelasnya kemudian.

"Yasudah, tunggu Ayah didalam, Ayah mau nunjukin gudang produksi kepada Pak Ayaz dan Pak Kennet."
Ilham tidak mau memperpanjang hal itu. Atau mungkin malu punya anak beginjalan sepertinya.

"Iya Yah, maafin Esha."
Alesha menunduk, bukan malunya didepan kedua orang laki-laki itu, tapi malunya Ayahnya yang punya anak tidak bisa diatur sepertinya. Sedangkan Adirah yang ada dibelakangnya hanya bisa menahan tawa.

Tiba-tiba suatu benda terasa hangat menyentuh puncak kepalanya.

"Tidak apa-apa, mungkin sifat Bundamu nurun ke kamu."
Bisik Ilham sembari berlalu, meninggalkan bekas jemarinya di atas kerudung berwarna biru soft kesukaannya.

Bintang dibalik Senja (COMPLETE)Where stories live. Discover now