18. Ferdinand Moore POV

Start bij het begin
                                    

Flashback Off•

Dan karena perjanjian itu, aku terpaksa tidak berbicara banyak ke Ririn. Tentu saja aku telah membayar 1 orang disekolah Ririn untuk melihat apakah Selena benar2 minta maaf ke Ririn.

Dan aku telah menyewa 2 orang untuk menjaga Ririn diluar sekolah. Tujuannya hanya untuk menjaga Ririn dari Selena. Karena aku tau Selena bukanlah tipe orang yang mudah meminta maaf, dan Selena merupakan tipe orang psikopat. Dia bisa saja mencelakakan Ririn tanpa sepengetahuanku. Makanya aku menyewa 2 orang untuk menjaganya.

Tiba2 hp ku berbunyi

"Hallo. Ada apa?"

"Begini bos. Barusan Ririn makan di tempat bakso dekat rumahnya, dan dia bertemu dengan orang bernama Roy. Mereka janjian malam minggu, pergi mencarikan hadiah untuk nyokap Roy. Dan saat dia pergi, kami ingin mengikutinya tapi langkah kami terhenti ketika ada seorang laki2 yang menelepon."

"Menelepon?"

"Ya. Saya mendengar dia memberitahu orang yang dia telepon kalau Ririn akan pergi malam minggu.

Dia berkata seperti ini
'Hallo?'
'....'
'Katanya dia janjian malam minggu ini'
'....'
'Baik bos'

Seperti itu bos."

"Siapa dia? Dan saya tidak suruh kamu untuk mengikuti perkataannya dengan rinci."

"Coba lihat Line bos. Saya sudah mengirimkan foto laki2 yang menelepon tersebut. Hehehe tidak apa2 bos biar lebih jelas."

"Baiklah. Tetap ikuti Ririn."

"Baik bos."

Aku mematikan telepon dari salah satu orang yang kusewa untuk menjaga Ririn.

Aku langsung membuka Line dari salah satu suruhanku. Disana terlihat seorang laki2 yang sedang telepon dan sedikit menunduk. Wajahnya tidak terlalu kelihatan karena ditutupi masker.

Saat ini aku sedang berada di mobil. Aku terpaksa tidak mengantarnya pulang karena aku tadi mengikuti remedial IPA disekolah.

"Pak."

"Ya tuan?"

"Mama dirumah?"

"Kalau itu saya tidak tau tuan."

"Oohh ok."

Saat aku sampai dirumah, aku berterima kasih kepada pak supir dan langsung masuk kedalam rumah. Sebelum masuk, aku bertemu dengan pak satpam di depan rumah.

"Pak."

"Ya?"

"Mama dirumah?"

"Ya tuan."

"Ok makasih pak."

"Ya, sama2."

Aku langsung masuk kedalam rumah.

"Maaaaaaa....."

"Kenapa teriak2 sayang?", kata seorang wanita yang sedang duduk menikmati kopi nya.

"Ma. Untuk beberapa waktu ini, tolong jangan jodohkan aku sama Ririn dulu ya."

"Kenapa?"

"Hmm.. Gini ma," aku langsung menceritakan perjanjianku dan Selena ke mama.

"Kenapa kamu mau saja menerima? Harusnya kamu nolak dong. Kamu gimana sih jadi laki2 kok gitu."

"Aduh ma. Aku tau aku salah karena harus pacaran sama Selena. Tapi ma, kalau aku tidak menerimanya nanti Selena bisa menyakiti Ririn dan aku gak mau itu."

"Mama yakin kok kalau Ririn bisa menjaga dirinya sendiri."

"Tapi dia gak sekuat yang mama kira ma. Apalagi Selena itu orangnya psikopat, pasti dia akan menyakiti Ririn. Dia orangnya gak pernah mau mengalah ma."

"Gak sekuat yang mama kira? Setau mama, dia wanita yang kuat."

"Dia punya penyakit kanker ma. Dia tidak kuat, dia lemah ma."

"APAAAAA!?"

"Ma aku serius.."

"Kenapa mama baru tau? Kamu kok gak cerita sama mama?"

"Aduh ma itu nanti aja. Pokoknya sekarang aku harus gimana biar dia gak disakiti Selena."

"Kamu kan bisa suruh bodyguard untuk menjaganya. Kamu tidak harus terpaksa menerima perjanjian itu. Tapi sekarang sepertinya sudah tidak bisa lagi"

"Kenapa ma?"

"Bisa saja dia marah karena kamu labil, dan dia pasti akan langsung menghancurkan hidup Ririn dan keluarganya. Atau bisa saja keluarga kamu juga."

"Aduh mama kok malah bikin aku takut sih..."

"Salah sendiri kamu langsung saja menerima perjanjian tersebut. Kenapa kamu gak bilang dulu ke mama?"

"Aduhhh iya dehhh aku salah. Jadi sekarang gimana?"

"Mana mama tau. Pikir aja sendiri. Pokoknya mama gak mau ada keluarga atau calon keluarga kamu yang terluka."

"Isshh mama bukannya kasih solusi.."

"Nanti aja, mama pikir2 dulu caranya."

"Yadeh ma."

Aku berdiri dan berjalan ke arah kamar. Setelah sampai dikamar, akupun langsung mandi air dingin untuk menghilangkan rasa pusing dikepalaku.

Aku sungguh2 tidak ingin membuat Ririn terluka.

Setelah mandi aku langsung pakai pakaian dan merentangkan tanganku di tempat tidur. Tiba2 hp aku berbunyi menandakan ada Line masuk. Aku langsung membukanya dan terlihat disana ada sebuah pesan dari Selena.

Selena : Hai honey. Lagi apa?
Ferdinand : Tidur
Selena : Tidur kok bisa jawab pesan sih?
Ferdinand : Gak tau deh aku capek
Selena : Oiya. Buka instagram dong. Aku ada post foto kamu sayanggg.
Ferdinand : APAAA? Kenapa kamu post foto aku sih? Pokoknya hapus sekarang juga!
Selena : Kalau kamu mau aku hapus fotonya, kamu harus mau jalan sama aku malam minggu ini.
Ferdinand : Ok. Tapi hapus sekarang juga!
Selena : Awas ya kalau kamu bohong
Ferdinand : Cepetan hapus!
Selena : Sudah

Aku tidak menjawab lagi. Tiba2 ada line dari sahabatku Louis William.

William : Moore, lo pacaran ya sama Selena mantan gue?
Ferdinand : Ini tidak seperti yang lo kira Wil. Bisa ketemuan? Gue mau jelasin semuanya sama lo
William : Jam 6 di mcd
Ferdinand : Ok

*****

Akan di revisi kalau sempat :v

Btw baca ceritaku yuk. Cerita fantasi (on going - update setiap hari). JUDULNYA The Destiny of Photographer. Butuh saran dan kritiknya ya, jangan lupa vote :)

Thanks❤

You Are My Happy EndingWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu