003. Di Bawah Pohon Ginko

Mulai dari awal
                                    

Hinta berlari terengah-engah, dengan kesusahan karena furisode yang digunakannya menjuntai-juntai di tanah.

"Hontou ni gomenasai Naruto-kun, aku terlambat karena harus berlatih menari..." Cicit Hinata lembut sambil membungkkukan badannya sebagai wujud permintaan maafnya.

Naruto berdiri dari ayunan yang didudukinya, dan melipat kedua tangannya di depan dada, pipinya dikembungkannya dan bibirnya mengerucut. "Aku tidak mau memamaafkan mu." Dengus Naruto.

Hinata ingin sekali terkikik melihat tingkah laku Naruto tapi dia tahan kikikannya, karena bocah pirang berusia tiga belas tahun itu akan marah padanya.

"Kau harus mendapatkan hukuman Hinata." Ucap Naruto sambil menampakkan seringai liciknya

"Heh, hukum?" Beo Hinata

"Kalau kau tidak mau dihukum aku tidak akan memaafkanmu." Rajuk Naruto lagi sambil membuang mukanya.

"Huh... Baiklah..." Jawab Hinata pasrah.

Naruto memasang pose berfikir sambil dengan menunjuk'nunjuk dagunya dengan telunjuknya. "Kau bilang tadi kau terlambat karena berlatih menari, aku ingin melihat kau menari."

"Bukankah setiap Naruto-kun memintaku menari, dan kemarin Naruto-kun janji tidak akan memintaku menari hari ini...." Rengek Hinata manja sambil menghentakkan kakinya ketanah.

Naruto terkikik geli melihat tingkah manja Hinata yang dianggapnya imut itu tapi dia tidak akan menyerah begitu saja, dia tidak mau melewatkan satu haripun tanpa melihat Hinata yang menari dengan indahnya.

Ada satu keistimewaan yang membuat Naruto, selalu ingin dan ingin melihat Hinata menari.

Tubuh Hinata selalu menguarkan wangi yang sangat harum, dan saat dia menari angin akan menguarkan aroma tubuhnya yang serupa bunga itu sampai sampai kupu-kupu selalu mengelinginya saat dia menari.

"Kalau kau tidak mau menari, aku tidak akan memaafkanmu, aku juga tidak akan mengayunkan ayunanmu saat kau bermain lagi." Ancam Naruto.

"Tidak, aku mau bermain ayunan dan Naruto-kun yang harus mengayunkannya untukku!" Rengek Hinata manja.

Naruto mendekatkan wajahnya ke wajah Hinata dan menatap lekat permata lavender dihadapannya. "Kalau begitu menarilah..."

Jika Naruto sudah meminta dengan cara seperti ini tidak mungkin Hinata bisa mengelak lagi.

Naruto mengeluarkan shinobue*) yang dia selipkan di hakamanya dan menunujukan pada Hinata.

Hinata tersenyum seraya menggangguk, ia mundur beberapa langkah kebelakang diiringi alunan musik mengalun lembut yang berasal dari shinobue yang di tiup Naruto.

Kaki mungilnya mulai mengikuti alunan musik dari shinobue, Hinata merentangkan tangannya sehingga tamotonya membentuk seperti sayap kupu-kupu.

Ia berputar-putar sambil mengikuti alunan musik dari shinobue yang ditiup Naruto, selang beberapa waktu bersama dengan angin yang menguarkan aroma bunga dari tubuhnya, puluhan kupu-kupu datang menghampiri Hinata, mengerubuninya seolah ikut menari bersamanya.

Fox And FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang