f o u r t y t h r e e

7.7K 251 109
                                    

Gausah perhatiin mulmed, baca ae yang bawah heheheh... Btw gue private ya chapter ini, sekian terimakasi, selamat menikmati :) :) :)

Zayn melepas kausnya dan hanya menyisakan boxer yang masih dibaluti dengan jeansnya. Apa ia gila? Ini sedang di tengah-tengah hutan, dan ini masih siang menjelang petang. Tangannya meraih tanganku lalu menjatuhkan ember yang sedang kubawa.

"Zayn, tidak sekarang. Ini di tengah hutan dan siang hari, bagaimana jika ada yang melihat?"

Zayn menyentuhkan ibu jarinya di depan bibirku lalu menekannya, dengan artian ia memintaku untuk menjilatnya. Tatapannya membakar gairahku, aku jadi sangat menginginkannya sekarang. Ibu jarinya kulumat dengan manja dan ia tersenyum penuh kemenangan.

Zayn mendorong tubuhku ke sebuah batang pohon besar yang berdiri kokoh tak jauh dariku. Bibirnya langsung menghujami leherku tanpa ampun dan membuatku mengerang keras atas perbuatannya itu.

Ia menghisap kulit leherku kuat-kuat saat aku menjambak rambutnya gemas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ia menghisap kulit leherku kuat-kuat saat aku menjambak rambutnya gemas. Kecupan-kecupan ringan ia tebarkan di seluruh permukaan leher dan dada atasku.

"Masih ingin menolakku?"

Aku menggelengkan kepalaku kikuk, seringaian keluar dari wajah Zayn. "Puaskan aku, tuan." Pintaku sembari memainkan jariku di dadanya yang sudah bertelanjang. "Ikuti ucapanku, Zayn pria yang paling kucintai, aku ingin kau bermain denganku dan aku ingin penismu memasukiku, ucapkan itu." Aku memasang tampang jijik mendengar ucapan Zayn. Ewh, itu sangat terdengar seperti mengemis sentuhan.

"Tidak perlu."

Zayn menatapku galak, tapi aku tetap tidak mau mengucapkan kalimat bodoh itu. "Kau harus, atau–" kini giliranku menciptakan seringai di wajahku, sekarang aku yang akan mempermainkanmu, sayang.

"Atau...?"

Zayn tampak berpikir untuk ancamanku, tetapi aku tetap tidak peduli, melainkan langsung melumat bibirnya yang membuatnya terkejut dengan perlakuanku. Bibirnya membalas bibirku lalu menghisap lidahku dalam-dalam yang membuat sensasi tersendiri di gairahku.

Tangannya meraih pinggulku untuk merapat, lalu meremasnya dan membuatku mendesah dibuatnya. Zayn mendorong tubuhku kembali ke batang pohon tersebut, dengan tangannya yang menjagai kepalaku agar tidak terbentur. Bibir kami terus bertautan satu sama lain bertukar ludah dan saling menghisap.

Bibirnya kembali menurun ke leherku, dan ia membuat banyak sekali tanda kepemilikan disana. Aku mengangkat kepalaku penuh kenikmatan, oh ciumannya saja sudah membawaku seperti ke langit ke tujuh.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Harlot | z.mWhere stories live. Discover now