t h i r t y e i g h t

4.2K 277 49
                                    

Barbara point of view

"Aku takut Niall akan melaporkan kasus pembunuhan Harry, ia bisa melakukan apapun, ia cerdik."

Zayn menundukan kepalanya kebawah, aku sangat takut ini yang akan terjadi. "Ayo mate, pengacara sudah menunggu kita di dalam." Louis memecahkan ketegangan antara aku dan Zayn. "Aku akan mengatasi semuanya, percaya padaku." Bisikku meyakinkan Zayn sembari meremas tangannya perlahan.

Tanganku mengusap ujung bibirnya yang membuatnya tersenyum. "Aku mempercayakanmu, sayang." Aku mengecup bibirnya sekilas sebelum ia mendorong kursi rodaku. "Aku harap kalian masih menganggapku ada." Cibir Louis sambil berlalu mendahului kami diikuti tawa dari aku dan Zayn.

"Tenanglah, Louie! Kau adalah bagian dari kami!"

-

Sidang putusan sudah selesai, dan Niall tidak mengelak dari hukumannya. Ia juga tidak membongkar kasus pembunuhan Harry, ia hanya mengikuti putusan hakim dan penambahan waktu hukuman dari Zayn. Entah mengapa, ia tidak membantah saat Zayn meminta perpanjangan masa hukumannya.

"Niall sangat aneh tadi, kalian merasakannya?"

Aku menoleh ke asal suara khas milik Louis. "Ia tidak melakukan pembelaan? Ya, sangat aneh." Balas Zayn, aku ikut mengangguk setuju. "Yang terpenting, ia tidak akan mengganggu kita lagi dalam beberapa tahun kedepan." Ada perasaan aneh yang tercampur dalam diriku, tapi aku tidak tahu apa.

Aku tidak tega menyaksikan orang yang dulu membahagiakanku terpuruk seperti tadi, wajahnya tadi membuatku merasa bersalah. Bukan kah ia yang membebaskanku dari siksaan ibu dan pamanku saat itu? Ia yang selalu ada di sampingku saat aku sedang bersedih.

"Ayo Barbara, kita pergi dari sini. Ibumu pasti akan memukul wajahmu lagi, ayo cepat."

"Tidak, bukan Barbara yang bersalah! Aku yang membawanya pergi, hukum aku saja, Bi."

"Sshh tenang lah, aku tak apa. Asalkan kau tersenyum, aku tak keberatan jika harus dihukum seperti ini."

"Jangan menangis seperti itu, kau membuatku ingin menangis juga."

"Kau harus tersenyum agar ayahmu bahagia di atas sana, ayolah, kau ingin ayahmu bahagia kan?"

"Kau tahu, aku sangat mencintaimu. Apapun yang membuat mu senang, akan kulakukan, apapun."

"Aku rela menyakiti diriku, hanya saja kau harus bahagia atas itu."

"Jika aku meninggalkanmu, aku harap kau masih menyisakan ruang kecil untuk hatiku, walaupun sudah ada yang mengisi hatimu."

"Walaupun aku berubah, tapi hati kecilku tak akan pernah berubah untukmu."

Air mataku menetes saat mengingat penggalan-penggalan kalimat Niall yang pernah ia ucapkan dulu, aku merindukannya. "Barbara kau mendengarkan a–ada apa?" Tidak, aku tidak mau menyakiti perasaan Zayn. Jika aku menyakitinya juga, berarti aku akan menyakiti dua orang sekaligus.

"Tidak ada, hanya kepalaku terasa sakit. Ayo kita pulang, aku ingin beristirahat."

-

Dabel? Triple? Anyone?

Oiya ada yang mau sdm lagi? Mau bagi2 lagi dan lebih banyak lagi... *buka twitter*

30+ comments for next chapt today ;)

Harlot | z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang