f o u r t y o n e

4.4K 281 167
                                    

Barbara's point of view

Kejutan yang sangat mengejutkan di hari jadiku tahun ini, ya sangat mengejutkan. Sekarang aku hanya berdiam diri di balkon kamarku, sedangkan Louis sedang sibuk dengan anjing baru yang dijadikan kejutan untukku.

Zayn?

Entah lah, aku tidak mendengar suaranya lagi setelah kejadian tadi sore. Sekarang sudah pukul sepuluh, dan ia belum juga kembali. Aku mengerti perasaan Zayn, kekasihnya yang sudah pergi sekarang kembali. Mungkin tak lama lagi, aku akan pergi dari kehidupannya. Aku hanya dijadikan pelarian untuknya, hanya sebatas itu.

Gigi sangat cantik dan ceria, dan tentunya berasal dari keluarga yang terpandang dan berbeda kelas denganku. Aku? Aku hanya seorang jalang yang dibeli oleh Zayn, aku menyadari kedudukanku. Mereka terlihat sangat serasi, terlihat dari mata Zayn yang masih menaruh harapan besar pada Gigi saat mengejar wanitanya itu, begitu juga dengan Gigi. Aku tak akan merusak hubungan mereka, tugasku cukup sampai disini. Gigi sudah kembali dalam kehidupan Zayn, dan berarti aku harus pergi dari kehidupannya.

Sebuah tangan memeluk tubuhku dari belakang, hembusan nafasnya menyentuh permukaan kulitku. "Maafkan aku..." Kepalanya bersandar di leherku, aku tak bisa menahan air mataku untuk tumpah dari pelupuk mataku. "Kau tidak perlu meminta maaf dariku, kau tidak bersalah." Zayn membalik tubuhku menjadi menghadapnya.

"Aku sangat membenci air itu keluar dari matamu, aku tidak suka kau menangis."

Zayn menempelkan bibirnya pada bibirku tanpa melumatnya dan hanya sekedar menempelkannya. "Aku hanya mencintaimu, hanya kau." Bisiknya yang membuat bibirku berkedut menahan senyum. Lidahku menjilat bibir atas Zayn dan ia hanya tersenyum menikmati perlakuanku. Setelah sekian detik tak mendapat respon, Zayn melumat lidahku dan memasukan lidahnya kedalam mulutku.

Bibir kami saling bertautan dan saling menghisap satu sama lain. Aku dapat melihat senyum Zayn yang mengembang, astaga ia sangat tampan. Tangan Zayn mendorong bahuku hingga mengenai pagar pembatas balkon, sial bagaimana jika aku terjatuh kebawah!? Aku mendorong tubuh Zayn lalu menatapnya galak, dan ia hanya menatapku dengan tatapan bertanya.

"Kau mau membunuhku ya!?"

Zayn menggeleng dan menatapku aneh. "Kau hampir saja mendorongku ke ujung balkon, bodoh. Bagaimana jika aku terjatuh!?" Sedetik kemudian Zayn tertawa lalu menggendong tubuhku dan melemparkannya ke bawah.

Beruntung aku jatuh di kolam renang, dasar bajingan! Bagaimana jika aku mati diusia muda!? Aku mengaih tanganku menuju ke permukaan, baru saja sampai permukaan wajahku sudah terkena cipratan air lagi. Zayn juga ikut terjun dari balkon kamarku, dasar sinting.

"Tadi itu sangat keren! Bagaimana perasaanmu!? I FEEL GOOD!"

Aku hanya membulatkan mataku tidak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulutnya, menurutnya ini sangat keren!? Ia hampir saja membuat jantungku terlepas dari tempatnya!

"Keren katamu!? Kau hampir saja membunuhku, Zayn!"

Tawanya membeludak, tapi tidak setelah aku mencipratkan segenggam air tepat di wajahnya yang membuat ia tersedak. Aku meninggalkannya di tengah kolam dan kembali menuju tepian kolam, malam ini sangat dingin dan aku baru saja di lempar dari lantai dua ke kolam renang dengan suhu yang sangat dingin.

Sebuah handuk mendarat di pundakku, itu Gigi. "Kau terlihat sangat kedinginan, ayo basuh tubuhmu dan kita hangatkan tubuh bersama." Ajaknya dengan nada yang kembali ceria seperti biasanya, tidak denganku. Aku hanya menatapnya dengan tatapan bertanya dan ia hanya memberiku senyuman manisnya.

Harlot | z.mМесто, где живут истории. Откройте их для себя