t h r e e

15.3K 545 17
                                    

Author's POV

Barbara merasa merinding saat ia memasuki ruangan bertemakan merah sesuai perintah Zayn. Banyak alat-alat yang menyeramkan terpajang bebas disana, ia sangat takut memikirkan apa yang akan Zayn lakukan padanya.

"Jangan melihat mereka seperti itu, mereka semua adalah sahabatku yang akan menemanimu juga."

Barbara tersentak saat mendengar bisikan Zayn di telinga sebelah kirinya. "A-apa yang harus ku lakukan sekarang?" Ia merasa sangat takut sekarang, terlebih karena perubahan sikap Zayn yang menjadi sangat mengerikan ditambah senyum tidak dapat diartikannya.

"Buka semua pakaianmu lalu tutup matamu dengan kain itu."

-

Barbara berteriak saat Zayn menarik kasar kedua putingnya. Zayn membelai wajah Barbara secara perlahan lalu memasukan dua jari kedalam mulut Barbara. Setelah merasa jarinya sudah cukup basah, ia menusukkan jarinya ke dalam vagina Barbara.

Setelah mencapai orgasme pertamanya, Zayn memborgoli tangannya ke belakang. "Tetap berdiri, jangan mencoba untuk bergerak sedikit pun. Atau para sahabatku yang akan bertindak kepadamu." Barbara hanya diam dalam lemasnya setelah mencapai orgasme pertamanya.

Zayn mengambil tambang lalu mengikatnya di tubuh Barbara dengan posisi tali yang melewati vaginanya. Tali tambang itu juga disambungkan dengan kedua paydaranya yang sedang menggantung. Rasanya tubuh Barbara akan ambruk dalam hitungan detik, tapi saat ini ia sedang benar-benar takut jika alat-alat yang ada di ruangan ini ikut bermain dengannya.

Zayn merasa ia tidak harus menyiksanya habis-habisan terlebih dahulu karena ini masih permulaan. Jadi Zayn mencopot semua tali yang sudah ia ikatkan pada Barbara, lalu menggantinya dengan satu vibrator dan dildo yang ia selipkan pada liang vagina dan duburnya.

"Ah!"

Zayn membukakan borgol dan kain penutup matanya. "Biarkan mereka tetap di dalam hingga aku yang menyuruh mengeluarkannya, sekarang kembali lah kekamarmu, sayang." Zayn mencium bibir Barbara singkat lalu memeluknya cepat. "Selamat malam, Zayn." Ucap Barbara ragu diikuti rasa takut. "Selamat malam." Balasnya hangat sembari menggiring tubuh telanjang Barbara keluar dari ruangan neraka itu.

Barbara's POV

Sial, setiap aku melangkahkan kakiku, yang di bawah keduanya saling bergesekan yang membuat aku ingin mendesah. Astaga, kamarku ada di lantai dua, dan ini ruangan bawah tanah.

"Nggh...mmph.."

Aku berusaha menahan desahan menjijikan yang ingin keluar dari mulutku. "Astaga, kau kenapa?" Tanya Zayn diikuti tawanya. "A-ah aku aku tak oh apa shit." Aku memberhentikan langkahku saat baru saja sampai di lantai satu. Vibrator itu semakin lama getarannya semakin cepat, astaga Zayn! "Hentikan Zayn, aku tidak kuat lagi." Ucapku pasrah saat aku melihat tangannya sedang bermain dengan remote yang kuyakini remote vibrator ini.

"Ini peraturanku, apa kau mau sahabatku turun tangan hm?" Sahabat yang mana? Harry atau- oh sudah lah. "Ba-baiklah, maafkan aku." Ucapku terbata-bata. Aku terus melangkahkan kakiku untuk menaiki tangga menuju lantai dua, kau harus mencoba apa yang sedang aku rasakan.

Menyiksa? Iya. Nikmat? Tentu.

Setelah hampir sampai di tangga terakhir, cairan orgasme keduaku keluar dengan sangat deras yang membuatku lemas. Tubuhku hampir saja terjatuh, beruntung Zayn ada di belakangku. Ia mengangkat tubuhku lalu membawaku ke kamar impianku.

"Kau lemah ternyata."

Aku hanya bisa menatapnya tajam sembari menikmati sisa-sisa orgasme sebelumnya. Zayn membuka kakiku menjadi mengangkang lalu memainkan keduanya secara bergantian. Aku hanya bisa menggelinjang dan mendesah merespon permainannya.

"Zayn, hentikan kumohon."

Ia semakin cepat melakukan gerakannya yang membuat tubuhku menegang lalu mengeluarkan cairanku yang ke tiga kalinya.

"Daddy, babbygirl sangat lelah."

Setelah diam beberapa saat, akhirnya aku menemukan kalimat itu yang membuat Zayn benar-benar berhenti. "Kau bisa menebak aib ku ternyata." Ia melumat bibirku kasar dan memojokanku di sandaran kasur.

-

Segini dulu aja yaa
Hope u like it
Ini gakan serem2 amet deh, tapi kl emang mood gue lagi baik pasti bakal lebih sadis.

Kritik saran di terima kok asal jagan kasar ya (;

Harlot | z.mWhere stories live. Discover now