t w e n t y t w o

6.2K 327 18
                                    

Author-

3 weeks later

"Kau sendirian saja, nona?"

Wanita yang diajak bicara oleh Zayn itu mengiyakan pertanyaan yang dilontarkan oleh pria berwajah timur itu.

"Oh, kau begitu terlihat kesepian. Bagaimana jika kau ikut denganku dan aku akan membayarmu dengan bayaran yang tinggi? Tapi dengan syarat, kau harus mengikuti semua permintaanku tanpa kecuali dan penolakan, tertarik?"

Wanita itu mengibaskan rambutnya lalu menggelayutkan tangannya manja di leher Zayn.

"Berapa euro yang akan kudapatkan, tampan?"

"Lima ribu euro."

-

Setelah melucuti pakaian wanita itu, Zayn menutup mata korbannya itu dengan kain yang selalu ia selipkan di sakunya. Dengan malas, Zayn menggendong tubuh wanita itu menuju ruang kematiannya itu. Tidak, Zayn tidak akan membunuh wanita tidak bersalah itu, ia masih mengingat pesan Barbara.

Zayn menurunkan tubuh wanita itu di meja yang luasnya seluas meja biliard. Mengikat setiap tangan dan kakinya di tiap ujung meja biliard itu. Zayn melakban seluruh tubuh wanita itu, terkecuali mulut, payudara, dan bagian intimnya. Wanita itu terus meronta dan menanyakan apa yang akan dilakukan oleh Zayn.

Teriakan demi teriakan menggema di ruangan bertemakan warna merah itu. Sedangkan Zayn hanya sibuk menonton wanita yang sedang disiksa olehnya. Zayn menyelipkan vibrator dengan getaran cepat di antara selangkangan wanita itu. Lalu dengan tali tambang yang mengikat payudaranya hingga membiru, ditambah penjepit kertas yang menjepit kedua putingnya. Dan jangan lupa, tiga buah karet berbentuk penis (dildo) dimasukan kedalam mulut kecil wanita itu.

Karena merasa gemas dengan mainannya itu, Zayn menghampiri wanita itu lalu membuka perekat itu dengan kasar. Bayangkan jika kalian menempelkan selotip pada kulit kalian lalu menariknya kasar, sakit bukan? Wanita itu merasakannya di sekujur tubuhnya yang membuat kulitnya serasa akan lepas dari tempatnya.

"Terimakasih sudah mau mengikuti permainanku, temui aku di lantai atas dengan pakaianmu yang sudah kembali seperti semula, cantik."

-

Di sisi lain, Barbara sedang diam mengamati segelas vodka gratis dari sahabatnya yang tak lain adalah bartender di pub itu. Di pikirannya hanya berisi Zayn, ia meninggalkan Zayn begitu saja. Barbara sangat yakin Zayn akan marah besar padanya jika ia bertemu lagi.

Tidak, Barbara tidak meninggalkan Zayn. Semua barang dan uangnya masih tersimpan rapih di mansion Zayn dan Zayn tahu itu. Barbara masih menunggu, kapan Zayn akan menemuinya disini? Ia merasa ini sudah waktunya untuk Zayn menemuinya dan menjelaskan semuanya padanya.

Seorang wanita (yang digunakan oleh Zayn) duduk tepat disamping kursi yang diduduki Barbara. Barbara terlihat sedikit terkejut saat melihat bekas luka kemerah-merahan di sekujur tubuh wanita malang itu.

"Cath, ada apa dengan tubuhmu itu? Seseorang melakukanmu dengan kasar?"

Wanita yang bernama Cath itu menoleh pada Barbara dengan senyum kepuasan. "Sangat kasar, tapi aku menyukainya. Apa lagi dengan bayaran yang ia beri, damn itu kelewat banyak Barbie!" Merasa penasaran dengan pernyataan yang diberikan oleh Cath Barbara terus mengorek cerita temannya itu.

"Berapa yang kau dapatkan, hm?"

Wanita itu mengeluarkan amplop coklat yang berisikan cek lima ribu euro beratas namakan Zayn Malik, dengar Zayn Malik.

"Kau bermain dengan Za-zayn?"

-

Nah nah ntabs nie ha ha *paan si*

Gue tau bagian ini bdsm nya dikit bgt trs ga ngena, gue tau. Gue nulisnya lagi gaada feel bgt.

Soo thankyou 6k readers + 1k votes nyaaa love you so much <33

Oiya sequel make out udah keluar, cek buat yang baca yaa <33

Harlot | z.mWhere stories live. Discover now