t w e n t y t h r e e

6.4K 312 34
                                    

"Kau bermain dengan Za-zayn?"

Barbara merasakan tubuhnya langsung lemas entah karena ia tahu Zayn masih menyiksa seseorang atau pun Zayn yang berselingkuh dan mungkin sudah melupakan Barbara.

"Tentu, pria tampan dengan wajah timur dan mansion besarnya. Kelihatannya kau mengenalnya, apa kau sudah bermain dengannya? Beri tahu aku, pasalnya aku belum melihat tubuhnya sedikit pun."

Barbara bisa bernafas sedikit lega mengetahui temannya belum bersetubuh dengan 'kekasih' nya itu. "Tentu, dan itu privasi kami Cath." Sepertinya Cath tersedak dengan minumannya dan membuatnya terbatuk-batuk. "Privasi? Memangnya kalian–"

"Aku kekasihnya, jalang."

-

"Ada apa, Lyce?"

Barbara dipanggil oleh Lyce ke ruangannya. Di dalam ruangannya ada seorang lelaki tua dengan wajah ketimuran seperti Zayn sedang duduk memperhatikan Barbara.

"Barbie, ada yang mau menyewamu malam ini. Perkenalkan–"

"Irrfan Mal–Irrfan Khan."

Barbara menatap lelaki tua itu dari atas hingga bawah, ia tak yakin harus bercinta dengan lelaki yang lebih pantas dijadikan ayahnya. "Maaf, tapi aku tidak bisa pulang malam. Bagaimana jika aku menggantikannya dengan blowjob atau pull out, aku benar-benar tidak bisa." Lyce dan lelaki itu menyetujui permintaan Barbara.

-

Zayn's POV

Apa tiga minggu waktu yang cukup untuk membiarkannya menenangkan dirinya? Kurasa itu sudah kelewat cukup, dan aku harus menemuinya malam ini. Siap tidak siap, aku harus membawanya kembali ke rumah ini.

Aku melangkahkan kaki ku menuju tempat dimana Barbara seharusnya ada, pub. Banyak sekali orang-orang yang membuang uangnya malam ini. Dentuman musik keras membuat kepalaku serasa ingin membludak, sialan huh.

Aku berjalan menuju meja bartender hendak menanyakan letak kekasihku, memang ia kekasihku? Entah lah, aku hanya beranggapan saja.

"Excuse me, kau kenal dengan Barbara? Barbara Palvin, ia biasa berdiam disini kan?"

Bartender itu menanggapiku dan tangannya menunjuk ke ruangan Lyce yang berarti Barbara ada di dalam sana, semoga saja.

Tanpa mengetuk, aku langsung membuka pintu ruangan bertuliskan dilarang masuk itu. Yang benar saja aku harus mengetuk, memangnya terdengar olehnya? Kurasa tidak. Di dalam aku menemukan pemandangan menjijikan, James sedang bercumbu dengan Lyce, yang benar saja.

"Ku rasa kau harus mengunci pintunya, karena hanya dengan tulisan seperti itu aku masih bisa masuk."

Mendengar omonganku, mereka langsung menjauhkan diri satu sama lain, terutama James dengan wajah terkejutnya. "Uh-huh maaf, ada apa Zain?" Aku berdecak sebal saat ia memanggilku dengan lafal aneh dan menggelikan yang kuyakini ia mengganti huruf y menjadi i.

"Dimana ke–Barbara?"

James menatapku aneh, tapi aku bisa melihat itu pandangan yang dibuat-buat saja. "Barbara..." Lyce nampak sedang berpikir untuk mencari jawaban, tapi biasanya ia tidak seperti ini. Biasanya ia akan menelepon dan meminta Barbara untuk menemuinya disini.

"Cepat sebelum aku menghancurkan tempat ini."

James hanya diam dan menatapku dengan sebelah alis terangkat yang nampak seperti menantangku. "Temui ia di toilet pria." Akhirnya James membuka suara, tapi ini membuatku terdiam. Toilet pria? Apa yang sedang ia lakukan, bajingan.

-

Author-

Barbara terus menghisap penis lelaki tua itu hingga menimbulkan suara seperti decitan di toilet pria yang sedang kosong itu. Pria itu menuntun tangan Barbara untuk memainkan bolanya dengan penuh nafsu.

Setelah puas, lelaki itu mengangkat tubuh Barbara lalu melumat bibirnya dengan liar. Tangannya mulai menggapai dada Barbara lalu meremasnya pelan membuat Barbara mendesah nikmat. Pria itu memelintir puting Barbara dari luar pakaiannya dan itu membuat Barbara mengerang frustasi.

Tapi semua itu terhenti saat Barbara melihat sosok yang sangat dirindukannya sedang menonton pertunjukannya di depan pintu toilet.

Dengan cepat, Barbara mendorong lelaki tua itu yang sedang membelakangi Zayn hingga wajahnya menghadap pada Zayn dan itu membuatnya terkejut.

"Kau."

Satu hantaman mengenai pria tua berjas itu lalu Zayn mendorongnya hingga ujung toilet. Merasa takut akan apa yang akan terjadi kedepannya, Barbara menarik paksa Zayn keluar toilet dan membawanya keluar dari pub lalu menggiringnya ke cafe tepat disamping pub.

"Kau ini kenapa?!"

Suara Barbara meninggi sembari melepaskan pegangannya pada tangan Zayn. "Kau yang kenapa?! KENAPA KAU BERMAIN DENGAN AYAHKU?!" Mendengar teriakan Zayn, Barbara membelalakan matanya tidak percaya.

"Ja-jadi..."

-

Tripleupdate mau kaga?

Yah barb selingku sama camer sendiri ah gmana si hm .-. Sabar ya jen, aku masih setia kok gakan selingkuhin kamu, kecuali sma heri mweheheh

10+ comments next

Harlot | z.mWhere stories live. Discover now