e i g h t e e n

6.7K 356 26
                                    

Harry menggesek-gesekan miliknya yang sudah mengeras dibalik jeansnya ke bokong ku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.

"Berani memberitahu Zayn, aku tak akan segan-segan menyiksamu seperti Zayn menyiksa Kendall dan Cara, mengerti?"

Ia menjambak rambutku dan mencekik leherku dengan tangannya yang cukup besar. "Jawab aku, mengerti tidak?!" Tangisku kembali membludak karena ia semakin menarik kepalaku ke belakang.

"Kurang ajar, akan ku beri kau pelajaran!"

Harry membenturkan kepalaku ke dinding yang kasar ini. "Harry!" Aku berteriak sekuat mungkin saat ia memasukan miliknya secara paksa pada bokongku. Ia terus menyentak miliknya yang membuat klitorisku tergesek dengan paku yang menempel di tembok kasar ini. Darah mulai mengalir di dahi dan pipiku.

Harry mengangkat kausku dan astaga bagaimana bisa aku melupakan memakai bra? Ia menggosok-gosokan tubuhku dengan tembok kasar di depanku dan aku hanya bisa meronta dan menangis. Ini sangat perih, aku tidak habis pikir Harry melakukan ini padaku. Darah mulai bercucuran mengenai paha dan bajuku, lebih baik aku mati dibanding disiksa seperti ini.

"Harry kumohon hentikan!"

"BERHENTI BERTERIAK PADAKU, JALANG!"

Harry membali tubuhku dan menodongkan pisau lipat dihadapan ku yang entah darimana asalnya. "Bagian mana yang harus kugores terlebih dahulu, huh?" Ia kembali memasukan penisnya ke vaginaku tanpa menggerakannya. Aku hanya menggeleng takut menjawab pertanyaanya, siapa yang ingin digores oleh pisau?! "Jawab aku, atau aku yang akan memilihnya sendiri?" Aku sudah pasrah dengan hidupku kali ini, tidak ada harapan lagi.

Mataku terpejam menunggu aksi selanjutnya yang akan ia lakukan. Pisau itu terasa dingin di pipi kiriku, perlahan pisau itu menusuk dan menggoresnua jadi goresan panjang. Rasa perih yang ku rasakan mulai menjalar ke pipi sebelahnya.

"Kau lebih cantik jika seperti itu, uh tapi masih ada yang kurang. Tunggu biar kulihat."

Aku membuka mataku dan melihat Harry akan menusukan pisaunya tepat di mataku tapi semua terhenti saat seseorang memukul Harry dengan balok kayu dari belakan, Niall James Horan.

"Barbara, kau baik-baik saja?"

Bodoh mana mungkin aku baik-baik saja. "Antarkan aku pulang, Niall. Kumohon, tolong antarkan aku." Niall memberikan jaketnya padaku lalu menggendongku ke mobilnya.

-

"Astaga, apa yang sudah kau lakukan padanya?! Bajingan, aku akan membunuhmu!"

Aku menahan Zayn yang akan menyerang Niall dengan sisa tenagaku. "Tidak, ia yang menyelamatkanku. Jangan sakiti ia, kumohon." Aku memeluk Zayn erat, tidak peduli dengan lukaku yang tertekan. "Lalu siapa yang membuatmu seperti mandi darah seperti ini jika bukan ia, huh?!" Bentak Zayn dan entah mengapa telingaku menjadi pengang dan semua gelap.

Zayn's POV

Aku terus menghubungi ulang nomer Barbara saat telepon tadi terputus. Sedetik kemudian bel berbunyi dan ada Niall serta Barbara dengan darah dimana-mana? Ada apa ini?!

"Astaga, apa yang sudah kau lakukan padanya?! Bajingan, aku akan membunuhmu!"

Ingat ucapanku tidak main-main, aku tidak akan segan-segan membunuhnya jika ia berani menyentuh Barbara sesenti pun. Barbara langsung memeluk tubuhku saat aku ingin menghajar bajingan itu, kenapa? "Tidak, ia yang menyelamatkanku. Jangan sakiti ia, kumohon." Pintanya dengan isakan yang masih terdengar jelas. Apa?

"Lalu siapa yang membuatmu seperti mandi darah seperti ini jika bukan ia, huh?!"

Seketika tubuh Barbara ambruk di pelukanku dan dengan cepat aku menggendongnya ke sofa terdekat.

"Jelaskan padaku apa yang terjadi padanya."

"Aku hanya sedang berjalan-jalan kecil di tengah kota yang sepi, lalu saat aku melewati lorong yang biasa pedofil memperkosa anak kecil aku mendengar seseorang berteriak nama Harry. Awalnya aku berniat ingin bergabung, sepertinya terlihat seru, tapi saat ku lihat Barbara dengan penuh darah disekujur tubuhnya aku langsung memukul Harry dengan balok kayu yang ada. Oh ya satu lagi, jika aku terlambat dua detik lagi, ku yakini Barbara akan kehilangan mata kanannya."

Aku terdiam seribu bahasa tidak menyangka bahwa yang melakukan ini semua adalah Harry. Ini tidak mungkin, pasti bukan Harry. Ia orang yang paling kupercaya, tidak mungkin ia melakukan itu semua.

"Kenapa? Tidak percaya? Mau kubawakan pelakunya? Baiklah tunggu disini, aku akan kembali dengan orang kepercayaanmu itu."

-

Dabel apdet nah

Maap ini sadis bgt ga sih? Gue asa gimana nulisnya, getek ngilu ngeri disatuin jadi satu masa .-.

Eh ada Neil tuh, jadi baik gtu yak

Vote comments guys

I las you <3

Harlot | z.mWhere stories live. Discover now